2008, di tahun ini gua banyak banget masalah yang gua hadapi. Awal 2008 gua masih inget banget kalo gua waktu itu masih baru selesai mencari myself identity dan baru banget mengokohkan hati buat menjadi seorang Chandra Salim. hahaha... :D Tapi gua bangga! Karena dengan gua mengokohkan diri gua bisa memulai langkah gua dengan tegak dan percaya diri serta melihat jelas ke depan! Buat yang satu ini gua yakin kalian juga udah pada melakukan hal yang sama. Mari kita berlari pada tujuan masing-masing teman!
Nah yang lucunya itu di akhir taon 2008... Gua jadi menyadari ketika gua balik lagi ngumpul ke keluarga gua tercinta, gua mendapati gua bukan lagi Can2 yang selama ini mereka kenal.. [nah loh!!?? :))] Tapi gua udah jadi Chand2! Lebih punya TASTE!! [eitss... mesti disensor nih sebelum diklaim hak paten penggunaan kalimat.. hahaha.. :))] Gua merasa gua sekarang udah berada di posisi dewasa di mata keluarga, dan tanpa gua sadari gua emang udah menyelesaikan dengan baik [setidaknya] "ujian" awal menuju kedewasaan dalam keluarga. Keluarga gua juga udah ga mandang gua sebagai Can2 tapi mereka sadar kalo gua mengokohkan diri gua sendiri sebagai Chand2. Di tengah asik2nya gua lagi menikmati rasanya jadi orang yang baru dewasa, eh gua dikejutkan dengan fakta bahwa cew yang udah gua tunggu-tunggu selama 3 taon lebih [dari semenjak awal masuk kuliah] jadian sama cow lain. Maknyus!! Dari semua yang gua lakukan sebagai Chand2 baru satu ini yang membuat gua merasa gagal sebagai Chand2!! Tapi ya sudah lah.. Let me learn to let her go.. ;( [sakit...]
A group of frogs were traveling through the woods, and two of them fell into a deep pit.
All the other frogs gathered around the pit.
When they saw how deep the pit was, they told the unfortunate frogs they would never get out.
The two frogs ignored the comments and tried to jump up out of the pit.
The other frogs kept telling them to stop, they were as good as dead.
Finally, one of the frogs took heed to what the frogs were saying and simply gave up.
He fell down and died.
The other frog continued to jump as hard as he could.
Once again, the crowd of frogs yelled at him to stop the pain and suffering and just die.
He started to jump even harder and finally made it out.
But when he got out, the other frogs asked him, "Why did you continue jumping? Didn't you hear us telling you to quit."
The frog explained to them that he was deaf.
Sepasang suami istri hidup bahagia. Sejak 10 tahun yang lalu, sang istri terlibat aktif dalam kegiatan untuk menentang ABORSI, karena menurut pandangannya, aborsi berarti membunuh seorang bayi. Setelah bertahun-tahun berumah-tangga, akhirnya sang istri hamil, sehingga pasangan tersebut sangat bahagia. Mereka menyebarkan kabar baik ini kepada famili, teman2 dan sahabat2, dan lingkungan sekitarnya. Semua orang ikut bersukacita dengan mereka.
Tetapi setelah beberapa bulan, sesuatu yang buruk terjadi. Dokter menemukan bayi kembar dalam perutnya, seorang bayi laki2 dan perempuan. Tetapi bayi perempuan mengalami kelainan, dan ia mungkin tidak bisa hidup sampai masa kelahiran tiba. Dan kondisinya juga dapat mempengaruhi kondisi bayi laki2. Jadi dokter menyarankan untuk dilakukan aborsi, demi untuk sang ibu dan bayi laki2 nya.
Fakta ini membuat keadaan menjadi terbalik. Baik sang suami maupun sang istri mengalami depressi. Pasangan ini bersikeras untuk tidak menggugurkan bayi perempuannya (membunuh bayi tsb), tetapi juga kuatir terhadap kesehatan bayi laki2nya. "Saya bisa merasakan keberadaannya, dia sedang tidur nyenyak", kata sang ibu di sela tangisannya.
Lingkungan sekitarnya memberikan dukungan moral kepada pasangan tersebut, dengan mengatakan bahwa ini adalah kehendak Tuhan. Ketika sang istri semakin mendekatkan diri dengan Tuhan, tiba-tiba dia tersadar bahwa Tuhan pasti memiliki rencanaNya dibalik semua ini. Hal ini membuatnya lebih tabah. Pasangan ini berusaha keras untuk menerima fakta ini. Mereka mencari informasi di internet, pergi ke perpustakaan, bertemu dengan banyak dokter, untuk mempelajari lebih banyak tentang masalah bayi mereka. Satu hal yang mereka temukan adalah bahwa mereka tidak sendirian. Banyak pasangan lainnya yang juga mengalami situasi yang sama, dimana bayi mereka tidak dapat hidup lama. Mereka juga menemukan bahwa beberapa bayi akan mampu bertahan hidup, bila mereka mampu memperoleh donor organ dari bayi lainnya. Sebuah peluang yang sangat langka. Siapa yang mau mendonorkan organ bayinya ke orang lain?
Jauh sebelum bayi mereka lahir, pasangan ini menamakan bayinya, Jeffrey dan Anne. Mereka terus bersujud kepada Tuhan. Pada mulanya, mereka memohon keajaiban supaya bayinya sembuh. Kemudian mereka tahu, bahwa mereka seharusnya memohon agar diberikan kekuatan untuk menghadapi apapun yang terjadi, karena mereka yakin Tuhan punya rencanaNya sendiri.
Keajaiban terjadi, dokter mengatakan bahwa Anne cukup sehat untuk dilahirkan, tetapi ia tidak akan bertahan hidup lebih dari 2 jam. Sang istri kemudian berdiskusi dengan suaminya, bahwa jika sesuatu yang buruk terjadi pada Anne, mereka akan mendonorkan organnya. Ada dua bayi yang sedang berjuang hidup dan sekarat, yang sedang menunggu donor organ bayi. Sekali lagi, pasangan ini berlinangan air mata. Mereka menangis dalam posisi sebagai orang tua, dimana mereka bahkan tidak mampu menyelamatkan Anne. Pasangan ini bertekad untuk tabah menghadapi kenyataan yg akan terjadi.
Hari kelahiran tiba. Sang istri berhasil melahirkan kedua bayinya dengan selamat. Pada momen yang sangat berharga tersebut, sang suami menggendong Anne dengan sangat hati-hati, Anne menatap ayahnya, dan tersenyum dengan manis. Senyuman Anne yang imut tak akan pernah terlupakan dalam hidupnya.
Tidak ada kata2 di dunia ini yang mampu menggambarkan perasaan pasangan tersebut pada saat itu. Mereka sangat bangga bahwa mereka sudah melakukan pilihan yang tepat (dengan tidak mengaborsi Anne), mereka sangat bahagia melihat Anne yang begitu mungil tersenyum pada mereka, mereka sangat sedih karena kebahagiaan ini akan berakhir dalam beberapa jam saja. Sungguh tidak ada kata2 yang dapat mewakili perasaan pasangan tersebut. Mungkin hanya dengan air mata yang terus jatuh mengalir, air mata yang berasal dari jiwa mereka yang terluka..
Baik sang kakek, nenek, maupun kerabat famili memiliki kesempatan untuk melihat Anne. Keajaiban terjadi lagi, Anne tetap bertahan hidup setelah lewat 2 jam. Memberikan kesempatan yang lebih banyak bagi keluarga tersebut untuk saling berbagi kebahagiaan. Tetapi Anne tidak mampu bertahan setelah enam jam.....
Para dokter bekerja cepat untuk melakukan prosedur pendonoran organ. Setelah beberapa minggu, dokter menghubungi pasangan tsb bahwa donor tsb berhasil. Dua bayi berhasil diselamatkan dari kematian.
Pasangan tersebut sekarang sadar akan kehendak Tuhan. Walaupun Anne hanya hidup selama 6 jam, tetapi dia berhasil menyelamatkan dua nyawa. Bagi pasangan tersebut, Anne adalah pahlawan mereka, dan sang Anne yang mungil akan hidup dalam hati mereka selamanya...
SESUATU ADA DI SINI MEMILIKI TUJUAN MASING-MASING. JADI BIARKANLAH ALAM YANG MENYELEKSINYA
-end-