Sunday, May 24, 2009

Indonesia di Olimpiade Fisika Internasional

Selama beberapa tahun belakangan, Indonesia tidak pernah absen dari medali emas Olimpiade Fisika Internasional (IPhO) maupun Olimpiade Fisika Asia (APhO). Prestasi-prestasi ini tentunya membuat bukan hanya dunia internasional yang melirik kepada Indonesia, tetapi masyarakat Indonesia sendiri pun memberi perhatian lebih kepada siswa-siswa berprestasi tersebut. Harapan bahwa bangsa ini akan menuju ke masa keemasan bukan lagi hanya mimpi, tetapi bayangannya telah tampak di depan mata. Dengan bibit-bibit unggul ini diharapkan Indonesia kelak dipimpin oleh pribadi-pribadi yang berkualitas baik segi intelektual dan psikis.

SEJARAH

Ide mengundang Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) untuk mengikuti turnamen yang paling berbobot dalam bidang sains ini berasal dari kelompok mahasiswa Fisika tingkat doktoral di College of William & Mary (Virginia Amerika Serikat) pada tahun 1992. Dua calon doktor Fisika (Yohanes Surya dan Agus Ananda) mengambil inisiatif untuk mengundang 5 pelajar terbaik SMA di Indonesia ke Virginia untuk ditraining selama 2 bulan penuh sebelum diterjunkan dalam Olimpiade Fisika Internasional ke-24 (IPhO) yang diadakan di kampus ini. "Koordinator IPhO, Prof. Hans Von Bayer mengijinkan kami untuk melakukannya. Kami juga menerima bantuan dari Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, tempat kuliah kami dahulu untuk mengadakan seleksi. Sekitar tujuh puluh lima pelajar ikut serta dalam tes seleksi ini, kebanyakan dari mereka berasal dari pulau Jawa", ujar Yohanes Surya.


Yayasan TOFI dibentuk pada tanggal 2 Juni 1995 oleh 4 orang pemuda: Yohanes Surya, Agus Ananda, Roy Sembel dan Joko Saputro. Saat ini Yohanes Surya menjabat sebagai koordinator pelaksana, Agus Ananda sebagai wakil dan Roy Sembel sebagai bendahara/humas. Sedangkan Joko Saputro kini menjabat sebagai koordinator Tim Olimpiade Komputer Indonesia. Yayasan ini berkedudukan di Kemang Melati 3 Blok L-11 Kemang Pratama 2 Bekasi 17116. Sebagai mitra pemerintah, Yayasan TOFI didirikan agar pembinaan TOFI dapat dikelola secara profesional sehingga setiap tahun diharapkan TOFI dapat menghasilkan prestasi yang baik dalam Olimpiade Fisika Internasional. Kegiatan yang dilakukan oleh Yayasan TOFI tidak hanya sebatas pembinaan siswa yang akan bertanding dalam Olimpiade Fisika Internasional saja, tetapi juga meningkatkan kemampuan dan wawasan para guru Fisika di Indonesia.

"Bekerja sama dengan Departemen Pendidikan, kami mengadakan selesi yang lebih menyebar, ke 27 propinsi di Indonesia. Diantara 1400 pelajar yang mengikuti selesi awal pada bulan Oktober. Hasilnya adalah dua puluh empat pelajar yang terpilih untuk menerima buku-buku dan bahan pelajaran untuk tahapan kualifikasi selanjutnya. Untuk kualifikasi, mereka diundang ke Jakarta. Hasil akhir adalah enam pelajar yang kami tempatkan di Puncak sebagai tempat pelatihan. Sepertinya mereka sangat menikmatinya. Cenderung terisolasinya lokasi juga membantu mereka, disamping ada yang menjadikannya untuk saat diet dengan hasil sekitar tiga kilogram. Setiap minggu mereka diberikan ujian selama lima hingga sepuluh jam. Hasil pada tahun 1995 sangat menggembirakan. Tim kita memboyong satu medali perak, satu medali perunggu dan tiga penghargaan dari IPhO di Australia."

PENCARIAN

Sejak mengikuti IPhO 1993 sampai IPhO 2007, perolehan medali TOFI telah berjumlah 13 emas, 12 perak, 23 perunggu, dan 15 honorable mention.

Perolehan nilai pelajar Indonesia di IPhO tidak berbeda jauh dari tahun-tahun sebelumnya tetapi persaingan kian mengetat dengan persiapan tim-tim yang juga semakin membaik. Buktinya, 37 emas terdistribusi kepada 22 negara di IPhO 2007. Batas bawah nilai untuk medali pun terus meningkat. Kalau untuk memperoleh emas di IPhO ke-37 cukup bernilai 37, maka di IPhO ke-38 ini harus bernilai 44. IPhO ke-38 di Isfahan, Iran, diikuti 73 negara dengan jumlah peserta 327 pelajar didampingi 135 leader dengan 86 observer dan17 visitor. Kelima pelajar TOFI merebut 1 emas atas nama Muhammad Firmansyah Kasim dengan nilai 45,7 disusul 3 perak (Rudi Handoko Tanin, Musawwadah Mukhtar, dan Yosua Michael Maranatha) serta 1 perunggu (David Halim).  

IPhO adalah pertandingan fisika antar-pelajar terbaik di dunia yang diselenggarakan sejak tahun 1967. Tiap negara hanya mengirim 5 pelajar terbaik. Peserta peringkat 6% terbaik meraih emas, 12% berikutnya perak, dan 18% berikutnya lagi perunggu.

Program TOFI hasil kerjasama Yayasan TOFI dengan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), didukung Kantor Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra), dan beberapa pihak swasta.

Prof Yohanes—begitu sapaannya—berobsesi membangun Indonesia dengan sains dan teknologi. Caranya, jumlah ilmuwan Indonesia harus mencapai critical mass dan masyarakat Indonesia berbasis sain dan teknologi. Untuk mencapai critical massa, semua alumni TOFI dan siswa-siswa berbakat fisika dikirim ke perguruan tinggi terbaik di luar negeri, sedangkan untuk mencapai masyarakat Indonesia berbasis sain dan teknologi, dikampanyekan pembelajaran fisika metode Gasing (GAmpang, aSyIk, menyenaNGkan) untuk semula kalangan masyarakat, terutama anak-anak.  

Perolehan emas IPhO untuk apa? Yohanes mengatakan, sebagai trigger (pemicu) untuk membangkitkan gairah pelajar Indonesia mempelajari fisika dan menumbuhkan rasa percaya diri mereka. “Sebelumnya, mereka tidak bangga karena Indonesia banyak jeleknya,” tambahnya.

“Setelah Indonesia juara dunia IPhO, anak-anak bangga menjadi orang Indonesia,” ia mengutip ucapan pelajar Indonesia yang mendalami fisika di perguruan tinggi terbaik di luar negeri. “Kalau saya mengirim siswa-siswa kita ke Amerika atau ke negara mana pun, saya tidak lagi merasa minder mereka akan gagal. Saya percaya mereka akan sukses.”

Pria berambut lurus ini memulai pemaparan dengan melontarkan sebuah pertanyaan: “Apakah kita bisa meraih Nobel?” Di hadapan anggota PAH III DPD, Yohanes selaku team leader memutar rekaman video suasana pembagian medali ketika Indonesia merebut 4 emas dan 1 perak IPhO di Singapura, 8 Juli 2006.

Meskipun jumlah medali emas Indonesia di bawah China, yang meraih 5 emas, namun peringkat juara pertama (the champion) berhasil digenggam tim Indonesia karena salah satu dari empat peraih emas Indonesia mencatat nilai tertinggi dalam ujian teori dan eksperimen. IPhO kali ini diikuti pelajar 384 dari 86 negara.

Jonathan Pradana Mailoa (SMA Kristen 1 Penabur Jakarta) meraih nilai tertinggi ujian teori dan eksperimen (29,7 dan 17,10), melebihi nilai pelajar dari China, Yang Suo Long, yang meraih 29,6 (teori) dan 16,45 (eksperimen). Jonathan tak hanya melampaui nilai pelajar China tetapi juga menang mutlak untuk teori dan eksperimen, sehingga berhak mendapat gelar the absolute winner.

Sebuah pencapaian langka untuk international event sekelas IPhO. “Kita sudah juara dunia, kita mengalahkan 85 negara. Kita sudah tunjukkan bahwa kita mampu,” ujarnya. Tapi di balik kemenangan itu, ia masih penasaran apakah hanya anak-anak kota yang mampu mengikuti kompetisi IPhO. “Saya waktu itu penasaran juga, ‘Apakah anak-anak kota yang mampu’. 

Yohanes mengakui, pelaksanaan program talent scouting (TS atau penelusuran bakat) masih belum bagus. Selama 13 tahun membina TOFI, Yohanes mengaku lebih banyak mengandalkan insting untuk mencari anak-anak ber-IQ (Intellectual Quotient) tinggi atau rendah, selain merujuk hasil tes IQ. “Ke depan, kita harus membuat program talent scouting yang lebih bagus lagi.”

Selama ini penjaringan anak-anak berbakat tergantung pemerintah daerah. Tidak hanya fisika, tapi juga bidang lain seperti matematika, biologi, kimia, komputer, dan astronomi. Umumnya, seleksi tingkat lokal dimulai dari kabupaten/kota berlanjut ke jenjang provinsi hingga nasional. Caranya, setiap sekolah mengirim wakil terbaiknya yang dijaring dari seleksi-seleksi tersebut.

Kalau saja pelaksanaan program talent scouting sudah terpola maka Indonesia akan mampu menyaingi China. “Delegasi China selalu ngomong, ‘Kami training 50 anak-anak yang terbaik, merem saja akan dapat 5 emas’. Kita kesulitan, kalau kami training 50 anak-anak, yang terpilih paling banyak 2 atau 3. Kalau semua bagus, kita bisa dapat 50 emas.”

Ia menyadari, anak-anak ber-IQ di atas 150 banyak tersebar di daerah-daerah. Ketika TOFI mengetes 451 anak di Kabupaten Toba Samosir saja, ditemukan enam anak ber-IQ tinggi. “Saya kaget, ternyata di daerah banyak sekali anak-anak yang IQ-nya tinggi. Kok nggak dipoles.”

Keadaan serupa juga ditemukan di Papua. Selagi mencari anak-anak di Papua, ia bertemu Andrey Sakharoon Awoitauw, siswa kelas 2 SMP di Pulau Kepala Burung---sebutan Papua. Andrey tak pintar, apalagi urusan berhitung. Ia kedodoran saat Yohanes menugaskan ia menjumlahkan 1/2 dengan 1/3. Jawabannya 1/5, jelas keliru. “Waktu saya interview pertama kali, pengetahuan matematikanya sangat rendah.”

“Tetapi waktu saya interview lebih lanjut, saya tertarik, (karena) ia mempunyai kemampuan dasar yang baik.” Yohanes menawari Andrey digembleng untuk persiapan Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang matematika. OSN adalah kompetisi para remaja khususnya siswa SMA berusia 12-19 tahun yang berbakat di bidang matematika, fisika, kimia, biologi, dan komputer. Di Universitas Pelita Harapan (UPH), Karawaci, Tangerang, inilah Andrey dan peserta TOFI lainnya digembleng pakar-pakar fisika bergelar master dan doktor.

Andrey bak bermetamorfosis: dari seorang gagap berhitung menjadi sosok brilian matematika. Ia meraih perak OSN di Pekanbaru, 23-29 Agustus 2004. Tapi, Yohanes, sang mentor, tak lantas menyanjungnya habis-habisan. Ia malah mengipas-ngipasi Andrey, “Kamu belum apa-apa. Kamu belum jadi nomor satu.” Yohanes berkali-kali mendengungkan kalimat sakti di telinganya. “Papua masih dianggap sebelah mata di negeri ini. Buktikan bahwa itu keliru. Kamulah yang akan membuktikannya, bukan orang lain. Ayo, raih medali emas.”

Berikutnya, ia menjadi peserta OSN di Jakarta, 4-9 September 2005, yang juga diikuti Ivan Kristanto, siswa SMPK 4 BPK Jakarta. Ivan peraih gelar The Best Overall dan The Best Theory Olimpiade Matematika dan Sains Internasional Tingkat Sekolah Dasar atau International Mathematics and Science Olympiad for Primary School di Jakarta, 14-19 November 2005. “Saya bilang, ‘Kalahkan dia (Ivan). Baru kamu hebat’,” Yohanes melanjutkan ceritanya.

Luar biasa, Andrey berhasil meraih emas matematika mengalahkan Ivan. Di ajang tersebut anak Papua itu membuktikan diri bukan underdog. “Anak Papua, yang menghitung 1/2 ditambah 1/3, jawabannya 1/5, bisa mengalahkan juara dunia dari Jakarta. Artinya apa? Indonesia punya potensi yang luar biasa. Sampai ke ujung-ujung pun banyak anak-anak berbakat.”

Yohanes mengakui kehebatan anak-anak daerah lainnya. Ia mencontohkan I Made Agus Wirawan, siswa SMUN 1 Bangli, Bali, memboyong emas IPhO di Padua, Italia, 19-26 Juli 1999, bersama peraih perak Ferdinand Wawolumaya (SMUK Aloysius Bandung), peraih perunggu Jerry Prawiharjo (SMUK St Albertus Malang) dan Landobasa Lumbantobing (SMU St Angela Bandung), serta Ma’muri (SMUN 1 Cirebon) yang meraih honorable mention (penghargaan khusus, di bawah perunggu).

Terakhir, Muhammad Firmansyah Kasim, siswa kelas 1 SMA Islam Athirah Makassar, mempersembahkan emas untuk Indonesia dari IPhO di Isfahan, Iran, 13-22 Juli 2007, bersama 3 perak yang diperoleh Rudi Handoko Tanin (SMA Sutomo 1 Medan), Musawwadah Mukhtar (SMAN 78 DKI Jakarta), dan Yosua Michael Maranatha (SMAN 3 Yogyakarta), serta 1 perunggu atas nama David Halim (SMA Xaverius Bandar Lampung). Selain emas IPhO, Muhammad Firmansyah Kasim juga beroleh emas APhO dan emas International Junior Science Olympiad.

Misalnya lagi, Jonathan Pradana Mailoa, meraih emas IPhO 2006, the absolute winner dan the best experiment IPhO 2006, serta the best ASIA Student; Pangus Ho, meraih emas IPhO 2006 dan the best experiment APhO 2007.

“Selama kita selalu ikut IPhO, yang menang medali (emas, perak, perunggu) dari Banda Aceh sampai Jayapura,” ulasnya. “Daerah-daerah di Indonesia banyak sekali berpotensi luar biasa.” Kenyataan itu membuktikan anak desa atau anak daerah tidak kalah pintar dibanding anak kota atau anak Jakarta. Jika anak desa atau anak daerah diberi kesempatan dan difasilitasi yang sama untuk belajar maka mereka akan mempunyai kemampuan yang sama, bahkan melebihi anak kota atau anak Jakarta.

“Cuma mereka belum dipoles.” Yohanes meyakini, jika anak-anak ber-IQ di atas 150 yang dijaring dari daerah-daerah dimasukkan ke kelas-kelas super mengikuti pembinaan intensif maka kemungkinan besar mereka akan meraih emas IPhO. TOFI mempersiapkan pelajar mewakili Indonesia di ajang APhO dan IPhO. Dari 30 besar peserta TOFI, dijaring 8-10 pelajar untuk mengikuti pembinaan intensif hingga keberangkatan ke APhO atau IPhO. Selama pembinaan intensif menuju APhO atau IPhO, mereka menjalani pelatihan teori dan pelatihan eksperimen. Di APhO maupun IPhO, yang diujikan ke peserta adalah ujian teori dan ujian eksperimen. Nilai hasil ujian teori ini dijumlahkan dengan nilai hasil ujian eksperimen untuk menentukan peraih medali.

HASIL

Berikut nama-nama yang telah berhasil mengukirkan nama Indonesia menjadi sejajar dengan nama-nama negara lain di dunia internasional di Olimpiade Fisika:

Nama Oki Gunawan
Sekolah SMUN 78, Jakarta
IPhO Perunggu (1993)
S1 Electrical Engineering - Nanyang Technological University, Singapore
S2 Electrical Engineering - Nanyang Technological University, Singapore
S3 Electrical Engineering - Princeton University, AS

Nama Agus Bani Abdillah
Sekolah SMUN 1, Yogyakarta
IPhO Perunggu (1995)
S1 Computer Science - Tokyo Institute of Technology, Jepang
S2 Communications and Integrated Systems

Nama Teguh Budimulia
Sekolah SMUK 1 BPK Penabur, Jakarta
IPhO Medali Perak (1995)
S1 Computer Engineering - Wisconsin University, AS
S2 Computer Engineering - Wisconsin University, AS

Nama Wahyu Setyawan
Sekolah SMUN 1 Surakarta, Jawa Tengah
IPhO Perunggu (1996)
S1 Teknik Elektro - Institut Teknologi Bandung, Indonesia
S2 Jurusan fisika - Florida State University, AS
S3 Computational Materials Science - Duke University, AS

Nama Boy Tanto
Sekolah SMUK Kalam Kudus P.Siantar, Sumatra Utara
IPhO Perunggu (1997)
S1 Physics - National University of Singapore, Singapore

Nama Endra Ennoly
Sekolah SMUN 78, Jakarta
FPhC Medali Emas (1997)
S1 Teknik Informatika - Universitas Bina Nusantara, Indonesia
S2 Teknik Informatika - Universitas Bina Nusantara, Indonesia

Nama Rizal Fajar Hariadi
Sekolah SMU Al-Azhar, Jakarta
FPhC Medali Emas (1997)
S1 Biochemistry- Washington State University, AS
S2 Applied Physics - California Institute of Technology

Nama Tony Tan
Sekolah SMU Sutomo 1, Medan
Propinsi Sumatera Utara
FPhC Medali Perak (1997)
S1 National University of Singapore, Singapore

Nama Wayan Gde Widiartha
Sekolah SMUN 1 Gianyar Bali
IPhO Perunggu (1997)
S1 Nanyang Technological University, Singapore

Nama Ferdinand Wawolumaya
Sekolah SMUK Aloysius, Bandung
IPhO Medali Perak (1999)
S1 Physics - National University of Singapore, Singapore

Nama I Made Agus Wirawan
Sekolah SMUN Bangli, Bali
IPhO Medali Emas (1999)
S1 California Institue of Technology; Fisika - Universitas Pelita Harapan, Indonesia

Nama Jerry Prawiharjo
Sekolah SMUK St.Albertus, Malang
IPhO Perunggu (1999)
S1 Fisika - Institut Teknologi Bandung, Indonesia

Nama Landobasa Lumbantobing
Sekolah SMU St. Angela, Bandung
IPhO Perunggu (1999)
S1 Electrical Engineering - Nanyang Technological University, Singapore

Nama Bahar Riand Passa
Sekolah SMU Taruna Nusantara, Jawa Tengah
IPhO Perunggu (2000)
S1 Electrical and Electronic Engineering -Nanyang Technological University, Singapore
S2 Financial Engineering - NTU & Carnegie Mellon University

Nama Bremana Adhi
Sekolah SMU Taruna Nusantara, Jawa Tengah
IPhO Perunggu (2000)
APhO Perunggu (2000)
S1 Electrical Engineering -Nanyang Technological University, Singapore

Nama Halim Kusumaatmaja
Sekolah SMUK 1, Jakarta
IPhO Perunggu (2000)
APhO Perunggu (2000)
S1 Fisika - Institut Teknologi Bandung, Indonesia (1 semester); Physics - Leicester Univeersity

Nama Yoga Dvipayana
Sekolah SMUN 4 Denpasar, Bali
IPhO Perunggu (2000)
S1 Electrical Engineering - Nanyang Technological University, Singapore

Nama Zainul Abidin
Sekolah SMUN Moncong, Makasar
APhO Medali Perak (2000)
S1 Fisika - Institut Teknologi Bandung, Indonesia
S2 Physics - College of William and Mary,  AS
S3 Physics - College of William and Mary, AS

Nama Abrar Yusra
Sekolah SMUN 2 Modal Bangsa, DI Aceh
APhO Perunggu (2001)
S1 Nanyang Technology University, Singapore

Nama Anthony Iman Hertanto
Sekolah SMU Pelita Harapan, Tangerang
IPhO Perunggu (2001)
S1 Mechanical Engineering - Toronto University, Jepang

Nama Frederick Petrus
Sekolah SMU Sutomo 1, Medan
IPhO Medali Perak (2001)
APhO Medali Perak (2001)
S1 Chemical Engineering - National University of Singapore, Singapore

Nama Imam Makhfudz
Sekolah SMUN 5, Surabaya
IPhO Perunggu (2001)
S1 Nanyang Technological University, Singapore

Nama Rezy Pradipta
Sekolah SMU Taruna Nusantara, Magelang
IPhO Medali Perak (2001)
APhO Medali Emas (2001)
Prestasi Lain The most creative solution of Theoretical Examination APhO 2001 Taiwan
S1 Physics-MIT
S2 Nuclear Science and Engineering-MIT
S3 Nuclear Science and Engineering-MIT

Nama Rizki Muhammad Ridwan
Sekolah SMUN 5, Bandung
IPhO Perunggu (2001)
S1 Nanyang Technological University, Singapore

Nama Agustinus Peter Sahanggamu
Sekolah SMUN 78, Jakarta
IPhO Medali Emas (2002)
APhO Medali Emas (2002)
Prestasi Lain The best Theoretical APhO 2002 Singapura
S1 Physics - Massachusetts Institute of Technology, AS

Nama Christopher S.A. Hendriks
Sekolah SMU Pelita Harapan, Tangerang
IPhO Medali Perak (2002)
APhO Perunggu (2002)
S1 Fisika - Universitas Pelita Harapan, Indonesia

Nama Evelyn Mintarno
Sekolah SMUK 1 Penabur, Jakarta
IPhO Perunggu (2002)
APhO Perunggu (2002)
S1 Stanford University

Nama Fajar Ardian
Sekolah SMU Insan Cendekia, Serpong
IPhO Medali Emas (2002)
APhO Perunggu (2002)
S1 Electrical Engineering - Nanyang Technological University, Singapore
S2 Electrical Engineering - Nanyang Technological University, Singapore
S3 Electrical Engineering - Nanyang Technological University, Singapore

Nama Rangga Perdana Budoyo
Sekolah SMU Taruna Nusantara Magelang
APhO Perunggu (2002)
S1 Wesleyan University, AS

Nama Widagdo Setiawan
Sekolah SMUN 1 Denpasar, Bali
IPhO Medali Emas (2002)
APhO Perunggu (2002)
S1 Aeronautical Engineering - Massachusetts Institute of Technology, AS

Nama Bernard Ricardo
Sekolah SMU Regina Pacis, Bogor
IPhO Medali Perak (2003)
APhO Medali Emas (2003)
S1 Electrical - Nanyang Technological University, Singapore
S2 Applied Physics - National University of Singapore, Singapore

Nama Hani Nurbiantoro Santosa
Sekolah SMU Sedes Sapientiae, Jawa Tengah
APhO Medali Emas (2003)
S1 Fisika - Institut Teknologi Bandung, Indonesia

Nama Rangga Perdana Budoyo
Sekolah SMU Taruna Nusantara, Magelang
IPhO Medali Perak (2003)
APhO Medali Emas (2003)
S1 Wesleyan University, AS

Nama Tri Wiyono Darsowyono
Sekolah SMUN 3 Yogyakarta
IPhO Perunggu (2003)
APhO Medali Emas (2003)
S1 Farmasi - Universitas Gajah Mada, Indonesia

Nama Widagdo Setiawan
Sekolah SMUN 1 Denpasar, Bali
IPhO Medali Emas (2003)
APhO Medali Emas (2003)
S1 Aeronautical Engineering - Massachusetts Institute of Technology, AS

Nama Yudistira Virgus
Sekolah SMU Xaverius 1, Palembang
IPhO Perunggu (2003 & 2004)
APhO Medali Emas (2003)
S1 Fisikia - Institut Teknologi Bandung, Indonesia

Nama Andika Putra
Sekolah SMU 1 Sutomo, Medan
IPhO Perunggu (2004)
S1 Fisika - Institut Teknologi Bandung, Indonesia

Nama Ardiansyah
Sekolah SMU Plus, Riau
IPhO Perunggu (2004)
S1 Teknik Mesin - Institut Teknologi Bandung, Indonesia

Nama Edbert Jarvis Sie
Sekolah SMUK 1 Penabur, Jakarta
IPhO Medali Perak (2004)
Prestasi Lain Peringkat 1 NTU, peraih medali emas Lee Kuan Yew
S1 Physics - Nanyang Technological University, Singapore

Nama Ali Sucipto T
Sekolah SMU Xaverius I, Palembang
IPhO Medali Emas (2005)
APhO Medali Emas (2005)
S1 Physics - Nanyang Technological University, Singapore

Nama Andika Putra
Sekolah SMU 1 Sutomo, Medan
IPhO Medali Emas (2005)
APhO Medali Emas (2005)
S1 Fisika - Institut Teknologi Bandung, Indonesia

Nama Ario Prabowo
Sekolah SMA Taruna Nusantara, Jawa Tengah
IPhO Perunggu (2005)
APhO Perunggu (2005)

Nama Michael Adrian
Sekolah SMA Regina Pacis, Bogor
IPhO Perunggu (2005)
APhO Medali Emas (2005)
S1 Physics - Nanyang Technological University, Singapore

Nama Purnawirman
Sekolah SMUN 1, Pekanbaru
IPhO Perunggu (2005)
APhO Medali Emas (2005)
S1 Physics - Nanyang Technological University, Singapore

Nama Thomas Alfa Edison
Sekolah SMUN 3 Bandung
APhO Perunggu (2005)
S1 Institut Teknologi Bandung, Indonesia

Nama Yongky Utama
Sekolah SMU Dian Harapan, Banten
APhO Medali Perak (2005)
S1 Physics - Hong Kong University of Science and Technology, Hong Kong

Nama Andy Octavian Latief
Sekolah SMAN 1, Pamengkasan
IPhO Medali Emas (2006)
APhO Perunggu (2006)
S1 Fisika - Universitas Indonesia, Indonesia

Nama Irwan Ade Putra
Sekolah SMAN 1, Pekanbaru
IPhO Medali Emas (2006)
APhO Medali Emas (2006)
S1 Physics - Nanyang Technological University, Singapore

Nama Jonathan Pradana Mailoa
Sekolah SMAK 1 BPK Penabur, Jakarta
IPhO Medali Emas (2006)
APhO Medali Perak (2006)
Prestasi Lain Absolute Winner IPhO 2006, Singapura; The best Experiment IPhO 2006, Singapura; The best ASIA Student
S1 Masschusetts Institute of Technology, AS

Nama Muhammad Firmansyah Kasim
Sekolah SMA Islam Athirah, Makassar
IPhO Medali Perak (2006), Medali Emas (2007)
APhO Medali Perunggu (2006), Medali Emas (2007)
Prestasi Lain Medali Emas, International Junior Science Olympiad 2nd; Medali Perunggu, Asian Physics Olympiad 7th; Medali Perak, International Physics Olympiad 37th

Nama Pangus Ho
Sekolah SMAK 3 BPK Penabur, Jakarta
IPhO Medali Emas (2006)
APhO Medali Emas (2006)
Prestasi Lain The best experiment APhO 2007 Kazhakstan
S1 Masschusetts Institute of Technology, AS

NamaRudy Handoko Tanin
Sekolah
SMA Sutomo 1, Medan
Propinsi
Sumatera Utara
IPhO
Medali Perak (2007)
APhO
Medali Perunggu (2006), Medali Emas (2007)

Nama Adam Badra Cahaya
Sekolah SMAN 1, Jember
APhO Perunggu (2007)

Nama Ari Prasetyo
Sekolah SMAN 1, Sukoharjo
APhO Medali Perak (2007)

Nama David Halim
Sekolah SMA Xaverius, Bandar Lampung
IPhO Perunggu (2007)
APhO Medali Perak (2007)
Prestasi Lain Medali Emas, Olimpiade Sains Nasional 2004; Medali Emas, International Junior Science Olympiad 2005

Nama Indra Purnama
Sekolah SMA Taruna Nusantara, Magelang
APhO Perunggu (2007)
S1 Physics - Nanyang Technological University, Singapore

Nama Ivan Gozali
Sekolah SMA Kanisius, Jakarta
APhO Medali Perak (2007)
Prestasi Lain Medali Emas&Absolute Winner OSN Fisika 2005

Nama Musawwadah Mukhtar
Sekolah SMAN 78, Jakarta
IPhO Medali Perak (2007)
APhO Medali Perak (2007)

Nama Ridwan Salim Sanad (Tim B)
Sekolah SMAN 4 Denpasar, Bali
APhO Perunggu (2007)
S1 Physics - Nanyang Technological University, Singapore

Nama Yosua Michael Maranatha
Sekolah SMAN 3, Yogyakarta
IPhO Medali Perak (2007)
APhO Perunggu (2007)
Prestasi Lain Medali emas IJSO 2nd; Absolute Winner IJSO 2nd

Nama Adam Badra Cahaya
Sekolah
SMAN 1, Jember
IPhO
Medali Perak (2008)
APhO
Medali Emas (2008)
Prestasi Lain
Medali Perunggu APhO 8 Shanghai-Cina 2007

Nama Kevin Winata
Sekolah SMAK 1 BPK Penabur, Jakarta
IPhO Medali Emas (2008)
APhO Medali Emas (2008)
Prestasi Lain Medali Emas OSN 2007

Nama Rudy Handoko Tanin
Sekolah SMA Sutomo 1, Medan
IPhO Medali Emas (2008)
APhO Medali Emas (2008)
Prestasi Lain Medali Emas APhO 8 Shanghai - Cina 2007 * Medali Perak IPhO 38 Isfahan - Iran 2007

Nama Thomas Aquinas N. Budi
Sekolah SMAN 78, Jakarta
IPhO Medali Perak (2008)
APhO Medali Perak (2008)
Prestasi Lain Medali Perak OSN 2007

Nama Tyas Kokasih
Sekolah SMA Taruna Nusantara, Magelang
IPhO Perunggu (2008)
APhO Perunggu (2008)

Nama Andri Pradana
Sekolah SMAK 1 BPK Penabur, Jakarta
APhO Medali Perak (2009)
Prestasi Lain Perunggu OSN 2007 Surabaya

Nama Brigitta Septriani
Sekolah SMA Santo Petrus, Pontianak
APhO Perunggu (2009)
Prestasi Lain Perak OSN 2008 Makassar

Nama Dzuhri Radityo Utomo
Sekolah SMAN 1, Yogyakarta
APhO Medali Emas (2009)
Prestasi Lain Emas OSN 2008 Makassar

Nama Fernaldo R W
Sekolah SMAK Gading, Serpong
APhO Medali Perak (2009)
Prestasi Lain Medali emas IJSO 2006 Brazil

Nama Muhammad Shahibul Maromi
Sekolah SMAN 1, Pamekasan
APhO Perunggu (2009)
Prestasi Lain Perunggu OSN 2008 Makassar

Nama Paul Zakharia Fajar Hanakata
Sekolah SMAN 1 Denpasar, Bali
APhO Medali Perak (2009)
Prestasi Lain Emas OSN 2008 Makassar

Nama Sandoko Kosen
Sekolah SMA Sutomo 1, Medan
APhO Medali Perak (2009)
Prestasi Lain Perak OSN 2008 Makassar

Nama Winson Tanputraman
Sekolah SMAK 1 BPK Penabur, Jakarta
APhO Medali Emas (2009)
Prestasi Lain The best Experiment APhO X

*IPhO = International Physics Olympiad; APhO = Asian Physics Olympiad; OSN= Olimpiade Sains Nasional
*Tidak mengikutsertakan nama-nama penerima Honorable Mention


-end-

1 Comments:

panoes said...

wahhh...mas chandra mantab2x skali artikel2 nya...benar2 memacu semangat dan menambah kebanggan sy menjadi anak Indonesia...