Saturday, December 19, 2009

Opini para blogger tentang Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan Indonesia 2004-Sekarang

"...Kurang apa saya dengan negara ini, Ibu saya sakit menjelang ajal, saya tidak bisa menunggui karena Rupiah sedang gawat..Kalian malah kerjanya seperti ini, GOBLOK SEMUA !!!..."

Artikel kali ini saya cuplik dari tulisan-tulisan para blogger di blog masing-masing. Kumpulan tulisan tentang Sri Mulyani Indrawati ini, Menteri Keuangan di Kabinet Indonesia Bersatu I (2004-2009) yang sekarang menjabat lagi untuk posisi sama di Kabinet Indonesia Bersatu II (2009-2014), tidak bermaksud untuk men"dewa"kan sosok seorang manusia biasa yang masih memiliki emosi dalam menjalani kehidupannya, tapi bermaksud untuk membawa kita setidaknya lebih mengenal jalan pikirnya dalam memimpin perekonomian Indonesia selama lebih dari 5 tahun belakangan. Terkait permasalahan keputusan Bail Out kepada Bank Century, kumpulan artikel ini menjadi worth reading one. Berikut kumpulan artikel-artikelnya:

Hati Kecil Saya untuk Sri Mulyani - Catatan Dahlan Iskan

Hati kecil saya masih berharap mudah-mudahan hasil pemeriksaan investigasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas kasus Bank Century itu tidak seluruhnya benar. Sebab, kalau memang tidak ada yang salah, akibatnya akan sangat dramatis: kita bisa kehilangan menteri keuangan yang sangat kita banggakan. Seorang menteri, Sri Mulyani, yang reputasinya begitu hebat. Baik di dunia internasional maupun dalam mengendalikan keuangan negara. Secara internasional dia terpilih sebagai menteri keuangan terbaik di dunia dua tahun berturut-turut. Di dalam negeri dia dikenal sebagai menteri pertama yang berani mereformasi birokrasi di departemennya. Juga menteri yang sangat ketat mengendalikan anggaran negara. Bahkan, dialah satu-satunya menteri yang berani minta berhenti ketika ada gelagat pemerintah akan membela seorang konglomerat yang dia anggap tidak seharusnya dibela.

Hati kecil saya masih berharap, mudah-mudahan ada yang tiba-tiba mengatakan: kesimpulan BPK itu diperoleh dengan cara kerja yang kurang benar. Maka kita tidak akan kehilangan menteri keuangan yang pandainya bukan main itu. Pandai dalam ilmunya, pandai dalam menjelaskan pikirannya, dan pintar bersilat kata. Saya melihat kecepatan berpikirnya sama dengan kecepatan bicaranya. Kalau lagi melihat cara dia mengemukakan pikiran, seolah-olah otak dan bibirnya berada di tempat yang sama.

Hati kecil saya masih berharap, mudah-mudahan ada orang yang tiba-tiba menemukan data bahwa BPK telah salah ketik. Maka, kita tidak akan kehilangan menteri yang mampu rapat dua hari dua malam nonstop untuk menyelamatkan keuangan negara. Rapat itu tidak boleh berhenti karena lengah sedikit berakibat pada kebangkrutan ekonomi nasional. Rapat itu tentu melelahkan karena angka-angkalah yang akan terus berseliweran. Angka-angka yang rumit: kurs, suku bunga, devisa, likuiditas, rush, neraca perdagangan, stimulus, dan seterusnya. Angak-angka itu saling bertentangan, tapi menteri tidak boleh memilih salah satunya. Dia harus membuat keputusan yang harus memenangkan semua angka yang saling merugikan itu. Padahal, dia baru saja tiba dari Washington, AS, untuk berbicara di forum KTT G-20 yang amat penting itu. Di Washington dia tahu bahayanya ekonomi dunia. Tapi, dia mampu memikirkan keuangan internasional sekaligus keuangan nasional dalam waktu yang sama di belahan dunia yang berbeda. Dia harus menghadiri KTT G-20 di Washington saat itu (kebetulan saya ikut di rombongan situ) saat rupiah tiba-tiba melonjak menjadi Rp 12.000 per dolar AS. Dia harus tampil cool di forum dunia yang Singapura pun tidak boleh ikut di dalamnya itu sambil tegang bagaimana harus mengendalikan rupiah yang sudah membuat warga negara Indonesia panik semuanya.

Dialah menteri yang datang ke Washington hanya untuk mengemukakan pikiran briliannya dan harus langsung kembali ke tanah air pada hari yang sama untuk mencurahkan perhatian pada ekonomi yang hampir bangkrut itu.

Hati kecil saya masih berharap, mudah-mudahan ada orang yang mengatakan bukan dia yang harus bertanggung jawab. Tapi, ada pihak lainlah yang harus mendapat hukuman. Kalau tidak, kita akan kehilangan seorang menteri yang di saat ibu kandungnya, Prof Dr Retno Sriningsih Satmoko, sedang sakit keras menjelang ajalnya, dia tidak bisa menengok sekejap pun. Dia memilih mencurahkan segala pikiran, tenaga, dan emosinya untuk menyelamatkan ekonomi bangsa ini. Dia tidak bisa menjenguk ibu kandungnya yang jaraknya hanya 45 menit penerbangan di Semarang sana. Dia harus mencucurkan air mata untuk dua kesedihan sekaligus: kesedihan karena ibundanya berada di detik-detik akhir hidupnya dan kesedihan melihat negara dalam bibir kehancuran ekonomi. Dua-duanya tidak bisa ditinggal sedetik pun. Rupiah lagi terus bergerak hancur dan detak jatung ibunya juga lagi terus melemah. Dan, Sri Mulyani memilih menunggui rupiah demi nyawa jutaan orang Indonesia.

Maka hati kecil saya masih berharap ada data di kemudian hari bahwa kebijaksanaan itu sendiri tidak salah. Sebab, sebuah kebijaksanaan bisa diperdebatkan salah benarnya. Saya masih berharap yang salah itu dalam pelaksanaan kebijaksanaannya. Yakni, saat mendistribusikan uangnya yang Rp 6,7 triliun itu. Dan saya sangat-sangat yakin dia tidak mendapatkan bagian serupiah pun.

Maka saya sangat bersedih karena sampai hari ini belum ada satu pihak pun yang berhasil mengatakan bahwa hasil pemeriksaan BPK itu salah. Belum ada yang membantah bahwa hasil pemeriksaan BPK itu keliru. Semua masih mengatakan, hasil pemeriksaan BPK itu menunjukkan bahwa dia bersalah dalam mengambil keputusan. Dan hukum harus ditegakkan.

Kisah tentang ibu Sri Mulyani - supergx

Temen2..saya mau cerita ttg Ibu Sri Mulyani...karena banyak orang yg sekarang pro dan kontra ttg dia... Saya bukan pendukung dia..tp saya cuma ada temen yg iparnya kerja di Depkeu. Dia cerita tentang Ibu ini, begini ceritanya :

Ada temen saya yg iparnya itu kerja di Depkeu Bangka-Belitung utk bendahara..(dia kepala nya gan, kurang ngerti eselon brp tp kr2 pangkatnya spt bupati nya Depkeu daerah gitu gan) kira2 1 taun lalu...bulan Desember 2008 waktu masi pelaksanaan sunset policy. Yang rupiah jatuh sampe 12rb itu...

Dia rapat Tahunan seluruh jajaran depkeu pusat dan daerah..dipanggil semua...kira2 ada 400 an orang lah..

Dia marah2 dan bilang gini , "Kalian ini gimana, menghitung potensi sunset policy dan input data aja gak becus..Percuma sekolah tinggi, percuma pak SBY nyuruh saya bantu jadi menteri kalo dirjen2 dan bawahannya goblok kaya kalian. Dirjen pajak sudah ketahuan korupsi, dirjen bea cukai apalagi..kerja ngurus dokumen2 ekspor-impor aja lambat, kalo sampe dirjen bendahara ketahuan korupsi dan kerja lambat..saya pecat dan semua pegawai ga dapat renumerasi taun depan !!!"

Terus dia nangis gan.. sambung lagi kata-kata , " Kurang apa saya dengan negara ini, Ibu saya sakit menjelang ajal, saya tidak bisa menunggui karena Rupiah sedang gawat..Kalian malah kerjanya seperti ini, GOBLOK SEMUA !!!"

Waktu itu Sri mulyani merangkap jabatan gan : Menteri keuangan dan Menko perekonomian soalnya Boediono ditarik jadi Gubernur BI.. Jadi bisa dibayangkan betapa Sibuk, repot dan stress nya dia menangani 2 departemen itu sekaligus.

orang2 ga ada yg berani mbantah dan natap mukanya gan...mungkin kaget juga liat perempuan ini marah2 sampe nangis saking emosinya

ibu ini galak, tapi tegas..karena dia lama di dunia kampus..pas ditarik SBY ke pemerintahan..dia kaget kok ternyata org2 depkeu byk yg gak becus..kerjaan nganggur,nyantai2 dll...

Indonesia sekarang penerimaan utama negara ini yang cuma bisa diandalkan ya dari Pajak.. Kl orang pajak, bea cukai kerjanya gak becus..bisa bangkrut negara ini..apalagi negara ini rakyatnya termasuk "manja" karena banyak subsidi seperti : Subsidi BBM, Minyak tanah (masih ada wlpun uda dikurangi), BLT, raskin, LISTRIK ( 60 Triliun 1 taun), SEKOLAH GRATIS...

Coba kalian bayangkan...sebentar lagi..Indonesia bakal melaksanakan Free trade ASEAN + 3..Kalo itu dilaksanakan..sebagian besar barang impor bakal tidak dikenai bea masuk, pajak dll...Bayangkan..kl bea cukai sudah tidak ada penghasilan..dan Dirjen pajak nya sendiri kurang bisa menguasai bidang sendiri (kebocoran dimana2)..., BUMN juga sudah banyak yang kurang untung (untungnya menyusut karena sahamnya mayoritas dikuasai asing)
Negara ini bisa Bangkrut!!!!!

Utang negara ini sudah terlalu banyak

Semoga kebenaran terungkap...

nb : maaf kalo tulisan saya belepotan...karena saya masih newbie...

Komentator artikel Hati Kecil Saya untuk Sri Mulyani (Dahlan Iskan) - Andika

Meskipun dalam banyak hal saya sering sependapat dengan dahlan Iskan, terutama karena ketajaman pengamatan beliau dalam berbagai hal, tapi dalam hal ini saya berada pada kubu yang berbeda. Pada saat Bu Sri Mulyani masih menjabat kepala Bappenas dan mengeluarkan kebijakan BLT 300 ribuan saja saya sudah menengarai ada ketidak beresan -atau paling tidak kesembronoan- dalam pengambilan keputusan itu.

apalagi dengan kondisi data base sosial kemasyarakatan yang carut marut belum lagi ditambah dengan perilaku aparat yang doyan ngenthit, kebijakan BLT hanya akan menambah “catatan dosa” pemerintah kita.

wee…….lhadalah, lha kok malah bu Sri diangkat jadi Menkeu, langsung beliau menggebrak (baca:membeli kesetiaaan anak buah) dengan cara memberi remunerasi gila-gilaan pada pegawai DEPKEU, sebagai seorang ekonom, seharusnya beliau sadar betul bahwa langkah yang diambil akan membebani APBN, belum lagi efek domino yang ditimbulkan. PNS pada Departemen yang lain, TNI/POLRI segera mempertanyakan apa hebatnya pegawai depkeu? Kalo dibilang untuk profesionalisme tentu saja nonsense, apa tolok ukurnya? yang lain juga profesional kok

catatan Pak dahlan juga menceritakan bahwa seakan-akan beliau adalah seorang dewi yang single handed menyelamatkan bangsa ini. Pak Dahlan yang terhormat, permasalahan bangsa ini bukan cuma ekonomi, selain itu Bu Sri Mulyani juga dibantu dengan tim ahli ekonomi yang mem-back up tugas beliau, kalau bapak ada dalam rombongan yang sama tentu bapak tahu dong….

Kemudian yang terakhir Pak Dahlan, tolong jangan membiaskan masalah, prestasi dan dosa adalah 2 masalah yang berbeda, seorang Sri Mulyani memang punya prestasi yang luar biasa, namun beliau juga punya dosa, kasus BLT dan century misalnya


Komentator artikel Hati Kecil Saya untuk Sri Mulyani (Dahlan Iskan) - barnard leonardo

Saya pribadi kecewa dg keputusan penyelamatan bank century, semenjak akhir tahun 2008 itu. Kecewa karena mulyani yg terakhir meng “go” kan nya. Kecewa karena sy merasa dia harusnya tahu bank itu bank yang “too small to help”. Kecewa karena dia berasal dari sekolah yg sama dg saya waktu di us dulu. Kecewa karena dia, menurut saya, bukan orang finance tapi lebih cenderung ke economist (oleh karena itu dia gagal disini, kalo saja dia mengerti segi etika di keuangan yang super jauh lebih susah dari akuntansi, ekonomi, finance, combined), namun ditaruh sbg menkeu.

Sesuatu yg berat buat sy mengetahui dia harus bertanggung jawab. Tapi perasaan memang harus dikesampingkan. Saya berharap dia bisa lolos dg “negligence” atau paling parah “gross negligence”. Bila kita berharap dia tetap diposisinya, hanya “negligence” yg bisa menyelamatkannya.

Dan bagi orang2 korup yg susah banget elo elo mati… (-sensored-!!!)


Sri Mulyani Indrawati - Mierz Blog Belajar berpikir, belajar menulis

Dua bulan sebelum wisuda..

Pihak BPPK/STAN menyampaikan surat permohonan kehadiran di wisuda kepada Ibu Menkeu

Tiga minggu sebelum wisuda..

Disposisi Ibu Menkeu atas surat permohonan mewisuda turun… dengan catatan: dijadwalkan (artinya masih bisa hadir/tidak hadir)

Akhir September..

Krisis keuangan global mulai di amerika

Dua hari setelah lebaran..

Ibu Menkeu rapat dengan jajaran BI, Menko, depkeu dan departemen terkait persiapan antisipasi krisis keuangan global

Dalam seminggu setelah lebaran…

Rapat marathon plus konferensi press terkait antisipasi krisis keuangan global

Seminggu sebelum wisuda…

Ibu Menkeu berangkat ke Dubai dalam rangka pertemuan ASEAN dengan investor (direncanakan pulang ke Jakarta sehari sebelum wisuda)

Sehari setelah Bursa Efek Indonesia di-suspend…

Ibu Menkeu membatalkan agenda di Dubai dan mempercepat kembali ke Jakarta dan langsung rapat marathon dengan pelaku bursa

Jum’at malam (empat hari sebelum wisuda)…

Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun….di tengah-tengah rapat marathon Ibu Menkeu mendapat kabar duka cita, telah berpulang Ibu kandung Beliau. Malam itu juga berangkat ke semarang

Senin pagi (sehari sebelum wisuda)…

Ibu Menkeu sudah kembali bertugas, rapat marathon di intern Menko/Depkeu maupun di DPR. Pihak BPPK kembali meng-konfirmasi kesediaan Beliau hadir di wisuda. Oleh sekretariat Menkeu belum bisa memberi kepastian, namun masih terjadwal dalam agenda, diminta terus memantau, mengingat kondisi pasar modal saat itu (senin BEI dibuka kembali perdagangannya). Pihak BPPK sudah menyiapkan skenario lain apabila Bu Menkeu berhalangan hadir

Senin sore setelah magrib (sehari sebelum wisuda)…

Informasi dari sekretariat Menkeu, besok pagi ada dua acara: rapat di DPR dan wisuda STAN, namun yang rapat di DPR masih tentative. Persiapan di sekretariat Menkeu mulai menanyakan susunan acara dan pakaian yang harus dikenakan, karena memang dalam undangan wisuda tidak informatif dicantumkan. Panitia menyampaikan bahwa tidak ada keharusan dalam berpakaian. Padahal bagi seorang wanita, memakai baju resmi harus memerlukan persiapan yang lebih banyak dari laki-laki

Senin jam 11 malam (sehari sebelum wisuda)…

Salah seorang ajudan menelepon, bahwa sekarang Ibu Menkeu hampir selesai memimpin rapat…. Acara rapat di DPR besok menjadi siang jam 2. Apabila tidak ada acara yang mendadak (dipanggil Presiden dll.) Ibu Menkeu akan hadir di wisuda. Alhamdulillah… Ditanya jam berapa Ibu Menkeu harus sampai di JCC, dijawab dengan mantap jam 08.30 (sesuai susunan acara di undangan)

Selasa pagi jam 7 (hari H wisuda)…

Panitia wisuda memberitahu bahwa dalam rundown acara mereka, Ibu Menkeu memasuki ruang plenary hall jam 08.00.. oalah.. ya gak bisa dengan tiba-tiba minta Ibu Menkeu mempercepat kedatangannya.. apalagi semalem baru selesai rapatnya menjelang tengah malam.. bisa disemprot 7 hari 7 malam lah….. akhirnya wisudawan lah yang diminta menunggu

Selasa pagi jam 8.15 (hari H wisuda)…

Mobil sedan hitam nopol RI 20 menepi di pintu VVIP JCC, keluar Ibu Menkeu memakai gaun kebaya warna hitam… kelihatan cantik dan anggun.. dengan senyum khasnya menyapa orang-orang yang menyambutnya

Yang patut diteladani adalah sikap profesionalisme Beliau dalam tugasnya. Meskipun masih dalam suasana duka atas kehilangan Ibundanya tapi tetap terlihat tegar. Meskipun dipenuhi pikiran tentang krisis keuangan global, tapi meluangkan waktu untuk acara seremonial. Meskipun dapat juga memakai pakaian kerja sehari-hari (hadir di wisuda sambil lalu ke acara lain), tapi Ibu Menkeu menyempatkan diri “merepotkan” dirinya untuk berpakaian resmi kebaya nasional..

Dalam pidatonya Ibu Menkeu juga sempat berseloroh, bahwa Beliau meskipun bukan alumni STAN tetapi rasa cinta.. rasa sayangnya ke STAN mungkin melebihi rasa cinta Ketua Ikatan Alumninya….

Oh ya, sebagai informasi dalam rangka HUT Keuangan Ibu Menkeu minta kegiatan penanaman pohon dipusatkan di STAN. Rencananya kalo tidak tanggal 1 November (sabtu) atau tanggal 2 November (ahad) kegiatan itu akan dilaksanakan di kampus STAN Bintaro dan Ibu Menkeu akan hadir, tentu dengan catatan apabila tidak ada acara yang lebih penting.



-end-
(Read more...)

Monday, June 1, 2009

Dr. H. Rahmat Shah Anggota MPR RI & Diplomat

"Ia satu-satunya putera Indonesia yang namanya masuk buku Great Hunter dan orang Indonesia pertama memperoleh African Big Five Grand Slam Award."

Pengusaha sukses dan diplomat yang memperoleh gelar Lord of Rudge dari Inggris, ini telah memperoleh sejumlah penghargaan di tingkat nasional maupun internasional dalam berbagai bidang. Pendiri dan pimpinan Rahmat International Wildlife Museum & Gallery, Medan, satu-satunya di Asia untuk pendidikan konservasi, ini seorang pemburu dan petualang yang telah menjelajahi hutan belantara, menyelami sungai dan laut di berbagai belahan dunia. Ia satu-satunya putera Indonesia yang namanya masuk buku Great Hunter dan orang Indonesia pertama memperoleh African Big Five Grand Slam Award.


Kita hidup dengan apa yang kita dapat tetapi kita membuat kehidupan dengan apa yang kita berikan. Begitu kata pengusaha, anggota MPR-RI dan diplomat, ini mengungkap prinsip hidupnya. Ia seorang putra Indonesia yang telah banyak mengharumkan Indonesia di mancanegara. Sebagai seorang pengusaha sukses ia telah banyak membantu pembangunan sarana olahraga, pendidikan, tempat ibadah, tempat hiburan masyarakat, membangun museum satu-satunya di Asia, dan melakukan kegiatan sosial di mana-mana, khususnya bagi warga yang benar-benar membutuhkannya. 

Tidaklah heran bila ada yang berkata,”Andai hati semua orang berpunya sepertinya, Alangkah indahnya. Andai semua pengusaha seperti beliau, barangkali tidak ada lagi kesenjangan sosial yang setiap saat bisa memicu kerusuhan. Ah seandainya !” Kalimat di atas merupakan penggalan dari sepotong surat yang dikirim oleh seorang guru SMP di kota Medan ke Harian Waspada dan dimuat di rubrik “Surat Pembaca” 17 Maret 1997. Surat tersebut menggambarkan kekaguman sosok rakyat biasa terhadap Rahmat yang dikenalnya lewat berbagai aktivitas sosial kemasyarakatan.

Rahmat Shah lahir tanggal 23 Oktober 1950 setelah 12 bulan dikandung oleh ibunya, Hj. Syarifah. Ia anak laki-Iaki kedua dalam keluarga besar Gulrang Shah. Kakak lelakinya, Anif Rahmat adalah anak keenam, tiga saudara lain di atasnya semuanya wanita. Sebetulnya ada satu lagi kakak Rahmat, Habib Shah namanya, namun meninggal dunia di zaman revolusi saat berusia lebih kurang lima tahun. Keluarga Rahmat tergolong keluarga besar, yakni 16 bersaudara, delapan lelaki dan delapan wanita. Mereka semua tinggal di sebuah kota yang bernama Perdagangan, Simalungun, Sumatera Utara. Semasa kecil Rahmat adalah seorang anak yang aktif. Ia suka berenang, memancing, menjala ikan, dan berburu ke hutan dengan ketapel. Kesenangannya pada hewan-hewan langka dan berbisa juga telah kelihatan sejak kecil.

Ayahnya sangat keras menanamkan prinsip-prinsip hidup yang baik kepada semua anak-anaknya, terutama tentang hidup disiplin, kerja keras, jujur dan cara hidup hemat. Selama Rahmat sekolah di Medan, mereka diberi bekal sangat terbatas untuk kebutuhan sehari-hari. Bukan ia tidak mampu, tetapi ingin semua anaknya terbiasa belajar hemat agar kelak bisa menjadi orang yang berhasil dan berguna serta bisa mengatur kehidupan sesuai dengan apa yang dimilikinya. 

Saat duduk di bangku sekolah, entah karena memegang prinsip hidup yang diajarkan orang tua, prestasi Rahmat di bangku sekolah berjalan biasa-biasa saja. Bahkan rankingnya hampir selalu berada di urutan bawah.


Namun hal itu tidak membuatnya rendah diri dan kehilangan ia malah pandai bergaul. Ia bergaul dengan siapa saja, tanpa pandang bulu. Prinsip yang dipegang dalam pergaulan: ‘selalu menepati janji, rajin, ramah dan sopan, serta tanpa pamrih.’ Sikap yang membuatnya cepat akrab dan mempunyai banyak teman dari berbagai kalangan di Indonesia dan negara lainnya. 

Soal kebolehan bergaul di masa remaja, ada cerita tersendiri. Di tahun 70-an, ia merupakan remaja berpostur tubuh tinggi dan berwajah tampan sehingga menjadi idola remaja. Dalam Festival Medan Fair ia terpilih sebagai “Pangeran Muda” sebuah simbol kesuksesan, ketampanan dan kegagahan kaum muda Medan saat itu. Hanya bedanya, ia sangat pemalu sehingga selalu diganggu dan dikejar-kejar karena membuat penasaran lawan jenisnya. Ketika ditanya, kenapa ia tidak mempedulikan wanita? Dijawabnya, karena ia belum sukses dan tidak punya uang untuk mentraktir mereka. Ia malu dan tidak pantas kalau harus dibayari dan dibiayai hidup oleh wanita. 

Ketampanan tidak membuatnya hanyut atau terperosok jauh ke dalam hingar-bingar pergaulan remaja. Ia berusaha membatasi diri, tetap bekerja keras untuk menggapai cita-citanya sambil tetap bergaul dan aktif berolahraga. Olahraga yang diminatinya adalah boling, biliar dan menembak. Ia juga bermain radio amatir. Ia beberapa kali menjadi juara pada hampir semua olahraga yang ditekuninya. Ketika ditanya, kenapa ia dengan mudah mendapat juara? Dijawabnya dengan singkat, “Untuk menjadi juara sangat mudah tetapi dituntut disiplin yang tinggi dalam latihan dan percaya diri serta mental yang baik jangan selalu berdalih dalam kejuaraan atau pun pertandingan”. 

Kala anak-anak muda seusianya asyik menikmati keindahan dunia remaja, ia malah tetap sibuk bekerja keras di sebuah bengkel mobil milik keluarga untuk mencapai tekadnya. Hampir setiap hari ia bermandi keringat dan berlumur oli kotor. Setiap hari ia mengayuh sepeda membawa alat-alat mobil yang berat dan besar ukurannya hingga berpuluh kilometer jauhnya. Dengan kerja keras itulah ia kemudian tertempa menjadi seorang montir serta pekerja yang handal. Sejak usia remaja (lebih kurang 14 tahun) ia sudah terbiasa melakukan proses belajar sambil bekerja learning by doing. 

Ia rajin, ulet dan cepat beradaptasi dengan pekerjaan. Anif, kakaknya bertutur: “Saya selalu menugasinya membeli spare parts dengan mengendarai sepeda. Amat orangnya cekatan. Memakai tas punggung belakang sambil membawa plat baja dan tas besar yang diletakkan di boncengannya, ia mengayuh sepeda membawa pesanan spare parts dan peralatan berat untuk diperbaiki oleh tukang bubut. Karena kerajinannya, tepat janji dan ramah, salah seorang tukang bubut langganan bengkel saya, Pak Simin sangat sayang padanya dan memberinya seekor domba.” 

Karena harus bekerja guna mencapai cita-citanya ia terbiasa bangun pagi pukul enam dan sering kembali ke rumah dari bekerja dengan tangan, muka dan badan hitam-hitam kena oli kotor. Tidak jarang tiba di rumah sudah larut malam dan langsung terbaring kelelahan terkadang tanpa makan. Banyak sekali pengalaman pahit dan terhina yang dialaminya saat itu, akan tetapi justru hal tersebut yang memacu dan memotivasinya bekerja keras agar dapat berhasil sesuai dengan tekadnya. 

Begitulah pengorbanan dan perjuangan Rahmat. Ia merelakan sebagian masa remajanya yang indah dilalui dengan kerja keras. “Saya hampir tak punya kesempatan melewati serba-serbi masa remaja. Selalu sibuk bekerja dan belajar seluk-beluk usaha. Saya ingin menjadi seorang yang sukses,” tuturnya. Keinginan mencapai sukses merupakan motivasi dan pemicu yang kuat. “Saya harus sukses dan punya agar bisa membantu keluarga, teman-teman, bangsa, dan negara,” begitu tekad yang sudah tertanam di dalam hatinya sejak usia muda. 

Kepribadiannya yang memiliki semangat bekerja keras dan ulet, membuat Surya Paloh, pengusaha muda Medan yang sukses saat itu, menaruh simpati. Suatu hari, Surya Paloh (kini pengusaha dan publisher terkemuka di Indonesia pemilik Surat Kabar Media Indonesia, Lampung Pos, Metro TV, dan berbagai usaha besar lainnya), mengajak Rahmat bergabung, bekerja pada perusahaan miliknya, PT Ika Diesel. Perusahaan ini menjadi agen tunggal mobil Ford dan memiliki workshop (bengkel) khusus yang lengkap, serta pembuat berbagai karoseri untuk badan truk dan bus berbagai model yang saat itu satu-satunya di Sumatera Utara. 

Rahmat menyambut tawaran itu dengan senang hati. Baginya bekerja di perusahaan mobil dan bengkel tidaklah sulit karena telah punya pengalaman bekerja di bengkel. Jabatan pertama di PT Ika Diesel sebagai workshop manager. Semua tugas dikerjakan dengan baik, bahkan seringkali melampaui target yang diberikan oleh bosnya. 

Saat bekerja di perusahaan tersebut, menurut Kwik Sam Ho (A HO), rekan kerjanya, Rahmat mampu melakukan lobi-Iobi yang luar biasa, terutama menerobos pasar asuransi dan perkebunan. Hampir semua merek kendaraan, di antaranya Toyota, Daihatsu, Chevrolet, Volks Wagen (YW), dan Ford menjadi langganan PT Ika Diesel karena approach dan janji Rahmat yang tepat. Ia selalu melakukan pekerjaan seperti perusahaan itu adalah miliknya. Itulah yang membuat karir dan namanya terus melejit dan dipercaya di mana-mana. Karirnya terus berkembang hingga ia dipercaya menjadi kuasa direksi dan akhirnya menjadi mitra usaha.

“Kepercayaan penuh telah diberikan, semua fasilitas sudah ada, tinggal bagaimana meningkatkan prestasi yang dapat menguntungkan usaha. Untuk dapat menjangkaunya, kita harus konsentrasi pada pekerjaan, melakukan segala sesuatu dengan segera sebagaimana mestinya serta harus menganggap perusahaan itu milik kita, sehingga dapat merasakan pahit ruginya dan manis untungnya,” kenang Rahmat. 

Dua bersaudara, Surya Paloh dan Rusli Paloh, merupakan atasannya yang selalu memberi kesempatan dan mendorongnya agar berkembang menjadi seorang pengusaha. Melihat cara kerja, penampilan dan wawasan Rahmat yang mengesankan, mereka berdua yakin suatu saat Rahmat bisa menjadi orang sukses. 

Atas perkenan dan dukungan kedua bosnya, Rahmat berhenti dari PT Ika Diesel. Kemudian ia membuka usaha sendiri. Tahun 1980 ia mendirikan PT Unitwin Indonesia yang bergerak dalam keagenan berbagai produk dari dalam dan luar negeri, di samping supplier dan kontraktor. 

Ramalan Surya Paloh dan Rusli Paloh tentang masa depan Rahmat, menjadi kenyataan. Begitu ia membuka usaha sendiri, nama Rahmat cepat berkibar dan terkenal sebagai pengusaha muda yang ulet dan tangguh. Dalam waktu relatif siligkat, kegiatan usahanya merambah ke berbagai proyek berskala besar. Mulai dari proyek pembangunan pabrik, jalan, irigasi, perumahan, sampai memasok alat-alat berat untuk perusahaan perkebunan. Wilayah ekspansinya terus meluas hingga ke Jakarta, Kalimantan, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Jepang, Korea, USA dan Kanada.

Ia kemudian memutuskan untuk hijrah ke Jakarta dan memimpin usahanya dari sana pada tahun 1984, bersama isterinya yang cantik, Rose, gadis Melayu asal Singapura yang disuntingnya pada tahun 1983 ketika berusia 33 tahun, yang memberinya tiga anak, satu puteri dan dua putra. 

Selama tinggal di kota metropolitan, ia mengembangkan diri ke pergaulan bisnis yang lebih luas. Tekadnya untuk menjadi salah seorang pengusaha nasional yang tangguh makin besar. Ia bergaul dengan orang-orang penting, mulai dari birokrat, politisi, sampai militer.

Dua orang jenderal yang kemudian dianggap sebagai pengganti orang tua di perantauan yang selanjutnya menjadi mitra usahanya ialah Jenderal TNI Widjojo Soejono, mantan Kaskopkamtib, dan Jenderal Pol. Widodo Budidarmo, mantan Kapolri. Bersama mereka, ia mendirikan PT Wiraco yang bergerak dalam perdagangan dan keagenan dari USA, Kanada, Singapura dan beberapa negara lainnya.

Melalui kepemimpinannya yang ulet, gigih dan pantang menyerah, perusahaan ini berhasil memenangkan sejumlah tender proyek besar, di antaranya menjadi pemasok produk luar negeri dan Robco Canada untuk sejumlah perusahaan industri besar, seperti PT Krakatau Steel, Semen Padang, Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) Bandung, PT PAL dan lain-Iain industri besar yang membutuhkan produk mereka. 

Dalam mengembangkan usahanya, Jenderal TNI Widjojo Soejono memiliki filosofi jitu yang hingga saat ini tetap dipegang dan diamalkan Rahmat, “Low Profile, High Profit”. 
Dari Jakarta, Rahmat juga membuka dan mengendalikan PT Agrowiratama, sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit dan kakao dengan luas areal mencapai lebih kurang 11.000 hektar di Padang. Suatu hal yang patut menjadi kebanggaan baginya, ketika perusahaan besar dari beberapa negara, Kanada, USA, Singapura, Malaysia, Filipina dan Indonesia, mendirikan sebuah perusahaan patungan (joint venture) di Singapura. Ia diperca-ya menjadi Presiden Direktur. Suatu keper-cayaan internasional yang tidak mudah mencapainya. 

Tahun 990, tatkala Gubernur Sumatera Utara mencanangkan program gerakan Marsipature Hutana Be, semacam ajakan kepada pengusaha kelahiran Sumut yang telah sukses di perantauan agar kembali memperhatikan tanah kelahiran, hati Rahmat tergugah. Setelah kurang lebih delapan tahun menetap di Jakarta, ia memilih untuk kembali ke daerah asal kelahirannya, Medan, Sumatera Utara. Ia kembali justru ketika begitu banyak peluang dan kesempatan di ibukota. 

Di Medan, ia mendirikan pabrik pengolahan aluminium PT Cakra Aluminium Industry (CAI), bekerja sama dengan salah seorang pengusaha daerah yang kemudian berubah menjadi Cakra Compact Aluminium Industries dan statusnya menjadi perusahaan PMA (Penanaman Modal Asing) karena bermitra dengan Compact Metal Industry, sebuah perusahaan Singapura.

Saat ini PT Cakra telah go public di Singapura, juga telah menerima sertifikat 1S0 9002. Selain itu, PT Cakra telah mengirimkan para tenaga kerjanya untuk belajar ke berbagai negara Eropa dan Asia. Hasilnya saat ini produksinya lengkap terpadu (integrated). Artinya, segala yang menyangkut aluminium dapat dilakukan oleh PT Cakra dari awal peleburan hingga tinggal pakai dengan kualitas standar internasional. 

Ia kembali menghidupkan PT Unitwin yang pernah ditinggalkan ketika ia hijrah ke Jakarta. Perusahaan itu kini kembali berjalan efektif mengelola berbagai kegiatan usaha: real estate, ekspor-impor, perdagangan, serta kontraktor. Salah satu karyanya yang kini sudah dinikmati manfaatnya oleh sebagian masyarakat kota Medan ialah Perumahan Cemara Hijau di Jalan Metal.

Dalam usaha perumahan yang dibangunnya ternyata membutuhkan perjuangan yang cukup berat, mungkin Rahmatlah satu-satunya pengusaha yang mampu mengalahkan Grup Lamtoro pada saat lelang penjualan lahan perumahan di Indonesia. Pihak Lamtoro merupakan milik keluarga Cendana, sehingga tidak ada yang bisa mencegah apa yang mereka inginkan saat itu. Rahmat cukup repot dan mengalami kesulitan menghadapi oknum Grup Lamtoro yang berupaya mengganjal usahanya. Namun, Rahmat yang berasal dari desa, dapat mengatasinya hanya dengan kuasa Tuhan Yang Mahakuasa. 
Ia bergabung kembali di Medan Club, sebuah klub eksk1usif yang berdiri sejak tahun 1879. Tidak berapa lama kemudian, ia memberi penataran Perbakin di Medan Club. 
Lalu, ia mencalonkan diri dan terpilih sebagai Ketua termuda dan langsung mengadakan renovasi, pembangunan, dan penertiban.

Penertiban yang dilakukannya pada awal memimpin klub dengan mengeluarkan 14 orang anggota yang tidak melaksanakan kewajibannya dan tiga orang pengurus yang tidak bisa menjaga amanah yang diberikan anggota. Dua tahun setelah habis masa jabatannya, ia terpilih kembali untuk periode selama empat tahun. 

Keberhasilannya mengembangkan dunia usaha dan kegiatan sosial kemasyarakatan menarik perhatian para duta besar serta diplomat asing dari berbagai negara ketika melakukan kunjungan kerja ke Medan, Sumatera Utara. Rahmat oleh Kadin Sumut, sesuai dengan jabatannya dipercaya menjamu belasan duta besar dari berbagai negara di pabriknya PT Cakra. Di antara para duta besar itu terdapat duta besar dari Republik Turki.

Melihat posisi strategis Rahmat dan potensi wilayah Sumatera Utara untuk kerjasama perdagangan bilateral, beberapa negara menawarkan kepadanya untuk menjadi diplomat mereka. Tetapi Rahmat memilih negara Turki karena negara ini bergabung dalam NATO dan memiliki latar belakang sejarah yang sangat luar biasa. Tahun 1995 ia resmi diangkat menjadi Konsul Jenderal Kehormatan Republik Turki untuk hubungan perdagangan langsung meliputi wilayah Sumatera. 

Langkahnya mengembangkan dunia usaha di daerah membuat ia terpilih menjadi Warga Negara Indonesia yang mempunyai posisi terhormat dan memperoleh sejumlah penghargaan. Tahun 1999, ia memperoleh anugerah gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Lincoln, San Fransisco, Amerika Serikat, atas prestasinya memadukan perkembangan dunia usaha dengan pertumbuhan ekonomi di daerah. Disertasinya untuk meraih gelar doktor tersebut mengulas tentang “Peranan Dunia Usaha sebagai Penopang Perekonomian Daerah.” 

Sebelumnya, tahun 1993, ia menerima penghargaan “Sahwali Award” dari satu Badan Pengawas Lingkungan dan Pemerintah di Bali, sebagai pengusaha yang berwawasan lingkungan. Kemudian tahun 1997, ia mendapat anugerah “Primaniyarta” dari Presiden Republik Indonesia yang diterima di Istana Negara karena perusahaannya dinilai paling berprestasi mengembangkan usaha ekspor non migas, tidak bermasalah dengan lingkungan, buruh, bank, pajak dan pihak-pihak lainnya, justru di tengah krisis ekonomi di mana sebagian besar perusahaan di tanah air sedang mengalami kehancuran.

Petualang Dunia

Kesenangannya pada alam, berburu, berenang, menyelam dan memancing kini bukan lagi dilakukan di pinggir hutan dan di sungai Bah Bolon dekat rumah orang tuanya di kampung. Kini ia melakukan itu semua di tempat-tempat yang jauh dari tanah kelahirannya, di berbagai negara, tempat ia bisa belajar tentang arti penting pelestarian lingkungan hidup. Ia pernah menjelajahi hampir sebagian besar hutan belantara mancanegara, menyelami sungai panjang dan laut dalam di berbagai negara, seperti Amerika, Kanada, New Zealand, Australia, Turki, Spanyol, Kazakhstan, Rumania, sebagian besar Afrika, dan belahan dunia lainnya. 


Ia telah memperoleh sejumlah kepercayaan dan penghargaan bergengsi di tingkat nasional maupun internasional di bidang pelestarian lingkungan hidup. Ia juga berburu untuk konservasi yang telah nyata penerapan dan hasilnya di hampir seluruh negara. Ia adalah satu-satunya putera Indonesia yang kini namanya masuk buku Great Hunter dan orang Indonesia pertama yang memperoleh African Big Five Grand Slam Award. 

Namanya juga tercantum dalam Record Book dan tertera di dinding Museum Safari Club International (SCI) di Tucson, Amerika. Dia juga telah menerima International Conservation Award, Dangerous Game of Africa, memperoleh World Hunting Award, mendapat puluhan Gold Award, sebagai SCI Master Measurer, dan telah menerima penghargaan-penghargaan tertinggi dunia lainnya. Ia merupakan anggota seumur hidup Safari Club International dan International Professional Hunter Association, ia dipercaya untuk ketigakalinya menjadi Ketua Regional Representative SCI untuk negara China dan Jepang serta anggota supporter Green Peace International selama puluhan tahun. 

Rahmat menginginkan pengalamannya yang beragam dan unik, terutama dalam kegiatan pembinaan dan berburu, bisa juga dinikmati orang lain. Untuk itu, ia mengabadikan semua hewan liar hasil buruannya dengan mendirikan dan mengelola Museum dan Galeri satwa liar bertaraf internasional pada tanggal 14 Mei 1999 yang diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Juwono Sudarsono. Satu-satunya museum satwa di Asia yang memamerkan lebih kurang 600 jenis satwa liar dunia, sebagian hasil buruannya dari berbagai negara, hewan-hewan mati dari taman hewan, dan pembelian secara legal serta pemberian teman-teman dari beberapa negara. 

Dalam kurun waktu dua tahun, eksistensi dan aktivitas museum ini telah beberapa kali meraih penghargaan, di antaranya masuk dalam Museum Record Indonesia (MURI) dan Piagam Penghargaan dari Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia yang masuk nominasi calon penerima Penghargaan Kalpataru Tahun 2001 dalam rangka Hari Lingkungan Hidup 5 Juni 2001 dan penghargaan-penghargaan internasional lainnya. 

Di museum ini terdapat bukti tentang betapa concern Rahmat dengan konservasi. Tahun 1995, saat diadakan konferensi di Amerika, ia meraih penghargaan International Conservation Award, penghargaan tertinggi konservasi. Ia ingin Amerika dan negara-negara lainnya tahu bahwa Indonesia juga sangat peduli pada penyelamatan kepunahan hewan-hewan yang ada. Itu dibuktikannya ketika ia memenangkan lelang foto tiga Presiden Amerika serikat masing-masing Gerald Ford, George Bush dan Bill Clinton sedang bermain golf bertiga. Hal ini merupakan kejadian langka yang belum pernah terjadi sebelumnya. Lelang pertama yang sangat langka itu dimenangkannya dengan nilai US $ 16.500. Dananya disumbangkan untuk kepentingan konservasi. Saat ini foto tiga Presiden di lapangan golf tersebut ada di museumnya. 

Di dalam negeri, ia mendapat kepercayaan menjadi pengurus sejumlah organisasi menembak, taman hewan, dan lingkungan hidup, permuseuman, misalnya Pengurus Besar Perbakin (Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Indonesia) selama empat periode, sampai saat ini dipercaya sebagai Penatar Nasional, pengelola Taman Hewan Pematang Siantar (Siantar Zoological Park), dan Dewan Pembina Forum Konservasi Satwa Liar Indonesia (FOKSI) dan Bendahara Umum Badan Musyawarah Museum Indonesia (BMMI). 

Ia kini dikenal sebagai pengusaha, diplomat, pemburu kelas dunia, dan politisi (tahun 1999 terpilih menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Utusan Daerah Sumatera Utara), banyak membina dan memimpin organisasi. Sejumlah organisasi usaha dan kemasyarakatan yang turut dibinanya antara lain sebagai Dewan Kehormatan BPP HIPMI, Dewan Pembina Real Estate Indonesia (REI) Sumatera Utara, Dewan Pembina Asosiasi Manajer Indonesia (AMI), Dewan Pengurus Badan Kerjasama Perusahaan Perkebunan Sumatera (BKS-PPS), Ketua Medan Club selama tiga periode (10 tahun), Ketua Dewan Pakar Inkubator Bisnis USU, pendiri Yayasan Rahmat, pendiri Yayasan Sumatera Lestari (Yasri), pendiri Pesantren H. Mohammed, Dewan Pembina YPAC (Yayasan Pembinaan Anak Cacat) Medan, Dewan Pembina Yayasan UISU Medan, Dewan Penasehat Majelis Adat Budaya Melayu, dan Dewan Penyantun IAIN Sumatera Utara. 

Peduli Sosial

Kiprahnya dalam kehidupan sosial bukanlah sesuatu yang istimewa. Baginya memberi bantuan merupakan sesuatu yang biasa dan mengalir begitu saja, meskipun sebagian besar orang menganggap apa yang dilakukannya di bidang sosial sebagai hal yang luar biasa. 


Ini telah dibuktikannya, dengan memberi bantuan yang sangat dibutuhkan masyarakat sekitar lingkungan usaha berupa tempat ibadah, sekolah dan lain sebagainya. “Dua pertiga hidup saya saat ini untuk kegiatan sosial,” katanya. 

Banyak orang datang dan menyuratinya. Ada yang meminta modal untuk berjualan, membeli becak, biaya pendidikan dan sebagainya. Umumnya permintaan mereka dikabulkan meski dengan persyaratan bantuan yang diberikan harus benar-benar sesuai untuk keperluannya. Jika ia mengetahui dari pemberitaan di media massa atau sumber lain ada orang yang mengalami kesulitan dan sangat tersiksa atau merana tanpa bisa mengatasi karena tidak mempunyai biaya, ia langsung mengirimkan staf untuk mengecek kebenarannya, kemudian mengirimkan bantuan yang pantas dan sesuai kebutuhan. 

Panggilan Moralitas Politik

Kehadirannya di dalam dunia politik ditempuh melalui jalan yang cukup berliku. Semula bergabung dan aktif di Golongan Karya (Golkar), sempat terpilih menjadi salah seorang jurkam (juru kampanye) terbaik dan telah banyak memberi kontribusi waktu dan dana. Belakangan merasa kecewa karena perjuangannya mendorong dan menampung aspirasi rakyat kurang mendapat dukungan dari para oknum elit di partainya. Ketika Pemilu 1999 berlangsung dan saat Golkar secara resmi berubah menjadi partai, ia menyatakan keluar dari Golkar dan bersikap netral. 


Tatkala mendapat kesempatan untuk menjadi anggota MPR Utusan Daerah Sumut, ia diharuskan memilih salah satu partai. Pilihannya jatuh pada Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Partai berlambang Ka’bah ini dianggap cukup fokus dan konsekuen dalam memperhatikan serta mempedulikan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat serta konsisten dengan perjuangan demi bangsa dan negara. 

Ketika ia dianggap cukup berjasa dalam menyukseskan Sidang Istimewa MPR yang lalu, sejumlah teman-temannya di PPP dan tokoh-tokoh masyarakat di daerah berharap dan menyarankan agar ia mengambil peluang dan kesempatan duduk di posisi penting di pemerintahan. Tetapi apa kata Rahmat “Ibarat saya sedang duduk di depan meja makan. Semua jenis menu makanan terbaik dan lengkap sudah tersedia di atas meja. Apakah saya harus mengambil makanan lain lagi di meja orang lain?”

Keluarga Segalanya

Banyak orang bertanya bagaimana Rahmat bisa membagi waktu untuk membina keluarga. Kapan dan bagaimana pula kiatnya bisa membangun hubungan harmonis dengan keluarga di tengah kesibukan mengurus usaha, kegiatan sosial politik, hobi dan lainnya. Banyak contoh di masyarakat mengenai keberhasilan seseorang dalam dunia usaha kegiatan sosial politik dan karir profesi tetapi gagal membina dan memiliki keluarga yang bahagia. Sebaliknya malah mengorbankan kepentingan isteri dan anak-anaknya. Kurang memperhatikan keluarga sehingga menjadi fatal akibatnya. 


Maka, sepanjang hari Sabtu dan Minggu, biasanya ia menghabiskan waktu untuk berkumpul bersama keluarga. Walau sedang di Jakarta, Singapura atau Malaysia, jika pekerjaan belum selesai pada hari Sabtu ia akan kembali ke rumah untuk berkumpul bersama keluarga, menghindar dari berbagai acara undangan resmi. Saat liburan sekolah anak-anak, ia membawa seluruh anggota keluarga berlibur ke luar kota, ke luar daerah, atau ke mana saja. Kadang-kala juga mengajak keluarga masuk tengah hutan di berbagai belahan dunia. Pendeknya, ia selalu berupaya berkumpul dan makan bersama keluarga pada setiap hari Sabtu-Minggu. Hari untuk keluarga itu, diupayakan tidak terganggu oleh pekerjaan serta acara-acara yang tidak ada habisnya. “Saya beruntung mempunyai keluarga yang penuh pengertian sehingga saya berhasil mencapai posisi seperti ini,” katanya. 

Seorang pengusaha, menurutnya, belum bisa disebut sukses bila tidak berhasil membangun keluarga. Pengusaha yang sukses selalu bersikap baik terhadap keluarga, memberikan perlindungan, memelihara, membesarkan dan memperlakukan isteri serta anak-anak dengan baik, agar mereka tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang mandiri dan bermanfaat. 

Karena keluarga pulalah, ia bersyukur karena tidak bisa berdansa dan menyanyi. Buatnya itu tidak masalah. Berarti Tuhan Yang Mahakuasa sayang dan tahu apa yang baik dan buruk untuk dirinya, sehingga ia bisa membatasi diri untuk keluar rumah seperti ke diskotek, night club, bergembira bersama orang-orang yang tidak dikenal sebelumnya yang penuh kepalsuan belaka yang tujuannya tidak lain hanya berfoya-foya dan menghamburkan harta. Ada hikmah tersendiri baginya, karena tidak bisa berdansa dan bernyanyi sebagai-mana teman-temannya.



Biografi

Kebangsaan: Indonesia

Pekerjaan: Pengusaha, Anggota MPR-RI & Diplomat 

Pengalaman Kerja:
1. Tahun 1965 s.d. 1970: Pembantu Montir Bengkel Mobil MSH, Medan 
2. Tahun 1970 s.d. 1980: Workshop Manager, Sales Manager dan Kuasa Direksi PT.Ika Diesel Brothers Medan 
3. Tahun 1980 s.d. saat ini: Dirut PT.Unitwin Indonesia Perkebunan, Real Estate, Eksport Import, Trading,Contractor 
4. Tahun 1991 s.d. 1994: Direktur Utama PT.Cakra Mantaputama Aluminium Industry (PMDN) 
5. Tahun 1994 s.d. saat ini: Komisaris Utama PT.Cakra Compact Aluminium Industries (PMA) -Sumut -Indonesia 
6. Tahun 1994 s.d. saat ini: Dirut PT.Sennah Perkebunan Karet dan Kelapa Sawit, Sumut-Indonesia 
7. Tahun 1995 s.d. saat ini: "Konsul Jenderal Kehormatan" Republik Turkey untuk Pulau Sumatera 
8. Tahun 1996 s.d. saat ini: Komisaris PT.Indal Compact Aluminium Industries (PMA) Bekasi, Jawa Barat-Indonesia 
9. Tahun 1996 s.d. saat ini: Ketua “Yayasan Rahmat" Medan, Sumatera Utara-Indonesia. 
10. Tahun 1996 s.d. saat ini: Pimpinan & Pengelola "Taman Hewan" P.Siantar, Sumatera Utara - Indonesia. 
11. Tahun 1999 s.d. saat ini: Pimpinan "RAHMAT" International Wildlife Museum & Gallery, Medan, Indonesia 
12. Tahun 1999 s.d. saat ini: Anggota MPR-RI (Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia) 

Organisasi Kemasyarakat:
1. Ketua Medan Club, Ekslusif Member's Club yang gedung-gedungnya didirikan sejak tahun 1879 
2. Ketua Dewan Pakar Inkubator Bisnis & Teknologi Universitas Sumatera Utara (USU) 
3. Dewan Pengurus Pusat BMMI (Badan Musyawarah Museum Indonesia), Jakarta-Indonesia 
4. Dewan Pakar FKKB (Forum Komunikasi Kesatuan Bangsa) Sumatera Utara 
5. Dewan Pembina FOKSI (Forum Konservasi Satwaliar Indonesia) Bogor - Indonesia 
6. Anggota Supporter GREEN PEACE International sejak 1981 
7. Dewan Penyantun Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara 
8. Anggota Dewan Pembina Yayasan UISU Medan 
9. Anggota Dewan Pertimbangan Badan Amil Zakat (BAZ) Propinsi Sumatera Utara 
10. Dewan Penasehat MABMI (Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia) Sumatera Utara-Indonesia 
11. Dewan Pembina Center For English Learning (CEL) Medan 
12. Dewan Pembina YPAC (Yayasan Pembinaan Anak Cacat) Medan 
13. Penasehat PARSI (Persatuan Artis sinetron Indonesia) Sumut 
14. Pendiri "YASRI" (Yayasan Sumatera Lestari) Sumatera Utara-Indonesia 
15. Ketua & Pendiri Pesantren H.MOHAMMED Sumatera Utara-Indonesia 
16. Dewall Pembina HSBI (Himpunan Seni Budaya Islam) Sumatera Utara-Indonesia 
17. Dewan Pembina LPPTKA (Lembaga Pembinaan Pengembangan Taman Kanak-kanak AI-Quran) Sumatera Utara 
18. Anggota Luar Biasa Kwartir Daerah Gerakan PRAMUKA Sumatera Utara-Indonesia 
19. Pembina "Sinar Budaya Group" / L.K.MABMI Medan 

Organisasi Usaha:
1. Dewan Pembina REI (Real Estat Indonesia) Sumatera Utara 
2. Dewan Kehormatan BPP-HIPMI (Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) 
3. Dewan Penasehat Asosiasi Kota Bersaudara Medan-Ichikawa,Sumatera Utara-Indonesia 
4. Dewan Pembina AMI (Asosiasi Manajer Indonesia) Medan,Sumatera Utara-Indonesia 
5. Dewan Pembina IMA (Indonesia Marketing Association) Sumatera Utara-Indonesia 
6. Dewan Pembina LP3I (Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia) Sumatera Utara 
7. Dewan Pengurus BKS-PPS (Badan Kerja sama Perusahaan Perkebunan) Sumatera Indonesia 

Organisasi Olahraga:
1. Regional Representatives Safari Club International (SCI) untuk China dan Jepang 
2. Staf Khusus Pengurus Besar FORKI (Federasi Olahraga Karate-do Indonesia) Jakarta 
3. Ketua Umum Pengda FORKI (Federasi Olahraga Karate-do Indonesia), Sumatera Utara-Indonesia 
4. Ketua Bidang Luar Negeri Pengurus Besar PERBAKIN 
5. Penatar Nasional PB.PERBAKIN (Pengurus Besar Persatuan Menembak sasaran dan Berburu seluruh Indonesia 
6. Ketua Umum CAKRA SHOOTING & HUNTING CLUB, Sumatera Utara-Indonesia 
7. Ketua Umum Pengda PAVI-SU (Persatuan Atlit Veteran Indonesia) Sumatera Utara-Indonesia 
8. Dewan Penyantun KONI Sumatera Utara 
9. Ketua Koordinator REPALA (Remaja Pencinta Alam) Sumatera Utara-Indonesia 10. Dewan Penasehat Pengurus Daerah PBI (Persatuan Bowling Indonesia) 
11. Pembina Pengurus Daerah Persaudaraan Bela Diri Kempo Indonesia (PERKEMI) Sumut. 

Kegiatan Sosial:
1. Pendiri "International Wildlife Museum & Gallery", satu-satunya di Asia untuk Pendidikan Konservasi 
2. Anggota Kehormatan Rotary Club, Sumatera Utara-Indonesia 
3. Anggota Kehormatan Lions Club, Sumatera Utara-Indonesia 
4. Bapak Angkat Tetap dari beberapa Pengusaha Kecil & Industri-indusri Kecil di Indonesia 
5. Bapak Angkat dan Donatur Tetap dari beberapa Orang Anak Asuh 
6. Donatur Tetap bagi Pendidikan Anak-Anak Cacat Mental 
7. Membangun & Merenovasi Bangunan beberapa Masjid di Sumatera Utara 
8. Membangun & Merenovasi Bangunan beberapa sekolah di Sumatera Utara 
9. Membangun & Merenovasi rumah-rumah kumuh di Sumatera Utara 
-Memberikan Bantuan Rutin Untuk Pendidikan, Pemuda, Olahraga, Usaha Kecil, Masyarakat Tidak Mampu (Pra Sejahtera) Dan Kegiatan-Kegiatan Sosial Lainnya. 

Hobby:
A. "International Hunter " 
Pemburu Internasional & Perburuan legal dalam rangka Konservasi Alam, mencegah kepunahan binatang-binatang liar di dunia dengan konsep "Konservasi Dengan Pemanfaatan" yang telah diterapkan oleh hampir seluruh negara 
B. "Scuba Diving" (Menyelam), memiliki sertifikat Internasional 
C. "Big Game Fishing" memancing ikan-ikan besar dengan alat khusus bagi jenis dan ukuran ikan tertentu. 
D. Anggota beberapa Golf Club Indonesia & Internasional 
E. Menyediakan/mendirikan penangkaran satwa liar untuk mengembangkan populasi satwa dan pendidikan konservasi 

Bisnis & Sport Club:
A. Anggota Seumur Hidup (Life Member) "Safari Club International" 
B. Anggota Seumur Hidup (Life Member) "International Professional Hunters Association" Afrika 
C. Anggota Seumur Hidup "Mercantile Club" Jakarta-Indonesia 
D. Anggota Seumur Hidup "Exchange Club International" Medan 
E. Anggota "Medan Club", Indonesia 
F. Anggota Golf Club "Graha Helvetia" Indonesia 
G. Anggota Golf "Bukit Barisan" & Country Club, Indonesia 

Prestasi:
Telah masuk di Record Book, SCI USA 
Telah menerima Dangerous Game Of Africa 
Telah memperoleh SCI Master Measurer 
Telah mendapatkan beberapa Gold Award dari SCI USA 
Namanya telah tertera di dinding Museum Safari Club International di Tucson Amerika 
Memiliki Colonel Award Canada 
Beberapa kali Juara Target Shooting Junior 1970-an 
Beberapa kali Juara I Bowling dan Pemain Nasional 
Beberapa kali Juara Safari Wisata Buru 
Beberapa kali Juara Bilyard Medan Club 
Juara I Signal Hunting Radio (Orari) 1980-an 
Tahun 1991 terpilih sebagai "Pria Berbusana Terbaik Indonesia" 
Tahun 1992 terpilih sebagai "Pria Super" 
Tahun 1993 terpilih sebagai "Man of the Year" 
Tahun 1993 terpilih sebagai "Tokoh Populer" 
Tahun 1995 dinobatkan sebagai "Top Executive Indonesia" 
Tahun 1997 terpilih sebagai Pria Berbusana Rapih & Serasi 
Tahun 1998 dinobatkan sebagai Tokoh Citra Mandiri Pria Indonesia 
Tahun 2000 menerima Lencana Emas dari Pers sebagai Tokoh Pengusaha Pendiri Museum satwa liar Internasional Pertama di Asia 
Tahun 2000 menerima penghargaan dari Museum Record Indonesia (MURI) 

Penghargaan Internasional:
"Safari Club International" tahun 1988 
"Profesional Hunters Association Of South Africa, Reno,Nevada,USA tahun 1990 
"Official Measurer, USA, Tahun 1990 dan Tahun 1991 
"SCI World Hunting Award" di Amerika tahun 1994
"Hunting Achievement Award",Tahun 1994 
"Trophy Animals Of South Of Pacific", Tahun 1994
"Top Ten Award", Tahun 1994 
"International Conservation Award" di Amerika tahun 1995 & 1999 
"Master Measurer, USA, Tahun 1995 
"The Big Five Grand Slam International Award" di Amerika tahun 1996 
"International Best Executive Awards" di Jakarta tahun 1996 
"Asean Development Citra Awards" di Jakarta tahun 1996 
"International Development Best Economic Executive Awards" di Jakarta tahun 1997 
"National Geographic Society" tahun 1998 
- Dan Penghargaan-penghargaan Internasional lainnya yang berbentuk Plakat, Fandel, trophy dan lain-Iain. 

Penghargaan Nasional:
Sahwali Award, Bali, tahun 1993 sebagai pengusaha berwawasan lingkungan 
Indonesia Forum, "Segitiga Pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Thailand", (IMTGT) tahun 1993 
Pengurus Besar PERBAKIN, Jakarta, tahun 1993 
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, tahun 1996 
PRIMANIYARTA (Pengusaha paling berprestasi bidang Ekspor Non Migas) dari Presiden R.I, Jakarta, tahun 1997 
Real Estate Indonesia, Tahun 1997 
Pengurus Besar Dharma Pertiwi, Tahun 2000 
Menteri Lingkungan Hidup RI, sebagai Nominasi Peraih Penghargaan Kalpataru 2001 
- Dan Penghargaan-penghargaan Nasional lainnya yang berbentuk Plakat, Fandel, trophy dan lain-Iain. 

Penghargaan Daerah:
Bupati KDH. Tk.II Labuhan Batu, Rantau Prapat, tahun 1991 
Yayasan Sultan Iskandar Muda, sebagai orang tua asuh, Medan, tahun 1992 
Gubernur KDH. Tk.I Sumatera Utara, Medan, tahun 1992 
Panitia Seminar Sehari GPDT -MHB, Medan, tahun 1993 
PERBAKIN, Safari Wisata Buru, Piala GUBSU IV, tahun 1994 
Keluarga Besar REPALA (Remaja Pencinta Alam), Medan, Tahun 1994 
Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC), Cabang Medan, Medan, tahun 1994 Pengda Perbakin tahun 1995 
Panglima Kodam I/ Bukit Barisan, Medan, tahun 1995 
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, Medan, tahun 1995
Universitas Sumatera Utara, Medan, tahun 1995 
Gubernur KDH. Tk.I Sumatera Utara, Lomba Lintas Wisata Alam Tahura Bukit Barisan II, tahun 1995
Yayasan Perguruan Husni Thamrin, Medan, tahun 1995 
Yayasan Arief Rachman Hakim (Eksponen 66) Sumatera Utara, Medan, tahun 1995 Gubernur KDH. Tk.I Sumatera Utara, Medan, tahun 1996 
Tokoh Wartawan Terbaik 1996, Medan, Tahun 1996 
Panglima Komando Daerah Militer I / Bukit Barisan, Medan, tahun 1997
DPD Tk.I Generasi Muda KOSGORO Sumatera Utara, Medan, tahun 1997 
Komite Nasional Pemuda Indonesia, Sumatera Utara, Medan, 1997 
Pemuda &Lingkungan Hidup,tahun 1997 
Jhon Robert Power, Medan, tahun 1998 
Gubernur KDH Tk.I Sumatera Utara, untuk Pendirian Museum, Gallery Satwa liar Satu-satunya di Asia tahun 1998 
Inkubator Bisnis & Teknologi, Universitas Sumatera Utara "CIKAL", tahun 1998 
Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN), Propinsi Sumatera Utara, Medan, tahun 1999 
Komite OlahRaga Nasional Indonesia (KONI) Sumatera Utara, Medan, tahun 1999 Paviliun Rumah Adat Melayu Sumatera Timur, tahun 1999 
Perguruan Karate Full Contact KALA HITAM, Medan Sumatera Utara, Tahun 1999 Perbakin, Kapoldasu Cup, tahun 1999 
IMABI (Institute Management of Business Modern), Tahun 1999 
Giriwana Wisata Alam Sumatera Utara ke VII & Kemah Kerja Konservasi, Tahun 2000 
Komite. Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Sumatera Utara, Medan, tahun 2000 Universitas Negeri Medan (UNIMED), Tahun 2000 
Himpunan Pemuda Nias Indonesia (HIPNI), Tahun 2000 .Leo Club Medan Prima, Tahun 2000 
Unit Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara I Medan 
- Dan Penghargaan-penghargaan lainnya yang berbentuk Plakat, Fandel, Trophy dan lain-Iain



-end-
(Read more...)

Monday, May 25, 2009

Dr. Sri Mulyani Indrawati Menteri Koordinator Perekonomian Sekaligus Menteri Keuangan 2004-2009

"Sri Mulyani terpilih sebagai Menteri Keuangan Terbaik di kawasan Asia pada tahun 2006."

Ia primadona, cerdas, jelita dan populer. Analisisnya kritis, lugas dan jernih. Kiprahnya sudah teruji di birokrasi dan lembaga internasional. Kurang dari empat tahun, tiga jabatan menteri disandangnya, setelah sebelumnya menjadi konsultan di USAid dan Executive Director IMF. Dia perempuan dan pemimpin muda berpotensi jadi presiden.

Tiga jabatan menteri yang disandangnya itu baru pertama kali dipimpin perempuan. Mulai dari Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Menteri Keuangan dan Plt Menko Perekonomian Kabinet Indonesia Bersatu.

Presiden menunjuknya sebagai pelaksana tugas Menteri Koordinator Perekonomian menggantikan Boediono yang terpilih menjadi Gubernur Bank Indonesia. Dia merangkap jabatan Menteri Keuangan.

Setahun setelah menjabat Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Kabinet Indonesia Bersatu, mantan Executive Director IMF ini dipercaya menjabat Menteri Keuangan menggantikan Yusuf Anwar dalam reshuffle KIB yang diumumkan 5 Desember dan dilantik 7 Desember 2005.

Sebelumnya, berkali-kali diisukan akan menjadi menteri, ternyata ia malah go international. Namun setelah menjadi konsultan di USAid, kemudian Executive Director IMF, dia pun dipercaya Presiden Yudhoyono menjabat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Kabinet Indonesia Bersatu.

Mendunia, Sang Ekonom Primadona

Sebelum diangkat menjabat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Kabinet Indonesia Bersatu, dia hijrah ke Atlanta, Georgia, Amerika Serikat (AS), sebagai konsultan di USAid sejak Agustus 2001. Kemudian, terpilih menjadi Executive Director Dana Moneter Internasional (IMF) mewakili 12 negara Asia Tenggara (South East Asia/SEA Group). Dia perempuan pertama dari Indonesia menduduki posisi itu.

Dr. Sri Mulyani Indrawati atau akrab dipanggil Mbak Ani, adalah ekonom yang cantik, luwes, cerdas dan populer. Sejak paruh kedua dekade 1990-an namanya bisa disejajarkan dengan para selebriti dunia hiburan, akibat seringnya tampil di panggung-panggung seminar atau dikutip di berbagai media massa.

Komentar dan analisisnya kritis, lugas, jernih dan populer. Ia primadona panggung seminar dan talk show di televisi kala itu. Selain sering muncul di seminar-seminar, dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE-UI) ini juga sempat aktif menjadi penasihat pemerintah bersama sejumlah ekonom terkemuka lain dalam wadah Dewan Ekonomi Nasional (DEN) pada era pemerintahan Abdurrahman Wahid.

Setelah Megawati menjadi presiden, dia disebut-sebut cukup dekat dengan Megawati dan sempat menyertai Megawati dalam sejumlah acara. Bahkan sempat diisukan akan ditunjuk menduduki salah satu posisi penting di kabinet. Namun, mendadak sejak Agustus 2001, namanya menghilang dari peredaran di dalam negeri.

Apa pasal? Rupanya anak binaan kesayangan Prof Widjojo Nitisastro yang lama memimpin Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi UI ini, sejak tanggal 10 Agustus 2001, sudah hijrah ke Atlanta, Georgia, Amerika Serikat (AS).

Menurut pengakuannya, rencana pindah ke AS sudah lama, dalam rangka kerja sama dengan lembaga bantuan milik Pemerintah AS, USAid dengan program otonomi daerah untuk perkuatan institusi di daerah. Yaitu, memberikan beasiswa S-2 untuk pengajar di universitas di daerah dari Aceh, Kaltim, Sulut, Papua dan Jawa. Programnya di Amerika memang tadinya hanya untuk satu tahun, tetapi diperpanjang dua tahun karena tenaganya masih diperlukan untuk konsultasi pengelolaan program USAid dalam bidang desentralisasi.

Di sana, ibu Dewinta Illinia (13), Adwin Haryo Indrawan (10), dan Luqman Indra Pambudi (6) dari perkawinan dengan Tonny Sumartono ini, banyak memberikan saran dan nasihat mengenai bagaimana mendesain program S-2 untuk perkuatan universitas di daerah maupun program USAid lainnya di Indonesia, terutama di bidang ekonomi. Di samping itu, ia juga mengajar tentang perekonomian Indonesia dan ekonomi makro di Georgia University serta banyak melakukan riset dan menulis buku. Bukunya belum selesai. Topiknya tentang Krisis Ekonomi dan Implikasi pada Pengelolaan Utang Publik.

Seperti halnya di Indonesia, di Amerika ia juga sering mengikuti seminar, tetapi lebih banyak masalah internasional daripada di Indonesia. Sangat banyak yang mengundangnya untuk seminar, seperti dari USINDO, USAid, University of California San Diego, IMF, World Bank Asia Pacific Department, University of Columbia, Negara Belanda, Minister of Planning, dan sebagainya. Lupa, saking banyaknya.

Topiknya pun bervariasi, dari economic up date, desentralisasi dan otonomi, institutional reform, program IMF, governance dan antikorupsi, masalah konflik di Indonesia dan dunia, dan lain-lain.

Tentang filosofi hidup, ia mengatakan hidup hanya sementara. Maka kalau bisa ia hanya ingin melakukan yang terbaik dan memberikan yang terbaik kepada bangsa, negara, agama dan keluarga. Serta ingin menikmati hidup bahagia, damai dengan diri sendiri dan sekitarnya.

Dalam rangka menikmati hidup berguna dan bahagia ini pula, ia getol pula mempelajari psikologi. Ia mengaku sudah sangat lama tertarik pada psikologi. Bahkan dulu ingin masuk fakultas psikologi daripada fakultas ekonomi, karena senang mempelajari tingkah laku dan sifat manusia. Ia senang psikologi karena bisa memahami secara lebih baik sifat dan karakternya sendiri maupun anak-anaknya. Sangat menyenangkan mempelajari bagaimana mereka berkembang dan berubah seiring dengan usia. So excited dan sangat menakjubkan. Sementara, menurutnya, ekonomi banyak bicara tentang tingkah laku pelaku ekonomi, seperti konsumen dan produsen, bahkan juga pemerintah.

Kepribadiannya yang lugas dan cerdas, telah mengantarkannya kepada pergaulan yang sangat luas. Ia disenangi banyak orang di dalam dan luar negeri. Tak heran bila pada awal Oktober 2002 lalu ia terpilih menjadi Executive Director Dana Moneter Internasional (IMF) mewakili 12 negara di Asia Tenggara (South East Asia/SEA Group), menggantikan Dono Iskandar Djojosubroto. Dia menjadi perempuan pertama dari Indonesia menduduki posisi itu.

Posisi itu mungkin tak asing baginya karena sebagai ekonom selama ini ia banyak berurusan dengan IMF, kebijakan IMF, dan dekat dengan orang-orang IMF. Namun, kesan yang mungkin akan sulit dihindari adalah dengan jabatannya yang baru ini pula tampaknya ia menjadi tak leluasa lagi mengkritik keras kebijakan, baik pemerintah maupun IMF.

Sehubungan dengan jabatannya saat itu, penggemar warna hitam, putih, dan pastel, yang juga menjabat komisaris independen di Unilever Indonesia dan Astra Internasional, ini harus pindah dari kawasan Dunwoody, Atlanta bagian utara, yang menjadi tempat tinggalnya setahun terakhir (2001-2002), ke Washington DC -sekitar 1,5 jam dengan pesawat dari Atlanta.

Sebab sejak 1 November 2002, ia berkantor di lantai 13 gedung markas pusat IMF di 19th Street, NW, Washington DC, Maryland, dengan jabatan Executive Director IMF. Baginya, jabatan baru ini adalah tanggung jawab yang harus diemban untuk memenuhi harapan para pemilih dan pendukung, terutama publik.

Ia merupakan perempuan kedua pada posisi itu, setelah seorang perempuan dari Thailand pernah menjabat sebelum Dono Iskandar Djojosubroto. Namun yang jelas, jabatan itu sangat jarang dipegang oleh perempuan. Dari segi usia, ia tergolong paling muda menjabat Executive Director IMF itu. Ia akan menjabat untuk masa dua tahun.

Penunjukannya juga di luar kebiasaan. Selama ini sudah ada semacam kesepakatan antara Bank Indonesia (BI) dan pemerintah bahwa jabatan itu merupakan hak BI. Sedangkan untuk perwakilan di Bank Dunia hak pemerintah. Tapi kali ini, ia justru dicalonkan Menkeu. Rupanya BI berkenan melepaskan haknya untuk mencari orang yang tepat dan paling baik untuk mewakili kepentingan Indonesia di dunia internasional, terutama IMF.

“Pencalonan saya oleh Menkeu yang juga bekas Deputi Gubernur BI tentu sudah melalui konsultasi dan berbagai proses pendahuluan yang mungkin dianggap terbaik untuk kepentingan Indonesia secara keseluruhan dan bukan kepentingan satu-satu institusi, apalagi kepentingan perseorangan,” kata lulusan doctor ekonomi dari University of lllinois Urbana-Champaign, U.S.A (1990–1992) ini.

Ia mengemban tugas mewakili 12 negara anggota SEA Group di IMF. Tugasnya sebagai executive director terkait dengan pengambilan keputusan (to execute). Untuk menentukan berbagai program dan keputusan (action) yang harus diambil IMF. Jadi ia tidak hanya mewakili kepentingan Indonesia. Namun mewakili kepentingan negara-negara anggota di lembaga IMF maupun forum internasional yang relevan. Posisi executive director memberinya kekuasaan penuh untuk bicara dan menyuarakan pemikiran, pertimbangan, maupun keprihatinan negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yang kebanyakan masih dalam kondisi berkembang dan miskin.

Dengan demikian ia juga mempunyai kewenangan untuk melihat dan mengevaluasi, baik kondisi perekonomian Indonesia maupun cara operasi dan prioritas program IMF di dunia. Serta mempunyai banyak kesempatan untuk ikut memperbaiki orientasi program IMF di banyak negara maupun mengatasi dan ikut menyelesaikan masalah global, terutama yang berhubungan dengan arsitektur keuangan dunia, governance, serta berbagai perkembangan dan pembangunan institusi yang diperlukan negara yang ingin bergabung dalam sistem global yang penuh risiko dan ketidakpastian.

Dengan jabatan barunya, ia terpaksa meninggalkan pekerjaan mengajar dan berbagai tugas lainnya termasuk di perusahaan swasta sebagai komisaris. Karena posisi executive director di IMF adalah pekerjaan full time dan tidak boleh memiliki keterikatan lain yang bisa menimbulkan konflik kepentingan.

Banyak orang merasa yakin, bahwa ia akan dapat menjalankan tugasnya dengan baik di IMF. Sebab selama ini ia dikenal sangat dekat dengan orang-orang IMF. Namun terlepas dari soal kedekatan secara pribadi itu, menurutnya yang lebih penting adalah kedekatan institusi. Menurutnya, institusi IMF memiliki pendekatan cukup baku dengan pemerintahan yang menjalankan programnya. “Bahwa hubungan pribadi bisa menolong atau membebani program, secara resmi saya rasa ada standar dan acuan yang baku dalam menilai, mengevaluasi dan menentukan sikap IMF terhadap negara penerima bantuan program,” katanya.

Mengenai adanya pandangan negatif yang timbul dan tenggelam di Tanah Air berkaitan dengan keberadaan dan peran IMF di Indonesia, ia mengatakan, “Sebatas pandangan untuk mencerdaskan bangsa kita dan mendidik bangsa kita dalam menentukan sikap, saya rasa wajar dan sehat. Yang tidak sehat kalau pandangan ini berimplikasi pada pandangan dunia internasional terhadap komitmen dan kesungguhan pemerintah dalam menerima dan melakukan reformasi ekonomi.”

Sementara tanggapannya terhadap teori atau evaluasi mantan ekonom Bank Dunia Joseph Stiglitz tentang krisis Asia dan resep IMF yang dinilai memperparah krisis, seperti terjadi di Indonesia melalui penutupan 16 bank tahun 1998, ia menyarankan lebih baik membaca laporan Independent Evaluation Office serta perlu melakukan refleksi balik terhadap keputusan yang diambil saat krisis mulai terjadi tahun 1997-1998.

Menurutnya, kita tidak boleh melupakan seberapa kemungkinan dan keleluasaan yang dihadapi pemerintah maupun IMF dalam mendesain dan menentukan program. Kebijakan kontraktif fiskal yang disarankan IMF pada masa krisis dilandasi pemikiran bahwa pemerintah dalam kondisi memburuk, baik secara politik maupun secara fiskal, sehingga respons yang harus dilakukan adalah melakukan penghematan.

Tentu ini akan berakibat pada kontraksi ekonomi yang mungkin memperburuk baik lapisan berduit maupun kelompok miskin. Dengan pertimbangan ini, diperlukan kebijakan komplementer untuk melindungi kelompok miskin dan paling rapuh agar tidak mengalami pemburukan sepanjang krisis.

Namun, ekspansi fiskal jelas bukan tanpa batas. Maka, kalau dilihat setelah diperbolehkan ekspansi fiskal yang terukur, Indonesia harus kembali mulai mengetatkan fiskalnya untuk memperbaiki kesinambungan kondisi anggaran pemerintah.

2006, Terpilih Sebagai Menteri Keuangan Terbaik Se-Asia

Sri Mulyani terpilih sebagai Menteri Keuangan Terbaik di kawasan Asia pada tahun 2006. Penghargaan ini diberikan oleh harian Emerging Markets pada Senin 18 September 2006.

Kepala Editor Emerging Markets Taimur Ahmad mengatakan, lembaganya setiap tahun mengadakan pemilihan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral terbaik berdasarkan komposisi kawasan benua. Penghargaan ini selalu diberikan bertepatan dengan sidang tahunan IMF dan Bank Dunia.

Menurut Taimur, Sri Mulyani dipilih sebagai Menteri Keuangan Terbaik di Asia berdasarkan kriteria seperti peningkatan ekonomi, pertumbuhan, kepercayaan investor, rating, dan penilaian investor asing. "Sumber penilaian kami bankir, analis, dan investor," kata Taimur kepada Tempo di Singapura, Jumat (15/9/06).

Hal ini, lanjut dia, punya korelasi langsung dengan kondisi perekonomian Indonesia yang menunjukkan perbaikan. Selain Sri Mulyani, Menteri Keuangan Mesir Youssef Boutros Ghali Terbaik untuk kawasan Timur Tengah, Menteri Keuangan Kamerun Polycarpe Abah Abah di Afrika, Menteri Keuangan Rusia Aleksei Kudrin di Eropa, dan Menteri Keuangan Kolombia Alberto Carrasquilla di Amerika Latin. Gubernur Bank Cina, Zhou, terpilih sebagai Gubernur Bank Sentral terbaik di Asia.

2008, Masuk Dalam Daftar 100 Wanita Paling Berpengaruh Di Dunia

Berada di peringkat ke-23 dari 100 wanita paling berpengaruh di dunia versi majalah Forbes, Sri Mulyani mengalahkan nama-nama beken lainnya seperti Hillary Rodham Clinton, Aung San Suu Kyi dan Oprah Winfrey.

Sri Mulyani dianggap cukup berpengaruh karena setelah ditunjuk sebagai Menteri Keuangan, cadangan devisa Indonesia terus meningkat menembus level tertingginya US$ 50 miliar. Kini bahkan cadangan devisa Indonesia sudah menembus US$ 60 miliar.

Forbes juga menilai, investasi asing terus menanjak setelah kepemimpinan Sri Mulyani di Departemen Keuangan. Wanita yang baru saja berulang tahun ke-46 ini juga dinilai gigih memberantas korupsi di birokrasi, menciptakan insentif pajak dan mempermudah UU Investasi.

Peraih posisi People of The Year 2007 bidang Ekonomi versi SINDO ini juga lebih baik dibanding Oprah Winfrey yang berada di peringkat ke-36, serta Ratu Inggris di posisi ke-35. ”Sejak Sri Mulyani terpilih pada 2005 sebagai menteri keuangan, cadangan devisa Indonesia terus meningkat hingga mencapai USD50 miliar dan investasi asing naik drastis. Dia telah berjuang melawan korupsi di pemerintahan, menciptakan insentif pajak,serta menyederhanakan Undang-Undang Investasi,” catat Forbesdalam laporan kemarin.

Gelar dari Forbes ini sekaligus melengkapi berbagai gelar yang diperoleh ibu tiga anak ini sebelumnya. Sri Mulyani pada Maret lalu juga telah dinobatkan sebagai tokoh paling berpengaruh di Asia oleh Singapore Institute of International Affair (SIIA).

Biografi

Pendidikan: 
1981 – 1986, Universitas Indonesia Jakarta, Indonesia Sarjana Ekonomi 
1988 – 1990, University of lllinois Urbana Champaign, U.S.A Master of Science of Policy Economics 
1990 – 1992, University of lllinois Urbana-Champaign, U.S.A Ph. D of Economics 

Spesialisasi Penelitian
Ekonomi Makro 
Ekonomi Keuangan Negara/Publk 
Ekonomi Moneter dan Perbankan 
Ekonomi Tenaga Kerja 

Jabatan Utama
Dewan Ekonomi Nasional (1999-2001) 
Konsultan USAid di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat (2001-2002) 
Executive Director IMF mewakili 12 negara Asia Tenggara (2002-2004) 
Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu (2005-2009) 

Karir: 
-Asisten Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1985–1986 
-Pengajar Program S1 dan Program Extension FEUI, S2, S3, Magister Manajemen Universitas Indonesia, 1986 
-Asisten Profesor, University of lllinois at Urbana, Champaign, USA, 1990–1992 
-Staf Ahli Bidang Analisis Kebijaksanaan OTO-BAPPENAS, 1994–1995 
-Research Associate, LPEM FEUI, 1992
-Wakil Kepala Bidang Pendidikan dan Latihan LPEM FEUI, 1993–1995 
-Anggota Kelompok Kerja Mobilitas Penduduk, Asisten IV Menteri Negara Kependudukan, BKKBN, Mei–Desember 1995 
-Anggota Kelompak Kerja Mobilitas Penduduk Menteri Negara Kependudukan (BKKBN), 1995 
-Anggota Kelompok Kerja–GATS Departemen Keuangan RI, 1995 
-Wakil Kepala Bidang Penelitian LPEM FEUI, Mei 1995–Juni 1998 
-Kepala Program Magister Perencanaan Kebijakan Publik-UI, 1996-1999 
-Ketua I Bidang Kebijakan Ekonomi Dalam dan Luar Negeri serta Kebijaksanaan Pembangunan, -PP Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), 1996–2000 
-Anggota Komisi Pembimbing mahasiswa S3 atas nama Sdr. Andrianto Widjaya NRP 95507 Program Doktor (S3) Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian, Institute Pertanian Bogor, Juni 1998 
-Anggota Tim Asistensi Menteri Keuangan Bidang Keuangan dan Moneter, Departemen Keuangan RI, Juni 1998 
-Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI), Juni 1998 
-Redaktur Ahli Majalah bulanan Manajemen Usahawan Indonesia, Agustus 1998 
-Nara Sumber Sub Tim Perubahan UU Perbankan, Tim Reformasi Hukum – Departemen Kehakiman RI, Agustus 1998 s/d Maret 1999 
-Tim Penyelenggara Konsultan Ahli Badan Pembinaan Hukum Nasional Tahun 1999–2000, 
-Kelompok Kerja Bidang Hukum Bisnis, dan Menteri Kehakiman Republik Indonesia, 15 Mei 1999 
-Dewan Juri Lomba Karya Ilmiah Remaja LIPI-TVRI XXXI, Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial, Kebudayaan dan Kemanusiaan, terhitung 1 April 1999 
-Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, 2004-2005 

Kegiatan Penelitian: 
-Research Demand for Housing, World Bank Project, 1986 
-Kompetisi Perbankan di Jakarta/Indonesia, Bank BNI 1946, 1987 
-Study on Effects on Long-term Overseas Training on Indonesia Participant Trainees 
OTO Bappenas–LPEM FEUI, 1988 
-Penyusunan Study Dampak Ekonomi Sosial Kehutanan Indonesia. Departemen Kehutanan–LPEM FEUI, 1992 
-Survei Pemasaran Pelumas Otomotif Indonesia, Pertamina–LPEM FEUI, 1993 
-The Prospect of Automotive Market and Factors Affecting Consumer Behavior on Purchasing Car PT. Toyota Astra–LPEM FEUI, 1994 
-Inflasi di Indonesia : Fenomena Sisi Penawaran atau Permintaan atau keduanya. Kantor Menko Ekuwasbang–Bulog–LPEM FEUI, 1994 
-Restrukturisasi Anggaran Daerah. Departemen Dalam Negeri–LPEM FEUI, 1995 
-The Evaluation of Degree and non degree training–OTO Bappenas, 1995 
-Fiscal Reform in Indonesia : History and Perspective, 1995 
-Potensi Tabungan Pelajar DKI Jakarta, Bank Indonesia–LPEM FEUI, 1995) 
-Studi Rencana Kerja untuk Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional, Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi–LPEM FEUI, 1996 
-Interregional Input-Output (JICA Stage III), 1996 
-Studi Kesiapan Industri Dalam Negeri Memasuki Era Perdagangan Bebas, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, LPEM FEUI, 1997 
-Penyusunan Rancangan Repelita VII. Departemen Perindustrian dan Perdagangan, 1997 
-Indonesia Economic Outlook 1998/1999. Indonesia Forum, 1998 
-Country Economic Review for Indonesia. Asian Development Bank, 1999 

Publikasi: 
-Teori Moneter, Lembaga Penerbitan UI, 1986 
-Measuring the Labour Supply effect of Income Taxation Using a Life Cycle Labour Supply Model : A Case of Indonesia (Disertasi), 1992 
-"Prospek dan Masalah Ekspor Indonesia", Suara Pembaharuan, April 1993 
-The Cohort Approach of a life Cycle Labour Supply, EKI, Desember 1993 
-"Tantangan Ekspor non Migas Indonesia ", DPE 1994 
-"Perkembangan Ekonomi Sumber Daya Manusia – Proceding " Seminar LP3Y – Jogya, Dalam Sumber Daya Manusia dalam Pembangunan, 1995 
-"Dilema Hutang Luar Negeri dan PMA", Warta Ekonomi 26, 1995 
-"Ability to Pay minimum wage and Workers Condition in Indonesia", Seminar World Bank Seminar, April 1995 
-Workers in an integrating World, Discuss Panel World Development Report, 1995 
-Mungkinkah Ekonomi Rakyat? Diskusi Series Bali–Post–Ekonomi Rakyat, 25 November 1995 
-"Tumbuh Tinggi dengan Uang Ketat", Warta Ekonomi, 5 Februari 1996 
-Inpres 2/1996 dan Pembangunan Industri Nasional, Dialog Pembangunan CIDES, 28 Maret 1996"Kijang Tetap Jadi Pilihan", Jawa Pos, 29 Maret 1996 
-Consistent Macroeconomic Development and its Limitation (Sri Mulyani dan Ari Kuncoro), Indonesia Economy Toward The Twenty First Century–IDE, 1996 
-"Pemerintah Versus Pasar", memperingati 70 Tahun, Prof. Widjojo Nitrisastro, Mei 1997 
-"Liberalisasi Challenges", Seminar ASEAN/ISI-Keijai Koho Center, Tokyo, 8 Juli 1997 
-"Economic Profile and Performance of ASEAN Countries" Konfrensi Federation of ASEAN Economic Association, Denpasar–Bali, 24-25 Oktober 1997 
-"Analisa Krisis Nilai Tukar dan Prospek Perekonomian Indonesia ke Depan", Seminar KBRI Singapura, 4 Desember 1997 
-"Small Industry Profiles and Policies", Two Day Seminar USAID-LPEM, Aryaduta Hotel, 17-18 Desember 1997 
-"Kesehatan Bank dan Lingkungan Makro Ekonomi", Dialog Bank Umum Nasional, 16 Januari 1998 
-"Evaluasi Ekonomi 1997 dan Tantangan Ekonomi 1998", Seminar LIPI, 20 Januari 1998 
-"Revisi RAPBN", Gatra, 24 Januari 1998 
-"Krisis Ekonomi Indonesia dan Langkah Reformasi", Orasi Ilmiah Universitas Indonesia, Balairung UI, 7 February 1998 
-"APBN 1998/1999 dimasa Resesi dan Dimensi Revisi RAPBN 1998/1999", Diskusi HUT FKP DPR RI, 12 Februari 1998 
-Forget CBS, Get Serious About Reform, Indonesia Business, April 1998



-end-

(Read more...)