Showing posts with label Indonesia. Show all posts
Showing posts with label Indonesia. Show all posts

Monday, June 1, 2009

Dr. H. Rahmat Shah Anggota MPR RI & Diplomat

"Ia satu-satunya putera Indonesia yang namanya masuk buku Great Hunter dan orang Indonesia pertama memperoleh African Big Five Grand Slam Award."

Pengusaha sukses dan diplomat yang memperoleh gelar Lord of Rudge dari Inggris, ini telah memperoleh sejumlah penghargaan di tingkat nasional maupun internasional dalam berbagai bidang. Pendiri dan pimpinan Rahmat International Wildlife Museum & Gallery, Medan, satu-satunya di Asia untuk pendidikan konservasi, ini seorang pemburu dan petualang yang telah menjelajahi hutan belantara, menyelami sungai dan laut di berbagai belahan dunia. Ia satu-satunya putera Indonesia yang namanya masuk buku Great Hunter dan orang Indonesia pertama memperoleh African Big Five Grand Slam Award.


Kita hidup dengan apa yang kita dapat tetapi kita membuat kehidupan dengan apa yang kita berikan. Begitu kata pengusaha, anggota MPR-RI dan diplomat, ini mengungkap prinsip hidupnya. Ia seorang putra Indonesia yang telah banyak mengharumkan Indonesia di mancanegara. Sebagai seorang pengusaha sukses ia telah banyak membantu pembangunan sarana olahraga, pendidikan, tempat ibadah, tempat hiburan masyarakat, membangun museum satu-satunya di Asia, dan melakukan kegiatan sosial di mana-mana, khususnya bagi warga yang benar-benar membutuhkannya. 

Tidaklah heran bila ada yang berkata,”Andai hati semua orang berpunya sepertinya, Alangkah indahnya. Andai semua pengusaha seperti beliau, barangkali tidak ada lagi kesenjangan sosial yang setiap saat bisa memicu kerusuhan. Ah seandainya !” Kalimat di atas merupakan penggalan dari sepotong surat yang dikirim oleh seorang guru SMP di kota Medan ke Harian Waspada dan dimuat di rubrik “Surat Pembaca” 17 Maret 1997. Surat tersebut menggambarkan kekaguman sosok rakyat biasa terhadap Rahmat yang dikenalnya lewat berbagai aktivitas sosial kemasyarakatan.

Rahmat Shah lahir tanggal 23 Oktober 1950 setelah 12 bulan dikandung oleh ibunya, Hj. Syarifah. Ia anak laki-Iaki kedua dalam keluarga besar Gulrang Shah. Kakak lelakinya, Anif Rahmat adalah anak keenam, tiga saudara lain di atasnya semuanya wanita. Sebetulnya ada satu lagi kakak Rahmat, Habib Shah namanya, namun meninggal dunia di zaman revolusi saat berusia lebih kurang lima tahun. Keluarga Rahmat tergolong keluarga besar, yakni 16 bersaudara, delapan lelaki dan delapan wanita. Mereka semua tinggal di sebuah kota yang bernama Perdagangan, Simalungun, Sumatera Utara. Semasa kecil Rahmat adalah seorang anak yang aktif. Ia suka berenang, memancing, menjala ikan, dan berburu ke hutan dengan ketapel. Kesenangannya pada hewan-hewan langka dan berbisa juga telah kelihatan sejak kecil.

Ayahnya sangat keras menanamkan prinsip-prinsip hidup yang baik kepada semua anak-anaknya, terutama tentang hidup disiplin, kerja keras, jujur dan cara hidup hemat. Selama Rahmat sekolah di Medan, mereka diberi bekal sangat terbatas untuk kebutuhan sehari-hari. Bukan ia tidak mampu, tetapi ingin semua anaknya terbiasa belajar hemat agar kelak bisa menjadi orang yang berhasil dan berguna serta bisa mengatur kehidupan sesuai dengan apa yang dimilikinya. 

Saat duduk di bangku sekolah, entah karena memegang prinsip hidup yang diajarkan orang tua, prestasi Rahmat di bangku sekolah berjalan biasa-biasa saja. Bahkan rankingnya hampir selalu berada di urutan bawah.


Namun hal itu tidak membuatnya rendah diri dan kehilangan ia malah pandai bergaul. Ia bergaul dengan siapa saja, tanpa pandang bulu. Prinsip yang dipegang dalam pergaulan: ‘selalu menepati janji, rajin, ramah dan sopan, serta tanpa pamrih.’ Sikap yang membuatnya cepat akrab dan mempunyai banyak teman dari berbagai kalangan di Indonesia dan negara lainnya. 

Soal kebolehan bergaul di masa remaja, ada cerita tersendiri. Di tahun 70-an, ia merupakan remaja berpostur tubuh tinggi dan berwajah tampan sehingga menjadi idola remaja. Dalam Festival Medan Fair ia terpilih sebagai “Pangeran Muda” sebuah simbol kesuksesan, ketampanan dan kegagahan kaum muda Medan saat itu. Hanya bedanya, ia sangat pemalu sehingga selalu diganggu dan dikejar-kejar karena membuat penasaran lawan jenisnya. Ketika ditanya, kenapa ia tidak mempedulikan wanita? Dijawabnya, karena ia belum sukses dan tidak punya uang untuk mentraktir mereka. Ia malu dan tidak pantas kalau harus dibayari dan dibiayai hidup oleh wanita. 

Ketampanan tidak membuatnya hanyut atau terperosok jauh ke dalam hingar-bingar pergaulan remaja. Ia berusaha membatasi diri, tetap bekerja keras untuk menggapai cita-citanya sambil tetap bergaul dan aktif berolahraga. Olahraga yang diminatinya adalah boling, biliar dan menembak. Ia juga bermain radio amatir. Ia beberapa kali menjadi juara pada hampir semua olahraga yang ditekuninya. Ketika ditanya, kenapa ia dengan mudah mendapat juara? Dijawabnya dengan singkat, “Untuk menjadi juara sangat mudah tetapi dituntut disiplin yang tinggi dalam latihan dan percaya diri serta mental yang baik jangan selalu berdalih dalam kejuaraan atau pun pertandingan”. 

Kala anak-anak muda seusianya asyik menikmati keindahan dunia remaja, ia malah tetap sibuk bekerja keras di sebuah bengkel mobil milik keluarga untuk mencapai tekadnya. Hampir setiap hari ia bermandi keringat dan berlumur oli kotor. Setiap hari ia mengayuh sepeda membawa alat-alat mobil yang berat dan besar ukurannya hingga berpuluh kilometer jauhnya. Dengan kerja keras itulah ia kemudian tertempa menjadi seorang montir serta pekerja yang handal. Sejak usia remaja (lebih kurang 14 tahun) ia sudah terbiasa melakukan proses belajar sambil bekerja learning by doing. 

Ia rajin, ulet dan cepat beradaptasi dengan pekerjaan. Anif, kakaknya bertutur: “Saya selalu menugasinya membeli spare parts dengan mengendarai sepeda. Amat orangnya cekatan. Memakai tas punggung belakang sambil membawa plat baja dan tas besar yang diletakkan di boncengannya, ia mengayuh sepeda membawa pesanan spare parts dan peralatan berat untuk diperbaiki oleh tukang bubut. Karena kerajinannya, tepat janji dan ramah, salah seorang tukang bubut langganan bengkel saya, Pak Simin sangat sayang padanya dan memberinya seekor domba.” 

Karena harus bekerja guna mencapai cita-citanya ia terbiasa bangun pagi pukul enam dan sering kembali ke rumah dari bekerja dengan tangan, muka dan badan hitam-hitam kena oli kotor. Tidak jarang tiba di rumah sudah larut malam dan langsung terbaring kelelahan terkadang tanpa makan. Banyak sekali pengalaman pahit dan terhina yang dialaminya saat itu, akan tetapi justru hal tersebut yang memacu dan memotivasinya bekerja keras agar dapat berhasil sesuai dengan tekadnya. 

Begitulah pengorbanan dan perjuangan Rahmat. Ia merelakan sebagian masa remajanya yang indah dilalui dengan kerja keras. “Saya hampir tak punya kesempatan melewati serba-serbi masa remaja. Selalu sibuk bekerja dan belajar seluk-beluk usaha. Saya ingin menjadi seorang yang sukses,” tuturnya. Keinginan mencapai sukses merupakan motivasi dan pemicu yang kuat. “Saya harus sukses dan punya agar bisa membantu keluarga, teman-teman, bangsa, dan negara,” begitu tekad yang sudah tertanam di dalam hatinya sejak usia muda. 

Kepribadiannya yang memiliki semangat bekerja keras dan ulet, membuat Surya Paloh, pengusaha muda Medan yang sukses saat itu, menaruh simpati. Suatu hari, Surya Paloh (kini pengusaha dan publisher terkemuka di Indonesia pemilik Surat Kabar Media Indonesia, Lampung Pos, Metro TV, dan berbagai usaha besar lainnya), mengajak Rahmat bergabung, bekerja pada perusahaan miliknya, PT Ika Diesel. Perusahaan ini menjadi agen tunggal mobil Ford dan memiliki workshop (bengkel) khusus yang lengkap, serta pembuat berbagai karoseri untuk badan truk dan bus berbagai model yang saat itu satu-satunya di Sumatera Utara. 

Rahmat menyambut tawaran itu dengan senang hati. Baginya bekerja di perusahaan mobil dan bengkel tidaklah sulit karena telah punya pengalaman bekerja di bengkel. Jabatan pertama di PT Ika Diesel sebagai workshop manager. Semua tugas dikerjakan dengan baik, bahkan seringkali melampaui target yang diberikan oleh bosnya. 

Saat bekerja di perusahaan tersebut, menurut Kwik Sam Ho (A HO), rekan kerjanya, Rahmat mampu melakukan lobi-Iobi yang luar biasa, terutama menerobos pasar asuransi dan perkebunan. Hampir semua merek kendaraan, di antaranya Toyota, Daihatsu, Chevrolet, Volks Wagen (YW), dan Ford menjadi langganan PT Ika Diesel karena approach dan janji Rahmat yang tepat. Ia selalu melakukan pekerjaan seperti perusahaan itu adalah miliknya. Itulah yang membuat karir dan namanya terus melejit dan dipercaya di mana-mana. Karirnya terus berkembang hingga ia dipercaya menjadi kuasa direksi dan akhirnya menjadi mitra usaha.

“Kepercayaan penuh telah diberikan, semua fasilitas sudah ada, tinggal bagaimana meningkatkan prestasi yang dapat menguntungkan usaha. Untuk dapat menjangkaunya, kita harus konsentrasi pada pekerjaan, melakukan segala sesuatu dengan segera sebagaimana mestinya serta harus menganggap perusahaan itu milik kita, sehingga dapat merasakan pahit ruginya dan manis untungnya,” kenang Rahmat. 

Dua bersaudara, Surya Paloh dan Rusli Paloh, merupakan atasannya yang selalu memberi kesempatan dan mendorongnya agar berkembang menjadi seorang pengusaha. Melihat cara kerja, penampilan dan wawasan Rahmat yang mengesankan, mereka berdua yakin suatu saat Rahmat bisa menjadi orang sukses. 

Atas perkenan dan dukungan kedua bosnya, Rahmat berhenti dari PT Ika Diesel. Kemudian ia membuka usaha sendiri. Tahun 1980 ia mendirikan PT Unitwin Indonesia yang bergerak dalam keagenan berbagai produk dari dalam dan luar negeri, di samping supplier dan kontraktor. 

Ramalan Surya Paloh dan Rusli Paloh tentang masa depan Rahmat, menjadi kenyataan. Begitu ia membuka usaha sendiri, nama Rahmat cepat berkibar dan terkenal sebagai pengusaha muda yang ulet dan tangguh. Dalam waktu relatif siligkat, kegiatan usahanya merambah ke berbagai proyek berskala besar. Mulai dari proyek pembangunan pabrik, jalan, irigasi, perumahan, sampai memasok alat-alat berat untuk perusahaan perkebunan. Wilayah ekspansinya terus meluas hingga ke Jakarta, Kalimantan, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Jepang, Korea, USA dan Kanada.

Ia kemudian memutuskan untuk hijrah ke Jakarta dan memimpin usahanya dari sana pada tahun 1984, bersama isterinya yang cantik, Rose, gadis Melayu asal Singapura yang disuntingnya pada tahun 1983 ketika berusia 33 tahun, yang memberinya tiga anak, satu puteri dan dua putra. 

Selama tinggal di kota metropolitan, ia mengembangkan diri ke pergaulan bisnis yang lebih luas. Tekadnya untuk menjadi salah seorang pengusaha nasional yang tangguh makin besar. Ia bergaul dengan orang-orang penting, mulai dari birokrat, politisi, sampai militer.

Dua orang jenderal yang kemudian dianggap sebagai pengganti orang tua di perantauan yang selanjutnya menjadi mitra usahanya ialah Jenderal TNI Widjojo Soejono, mantan Kaskopkamtib, dan Jenderal Pol. Widodo Budidarmo, mantan Kapolri. Bersama mereka, ia mendirikan PT Wiraco yang bergerak dalam perdagangan dan keagenan dari USA, Kanada, Singapura dan beberapa negara lainnya.

Melalui kepemimpinannya yang ulet, gigih dan pantang menyerah, perusahaan ini berhasil memenangkan sejumlah tender proyek besar, di antaranya menjadi pemasok produk luar negeri dan Robco Canada untuk sejumlah perusahaan industri besar, seperti PT Krakatau Steel, Semen Padang, Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) Bandung, PT PAL dan lain-Iain industri besar yang membutuhkan produk mereka. 

Dalam mengembangkan usahanya, Jenderal TNI Widjojo Soejono memiliki filosofi jitu yang hingga saat ini tetap dipegang dan diamalkan Rahmat, “Low Profile, High Profit”. 
Dari Jakarta, Rahmat juga membuka dan mengendalikan PT Agrowiratama, sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit dan kakao dengan luas areal mencapai lebih kurang 11.000 hektar di Padang. Suatu hal yang patut menjadi kebanggaan baginya, ketika perusahaan besar dari beberapa negara, Kanada, USA, Singapura, Malaysia, Filipina dan Indonesia, mendirikan sebuah perusahaan patungan (joint venture) di Singapura. Ia diperca-ya menjadi Presiden Direktur. Suatu keper-cayaan internasional yang tidak mudah mencapainya. 

Tahun 990, tatkala Gubernur Sumatera Utara mencanangkan program gerakan Marsipature Hutana Be, semacam ajakan kepada pengusaha kelahiran Sumut yang telah sukses di perantauan agar kembali memperhatikan tanah kelahiran, hati Rahmat tergugah. Setelah kurang lebih delapan tahun menetap di Jakarta, ia memilih untuk kembali ke daerah asal kelahirannya, Medan, Sumatera Utara. Ia kembali justru ketika begitu banyak peluang dan kesempatan di ibukota. 

Di Medan, ia mendirikan pabrik pengolahan aluminium PT Cakra Aluminium Industry (CAI), bekerja sama dengan salah seorang pengusaha daerah yang kemudian berubah menjadi Cakra Compact Aluminium Industries dan statusnya menjadi perusahaan PMA (Penanaman Modal Asing) karena bermitra dengan Compact Metal Industry, sebuah perusahaan Singapura.

Saat ini PT Cakra telah go public di Singapura, juga telah menerima sertifikat 1S0 9002. Selain itu, PT Cakra telah mengirimkan para tenaga kerjanya untuk belajar ke berbagai negara Eropa dan Asia. Hasilnya saat ini produksinya lengkap terpadu (integrated). Artinya, segala yang menyangkut aluminium dapat dilakukan oleh PT Cakra dari awal peleburan hingga tinggal pakai dengan kualitas standar internasional. 

Ia kembali menghidupkan PT Unitwin yang pernah ditinggalkan ketika ia hijrah ke Jakarta. Perusahaan itu kini kembali berjalan efektif mengelola berbagai kegiatan usaha: real estate, ekspor-impor, perdagangan, serta kontraktor. Salah satu karyanya yang kini sudah dinikmati manfaatnya oleh sebagian masyarakat kota Medan ialah Perumahan Cemara Hijau di Jalan Metal.

Dalam usaha perumahan yang dibangunnya ternyata membutuhkan perjuangan yang cukup berat, mungkin Rahmatlah satu-satunya pengusaha yang mampu mengalahkan Grup Lamtoro pada saat lelang penjualan lahan perumahan di Indonesia. Pihak Lamtoro merupakan milik keluarga Cendana, sehingga tidak ada yang bisa mencegah apa yang mereka inginkan saat itu. Rahmat cukup repot dan mengalami kesulitan menghadapi oknum Grup Lamtoro yang berupaya mengganjal usahanya. Namun, Rahmat yang berasal dari desa, dapat mengatasinya hanya dengan kuasa Tuhan Yang Mahakuasa. 
Ia bergabung kembali di Medan Club, sebuah klub eksk1usif yang berdiri sejak tahun 1879. Tidak berapa lama kemudian, ia memberi penataran Perbakin di Medan Club. 
Lalu, ia mencalonkan diri dan terpilih sebagai Ketua termuda dan langsung mengadakan renovasi, pembangunan, dan penertiban.

Penertiban yang dilakukannya pada awal memimpin klub dengan mengeluarkan 14 orang anggota yang tidak melaksanakan kewajibannya dan tiga orang pengurus yang tidak bisa menjaga amanah yang diberikan anggota. Dua tahun setelah habis masa jabatannya, ia terpilih kembali untuk periode selama empat tahun. 

Keberhasilannya mengembangkan dunia usaha dan kegiatan sosial kemasyarakatan menarik perhatian para duta besar serta diplomat asing dari berbagai negara ketika melakukan kunjungan kerja ke Medan, Sumatera Utara. Rahmat oleh Kadin Sumut, sesuai dengan jabatannya dipercaya menjamu belasan duta besar dari berbagai negara di pabriknya PT Cakra. Di antara para duta besar itu terdapat duta besar dari Republik Turki.

Melihat posisi strategis Rahmat dan potensi wilayah Sumatera Utara untuk kerjasama perdagangan bilateral, beberapa negara menawarkan kepadanya untuk menjadi diplomat mereka. Tetapi Rahmat memilih negara Turki karena negara ini bergabung dalam NATO dan memiliki latar belakang sejarah yang sangat luar biasa. Tahun 1995 ia resmi diangkat menjadi Konsul Jenderal Kehormatan Republik Turki untuk hubungan perdagangan langsung meliputi wilayah Sumatera. 

Langkahnya mengembangkan dunia usaha di daerah membuat ia terpilih menjadi Warga Negara Indonesia yang mempunyai posisi terhormat dan memperoleh sejumlah penghargaan. Tahun 1999, ia memperoleh anugerah gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Lincoln, San Fransisco, Amerika Serikat, atas prestasinya memadukan perkembangan dunia usaha dengan pertumbuhan ekonomi di daerah. Disertasinya untuk meraih gelar doktor tersebut mengulas tentang “Peranan Dunia Usaha sebagai Penopang Perekonomian Daerah.” 

Sebelumnya, tahun 1993, ia menerima penghargaan “Sahwali Award” dari satu Badan Pengawas Lingkungan dan Pemerintah di Bali, sebagai pengusaha yang berwawasan lingkungan. Kemudian tahun 1997, ia mendapat anugerah “Primaniyarta” dari Presiden Republik Indonesia yang diterima di Istana Negara karena perusahaannya dinilai paling berprestasi mengembangkan usaha ekspor non migas, tidak bermasalah dengan lingkungan, buruh, bank, pajak dan pihak-pihak lainnya, justru di tengah krisis ekonomi di mana sebagian besar perusahaan di tanah air sedang mengalami kehancuran.

Petualang Dunia

Kesenangannya pada alam, berburu, berenang, menyelam dan memancing kini bukan lagi dilakukan di pinggir hutan dan di sungai Bah Bolon dekat rumah orang tuanya di kampung. Kini ia melakukan itu semua di tempat-tempat yang jauh dari tanah kelahirannya, di berbagai negara, tempat ia bisa belajar tentang arti penting pelestarian lingkungan hidup. Ia pernah menjelajahi hampir sebagian besar hutan belantara mancanegara, menyelami sungai panjang dan laut dalam di berbagai negara, seperti Amerika, Kanada, New Zealand, Australia, Turki, Spanyol, Kazakhstan, Rumania, sebagian besar Afrika, dan belahan dunia lainnya. 


Ia telah memperoleh sejumlah kepercayaan dan penghargaan bergengsi di tingkat nasional maupun internasional di bidang pelestarian lingkungan hidup. Ia juga berburu untuk konservasi yang telah nyata penerapan dan hasilnya di hampir seluruh negara. Ia adalah satu-satunya putera Indonesia yang kini namanya masuk buku Great Hunter dan orang Indonesia pertama yang memperoleh African Big Five Grand Slam Award. 

Namanya juga tercantum dalam Record Book dan tertera di dinding Museum Safari Club International (SCI) di Tucson, Amerika. Dia juga telah menerima International Conservation Award, Dangerous Game of Africa, memperoleh World Hunting Award, mendapat puluhan Gold Award, sebagai SCI Master Measurer, dan telah menerima penghargaan-penghargaan tertinggi dunia lainnya. Ia merupakan anggota seumur hidup Safari Club International dan International Professional Hunter Association, ia dipercaya untuk ketigakalinya menjadi Ketua Regional Representative SCI untuk negara China dan Jepang serta anggota supporter Green Peace International selama puluhan tahun. 

Rahmat menginginkan pengalamannya yang beragam dan unik, terutama dalam kegiatan pembinaan dan berburu, bisa juga dinikmati orang lain. Untuk itu, ia mengabadikan semua hewan liar hasil buruannya dengan mendirikan dan mengelola Museum dan Galeri satwa liar bertaraf internasional pada tanggal 14 Mei 1999 yang diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Juwono Sudarsono. Satu-satunya museum satwa di Asia yang memamerkan lebih kurang 600 jenis satwa liar dunia, sebagian hasil buruannya dari berbagai negara, hewan-hewan mati dari taman hewan, dan pembelian secara legal serta pemberian teman-teman dari beberapa negara. 

Dalam kurun waktu dua tahun, eksistensi dan aktivitas museum ini telah beberapa kali meraih penghargaan, di antaranya masuk dalam Museum Record Indonesia (MURI) dan Piagam Penghargaan dari Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia yang masuk nominasi calon penerima Penghargaan Kalpataru Tahun 2001 dalam rangka Hari Lingkungan Hidup 5 Juni 2001 dan penghargaan-penghargaan internasional lainnya. 

Di museum ini terdapat bukti tentang betapa concern Rahmat dengan konservasi. Tahun 1995, saat diadakan konferensi di Amerika, ia meraih penghargaan International Conservation Award, penghargaan tertinggi konservasi. Ia ingin Amerika dan negara-negara lainnya tahu bahwa Indonesia juga sangat peduli pada penyelamatan kepunahan hewan-hewan yang ada. Itu dibuktikannya ketika ia memenangkan lelang foto tiga Presiden Amerika serikat masing-masing Gerald Ford, George Bush dan Bill Clinton sedang bermain golf bertiga. Hal ini merupakan kejadian langka yang belum pernah terjadi sebelumnya. Lelang pertama yang sangat langka itu dimenangkannya dengan nilai US $ 16.500. Dananya disumbangkan untuk kepentingan konservasi. Saat ini foto tiga Presiden di lapangan golf tersebut ada di museumnya. 

Di dalam negeri, ia mendapat kepercayaan menjadi pengurus sejumlah organisasi menembak, taman hewan, dan lingkungan hidup, permuseuman, misalnya Pengurus Besar Perbakin (Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Indonesia) selama empat periode, sampai saat ini dipercaya sebagai Penatar Nasional, pengelola Taman Hewan Pematang Siantar (Siantar Zoological Park), dan Dewan Pembina Forum Konservasi Satwa Liar Indonesia (FOKSI) dan Bendahara Umum Badan Musyawarah Museum Indonesia (BMMI). 

Ia kini dikenal sebagai pengusaha, diplomat, pemburu kelas dunia, dan politisi (tahun 1999 terpilih menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Utusan Daerah Sumatera Utara), banyak membina dan memimpin organisasi. Sejumlah organisasi usaha dan kemasyarakatan yang turut dibinanya antara lain sebagai Dewan Kehormatan BPP HIPMI, Dewan Pembina Real Estate Indonesia (REI) Sumatera Utara, Dewan Pembina Asosiasi Manajer Indonesia (AMI), Dewan Pengurus Badan Kerjasama Perusahaan Perkebunan Sumatera (BKS-PPS), Ketua Medan Club selama tiga periode (10 tahun), Ketua Dewan Pakar Inkubator Bisnis USU, pendiri Yayasan Rahmat, pendiri Yayasan Sumatera Lestari (Yasri), pendiri Pesantren H. Mohammed, Dewan Pembina YPAC (Yayasan Pembinaan Anak Cacat) Medan, Dewan Pembina Yayasan UISU Medan, Dewan Penasehat Majelis Adat Budaya Melayu, dan Dewan Penyantun IAIN Sumatera Utara. 

Peduli Sosial

Kiprahnya dalam kehidupan sosial bukanlah sesuatu yang istimewa. Baginya memberi bantuan merupakan sesuatu yang biasa dan mengalir begitu saja, meskipun sebagian besar orang menganggap apa yang dilakukannya di bidang sosial sebagai hal yang luar biasa. 


Ini telah dibuktikannya, dengan memberi bantuan yang sangat dibutuhkan masyarakat sekitar lingkungan usaha berupa tempat ibadah, sekolah dan lain sebagainya. “Dua pertiga hidup saya saat ini untuk kegiatan sosial,” katanya. 

Banyak orang datang dan menyuratinya. Ada yang meminta modal untuk berjualan, membeli becak, biaya pendidikan dan sebagainya. Umumnya permintaan mereka dikabulkan meski dengan persyaratan bantuan yang diberikan harus benar-benar sesuai untuk keperluannya. Jika ia mengetahui dari pemberitaan di media massa atau sumber lain ada orang yang mengalami kesulitan dan sangat tersiksa atau merana tanpa bisa mengatasi karena tidak mempunyai biaya, ia langsung mengirimkan staf untuk mengecek kebenarannya, kemudian mengirimkan bantuan yang pantas dan sesuai kebutuhan. 

Panggilan Moralitas Politik

Kehadirannya di dalam dunia politik ditempuh melalui jalan yang cukup berliku. Semula bergabung dan aktif di Golongan Karya (Golkar), sempat terpilih menjadi salah seorang jurkam (juru kampanye) terbaik dan telah banyak memberi kontribusi waktu dan dana. Belakangan merasa kecewa karena perjuangannya mendorong dan menampung aspirasi rakyat kurang mendapat dukungan dari para oknum elit di partainya. Ketika Pemilu 1999 berlangsung dan saat Golkar secara resmi berubah menjadi partai, ia menyatakan keluar dari Golkar dan bersikap netral. 


Tatkala mendapat kesempatan untuk menjadi anggota MPR Utusan Daerah Sumut, ia diharuskan memilih salah satu partai. Pilihannya jatuh pada Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Partai berlambang Ka’bah ini dianggap cukup fokus dan konsekuen dalam memperhatikan serta mempedulikan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat serta konsisten dengan perjuangan demi bangsa dan negara. 

Ketika ia dianggap cukup berjasa dalam menyukseskan Sidang Istimewa MPR yang lalu, sejumlah teman-temannya di PPP dan tokoh-tokoh masyarakat di daerah berharap dan menyarankan agar ia mengambil peluang dan kesempatan duduk di posisi penting di pemerintahan. Tetapi apa kata Rahmat “Ibarat saya sedang duduk di depan meja makan. Semua jenis menu makanan terbaik dan lengkap sudah tersedia di atas meja. Apakah saya harus mengambil makanan lain lagi di meja orang lain?”

Keluarga Segalanya

Banyak orang bertanya bagaimana Rahmat bisa membagi waktu untuk membina keluarga. Kapan dan bagaimana pula kiatnya bisa membangun hubungan harmonis dengan keluarga di tengah kesibukan mengurus usaha, kegiatan sosial politik, hobi dan lainnya. Banyak contoh di masyarakat mengenai keberhasilan seseorang dalam dunia usaha kegiatan sosial politik dan karir profesi tetapi gagal membina dan memiliki keluarga yang bahagia. Sebaliknya malah mengorbankan kepentingan isteri dan anak-anaknya. Kurang memperhatikan keluarga sehingga menjadi fatal akibatnya. 


Maka, sepanjang hari Sabtu dan Minggu, biasanya ia menghabiskan waktu untuk berkumpul bersama keluarga. Walau sedang di Jakarta, Singapura atau Malaysia, jika pekerjaan belum selesai pada hari Sabtu ia akan kembali ke rumah untuk berkumpul bersama keluarga, menghindar dari berbagai acara undangan resmi. Saat liburan sekolah anak-anak, ia membawa seluruh anggota keluarga berlibur ke luar kota, ke luar daerah, atau ke mana saja. Kadang-kala juga mengajak keluarga masuk tengah hutan di berbagai belahan dunia. Pendeknya, ia selalu berupaya berkumpul dan makan bersama keluarga pada setiap hari Sabtu-Minggu. Hari untuk keluarga itu, diupayakan tidak terganggu oleh pekerjaan serta acara-acara yang tidak ada habisnya. “Saya beruntung mempunyai keluarga yang penuh pengertian sehingga saya berhasil mencapai posisi seperti ini,” katanya. 

Seorang pengusaha, menurutnya, belum bisa disebut sukses bila tidak berhasil membangun keluarga. Pengusaha yang sukses selalu bersikap baik terhadap keluarga, memberikan perlindungan, memelihara, membesarkan dan memperlakukan isteri serta anak-anak dengan baik, agar mereka tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang mandiri dan bermanfaat. 

Karena keluarga pulalah, ia bersyukur karena tidak bisa berdansa dan menyanyi. Buatnya itu tidak masalah. Berarti Tuhan Yang Mahakuasa sayang dan tahu apa yang baik dan buruk untuk dirinya, sehingga ia bisa membatasi diri untuk keluar rumah seperti ke diskotek, night club, bergembira bersama orang-orang yang tidak dikenal sebelumnya yang penuh kepalsuan belaka yang tujuannya tidak lain hanya berfoya-foya dan menghamburkan harta. Ada hikmah tersendiri baginya, karena tidak bisa berdansa dan bernyanyi sebagai-mana teman-temannya.



Biografi

Kebangsaan: Indonesia

Pekerjaan: Pengusaha, Anggota MPR-RI & Diplomat 

Pengalaman Kerja:
1. Tahun 1965 s.d. 1970: Pembantu Montir Bengkel Mobil MSH, Medan 
2. Tahun 1970 s.d. 1980: Workshop Manager, Sales Manager dan Kuasa Direksi PT.Ika Diesel Brothers Medan 
3. Tahun 1980 s.d. saat ini: Dirut PT.Unitwin Indonesia Perkebunan, Real Estate, Eksport Import, Trading,Contractor 
4. Tahun 1991 s.d. 1994: Direktur Utama PT.Cakra Mantaputama Aluminium Industry (PMDN) 
5. Tahun 1994 s.d. saat ini: Komisaris Utama PT.Cakra Compact Aluminium Industries (PMA) -Sumut -Indonesia 
6. Tahun 1994 s.d. saat ini: Dirut PT.Sennah Perkebunan Karet dan Kelapa Sawit, Sumut-Indonesia 
7. Tahun 1995 s.d. saat ini: "Konsul Jenderal Kehormatan" Republik Turkey untuk Pulau Sumatera 
8. Tahun 1996 s.d. saat ini: Komisaris PT.Indal Compact Aluminium Industries (PMA) Bekasi, Jawa Barat-Indonesia 
9. Tahun 1996 s.d. saat ini: Ketua “Yayasan Rahmat" Medan, Sumatera Utara-Indonesia. 
10. Tahun 1996 s.d. saat ini: Pimpinan & Pengelola "Taman Hewan" P.Siantar, Sumatera Utara - Indonesia. 
11. Tahun 1999 s.d. saat ini: Pimpinan "RAHMAT" International Wildlife Museum & Gallery, Medan, Indonesia 
12. Tahun 1999 s.d. saat ini: Anggota MPR-RI (Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia) 

Organisasi Kemasyarakat:
1. Ketua Medan Club, Ekslusif Member's Club yang gedung-gedungnya didirikan sejak tahun 1879 
2. Ketua Dewan Pakar Inkubator Bisnis & Teknologi Universitas Sumatera Utara (USU) 
3. Dewan Pengurus Pusat BMMI (Badan Musyawarah Museum Indonesia), Jakarta-Indonesia 
4. Dewan Pakar FKKB (Forum Komunikasi Kesatuan Bangsa) Sumatera Utara 
5. Dewan Pembina FOKSI (Forum Konservasi Satwaliar Indonesia) Bogor - Indonesia 
6. Anggota Supporter GREEN PEACE International sejak 1981 
7. Dewan Penyantun Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara 
8. Anggota Dewan Pembina Yayasan UISU Medan 
9. Anggota Dewan Pertimbangan Badan Amil Zakat (BAZ) Propinsi Sumatera Utara 
10. Dewan Penasehat MABMI (Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia) Sumatera Utara-Indonesia 
11. Dewan Pembina Center For English Learning (CEL) Medan 
12. Dewan Pembina YPAC (Yayasan Pembinaan Anak Cacat) Medan 
13. Penasehat PARSI (Persatuan Artis sinetron Indonesia) Sumut 
14. Pendiri "YASRI" (Yayasan Sumatera Lestari) Sumatera Utara-Indonesia 
15. Ketua & Pendiri Pesantren H.MOHAMMED Sumatera Utara-Indonesia 
16. Dewall Pembina HSBI (Himpunan Seni Budaya Islam) Sumatera Utara-Indonesia 
17. Dewan Pembina LPPTKA (Lembaga Pembinaan Pengembangan Taman Kanak-kanak AI-Quran) Sumatera Utara 
18. Anggota Luar Biasa Kwartir Daerah Gerakan PRAMUKA Sumatera Utara-Indonesia 
19. Pembina "Sinar Budaya Group" / L.K.MABMI Medan 

Organisasi Usaha:
1. Dewan Pembina REI (Real Estat Indonesia) Sumatera Utara 
2. Dewan Kehormatan BPP-HIPMI (Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) 
3. Dewan Penasehat Asosiasi Kota Bersaudara Medan-Ichikawa,Sumatera Utara-Indonesia 
4. Dewan Pembina AMI (Asosiasi Manajer Indonesia) Medan,Sumatera Utara-Indonesia 
5. Dewan Pembina IMA (Indonesia Marketing Association) Sumatera Utara-Indonesia 
6. Dewan Pembina LP3I (Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia) Sumatera Utara 
7. Dewan Pengurus BKS-PPS (Badan Kerja sama Perusahaan Perkebunan) Sumatera Indonesia 

Organisasi Olahraga:
1. Regional Representatives Safari Club International (SCI) untuk China dan Jepang 
2. Staf Khusus Pengurus Besar FORKI (Federasi Olahraga Karate-do Indonesia) Jakarta 
3. Ketua Umum Pengda FORKI (Federasi Olahraga Karate-do Indonesia), Sumatera Utara-Indonesia 
4. Ketua Bidang Luar Negeri Pengurus Besar PERBAKIN 
5. Penatar Nasional PB.PERBAKIN (Pengurus Besar Persatuan Menembak sasaran dan Berburu seluruh Indonesia 
6. Ketua Umum CAKRA SHOOTING & HUNTING CLUB, Sumatera Utara-Indonesia 
7. Ketua Umum Pengda PAVI-SU (Persatuan Atlit Veteran Indonesia) Sumatera Utara-Indonesia 
8. Dewan Penyantun KONI Sumatera Utara 
9. Ketua Koordinator REPALA (Remaja Pencinta Alam) Sumatera Utara-Indonesia 10. Dewan Penasehat Pengurus Daerah PBI (Persatuan Bowling Indonesia) 
11. Pembina Pengurus Daerah Persaudaraan Bela Diri Kempo Indonesia (PERKEMI) Sumut. 

Kegiatan Sosial:
1. Pendiri "International Wildlife Museum & Gallery", satu-satunya di Asia untuk Pendidikan Konservasi 
2. Anggota Kehormatan Rotary Club, Sumatera Utara-Indonesia 
3. Anggota Kehormatan Lions Club, Sumatera Utara-Indonesia 
4. Bapak Angkat Tetap dari beberapa Pengusaha Kecil & Industri-indusri Kecil di Indonesia 
5. Bapak Angkat dan Donatur Tetap dari beberapa Orang Anak Asuh 
6. Donatur Tetap bagi Pendidikan Anak-Anak Cacat Mental 
7. Membangun & Merenovasi Bangunan beberapa Masjid di Sumatera Utara 
8. Membangun & Merenovasi Bangunan beberapa sekolah di Sumatera Utara 
9. Membangun & Merenovasi rumah-rumah kumuh di Sumatera Utara 
-Memberikan Bantuan Rutin Untuk Pendidikan, Pemuda, Olahraga, Usaha Kecil, Masyarakat Tidak Mampu (Pra Sejahtera) Dan Kegiatan-Kegiatan Sosial Lainnya. 

Hobby:
A. "International Hunter " 
Pemburu Internasional & Perburuan legal dalam rangka Konservasi Alam, mencegah kepunahan binatang-binatang liar di dunia dengan konsep "Konservasi Dengan Pemanfaatan" yang telah diterapkan oleh hampir seluruh negara 
B. "Scuba Diving" (Menyelam), memiliki sertifikat Internasional 
C. "Big Game Fishing" memancing ikan-ikan besar dengan alat khusus bagi jenis dan ukuran ikan tertentu. 
D. Anggota beberapa Golf Club Indonesia & Internasional 
E. Menyediakan/mendirikan penangkaran satwa liar untuk mengembangkan populasi satwa dan pendidikan konservasi 

Bisnis & Sport Club:
A. Anggota Seumur Hidup (Life Member) "Safari Club International" 
B. Anggota Seumur Hidup (Life Member) "International Professional Hunters Association" Afrika 
C. Anggota Seumur Hidup "Mercantile Club" Jakarta-Indonesia 
D. Anggota Seumur Hidup "Exchange Club International" Medan 
E. Anggota "Medan Club", Indonesia 
F. Anggota Golf Club "Graha Helvetia" Indonesia 
G. Anggota Golf "Bukit Barisan" & Country Club, Indonesia 

Prestasi:
Telah masuk di Record Book, SCI USA 
Telah menerima Dangerous Game Of Africa 
Telah memperoleh SCI Master Measurer 
Telah mendapatkan beberapa Gold Award dari SCI USA 
Namanya telah tertera di dinding Museum Safari Club International di Tucson Amerika 
Memiliki Colonel Award Canada 
Beberapa kali Juara Target Shooting Junior 1970-an 
Beberapa kali Juara I Bowling dan Pemain Nasional 
Beberapa kali Juara Safari Wisata Buru 
Beberapa kali Juara Bilyard Medan Club 
Juara I Signal Hunting Radio (Orari) 1980-an 
Tahun 1991 terpilih sebagai "Pria Berbusana Terbaik Indonesia" 
Tahun 1992 terpilih sebagai "Pria Super" 
Tahun 1993 terpilih sebagai "Man of the Year" 
Tahun 1993 terpilih sebagai "Tokoh Populer" 
Tahun 1995 dinobatkan sebagai "Top Executive Indonesia" 
Tahun 1997 terpilih sebagai Pria Berbusana Rapih & Serasi 
Tahun 1998 dinobatkan sebagai Tokoh Citra Mandiri Pria Indonesia 
Tahun 2000 menerima Lencana Emas dari Pers sebagai Tokoh Pengusaha Pendiri Museum satwa liar Internasional Pertama di Asia 
Tahun 2000 menerima penghargaan dari Museum Record Indonesia (MURI) 

Penghargaan Internasional:
"Safari Club International" tahun 1988 
"Profesional Hunters Association Of South Africa, Reno,Nevada,USA tahun 1990 
"Official Measurer, USA, Tahun 1990 dan Tahun 1991 
"SCI World Hunting Award" di Amerika tahun 1994
"Hunting Achievement Award",Tahun 1994 
"Trophy Animals Of South Of Pacific", Tahun 1994
"Top Ten Award", Tahun 1994 
"International Conservation Award" di Amerika tahun 1995 & 1999 
"Master Measurer, USA, Tahun 1995 
"The Big Five Grand Slam International Award" di Amerika tahun 1996 
"International Best Executive Awards" di Jakarta tahun 1996 
"Asean Development Citra Awards" di Jakarta tahun 1996 
"International Development Best Economic Executive Awards" di Jakarta tahun 1997 
"National Geographic Society" tahun 1998 
- Dan Penghargaan-penghargaan Internasional lainnya yang berbentuk Plakat, Fandel, trophy dan lain-Iain. 

Penghargaan Nasional:
Sahwali Award, Bali, tahun 1993 sebagai pengusaha berwawasan lingkungan 
Indonesia Forum, "Segitiga Pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Thailand", (IMTGT) tahun 1993 
Pengurus Besar PERBAKIN, Jakarta, tahun 1993 
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, tahun 1996 
PRIMANIYARTA (Pengusaha paling berprestasi bidang Ekspor Non Migas) dari Presiden R.I, Jakarta, tahun 1997 
Real Estate Indonesia, Tahun 1997 
Pengurus Besar Dharma Pertiwi, Tahun 2000 
Menteri Lingkungan Hidup RI, sebagai Nominasi Peraih Penghargaan Kalpataru 2001 
- Dan Penghargaan-penghargaan Nasional lainnya yang berbentuk Plakat, Fandel, trophy dan lain-Iain. 

Penghargaan Daerah:
Bupati KDH. Tk.II Labuhan Batu, Rantau Prapat, tahun 1991 
Yayasan Sultan Iskandar Muda, sebagai orang tua asuh, Medan, tahun 1992 
Gubernur KDH. Tk.I Sumatera Utara, Medan, tahun 1992 
Panitia Seminar Sehari GPDT -MHB, Medan, tahun 1993 
PERBAKIN, Safari Wisata Buru, Piala GUBSU IV, tahun 1994 
Keluarga Besar REPALA (Remaja Pencinta Alam), Medan, Tahun 1994 
Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC), Cabang Medan, Medan, tahun 1994 Pengda Perbakin tahun 1995 
Panglima Kodam I/ Bukit Barisan, Medan, tahun 1995 
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, Medan, tahun 1995
Universitas Sumatera Utara, Medan, tahun 1995 
Gubernur KDH. Tk.I Sumatera Utara, Lomba Lintas Wisata Alam Tahura Bukit Barisan II, tahun 1995
Yayasan Perguruan Husni Thamrin, Medan, tahun 1995 
Yayasan Arief Rachman Hakim (Eksponen 66) Sumatera Utara, Medan, tahun 1995 Gubernur KDH. Tk.I Sumatera Utara, Medan, tahun 1996 
Tokoh Wartawan Terbaik 1996, Medan, Tahun 1996 
Panglima Komando Daerah Militer I / Bukit Barisan, Medan, tahun 1997
DPD Tk.I Generasi Muda KOSGORO Sumatera Utara, Medan, tahun 1997 
Komite Nasional Pemuda Indonesia, Sumatera Utara, Medan, 1997 
Pemuda &Lingkungan Hidup,tahun 1997 
Jhon Robert Power, Medan, tahun 1998 
Gubernur KDH Tk.I Sumatera Utara, untuk Pendirian Museum, Gallery Satwa liar Satu-satunya di Asia tahun 1998 
Inkubator Bisnis & Teknologi, Universitas Sumatera Utara "CIKAL", tahun 1998 
Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN), Propinsi Sumatera Utara, Medan, tahun 1999 
Komite OlahRaga Nasional Indonesia (KONI) Sumatera Utara, Medan, tahun 1999 Paviliun Rumah Adat Melayu Sumatera Timur, tahun 1999 
Perguruan Karate Full Contact KALA HITAM, Medan Sumatera Utara, Tahun 1999 Perbakin, Kapoldasu Cup, tahun 1999 
IMABI (Institute Management of Business Modern), Tahun 1999 
Giriwana Wisata Alam Sumatera Utara ke VII & Kemah Kerja Konservasi, Tahun 2000 
Komite. Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Sumatera Utara, Medan, tahun 2000 Universitas Negeri Medan (UNIMED), Tahun 2000 
Himpunan Pemuda Nias Indonesia (HIPNI), Tahun 2000 .Leo Club Medan Prima, Tahun 2000 
Unit Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara I Medan 
- Dan Penghargaan-penghargaan lainnya yang berbentuk Plakat, Fandel, Trophy dan lain-Iain



-end-
(Read more...)

Monday, May 25, 2009

Dr. Sri Mulyani Indrawati Menteri Koordinator Perekonomian Sekaligus Menteri Keuangan 2004-2009

"Sri Mulyani terpilih sebagai Menteri Keuangan Terbaik di kawasan Asia pada tahun 2006."

Ia primadona, cerdas, jelita dan populer. Analisisnya kritis, lugas dan jernih. Kiprahnya sudah teruji di birokrasi dan lembaga internasional. Kurang dari empat tahun, tiga jabatan menteri disandangnya, setelah sebelumnya menjadi konsultan di USAid dan Executive Director IMF. Dia perempuan dan pemimpin muda berpotensi jadi presiden.

Tiga jabatan menteri yang disandangnya itu baru pertama kali dipimpin perempuan. Mulai dari Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Menteri Keuangan dan Plt Menko Perekonomian Kabinet Indonesia Bersatu.

Presiden menunjuknya sebagai pelaksana tugas Menteri Koordinator Perekonomian menggantikan Boediono yang terpilih menjadi Gubernur Bank Indonesia. Dia merangkap jabatan Menteri Keuangan.

Setahun setelah menjabat Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Kabinet Indonesia Bersatu, mantan Executive Director IMF ini dipercaya menjabat Menteri Keuangan menggantikan Yusuf Anwar dalam reshuffle KIB yang diumumkan 5 Desember dan dilantik 7 Desember 2005.

Sebelumnya, berkali-kali diisukan akan menjadi menteri, ternyata ia malah go international. Namun setelah menjadi konsultan di USAid, kemudian Executive Director IMF, dia pun dipercaya Presiden Yudhoyono menjabat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Kabinet Indonesia Bersatu.

Mendunia, Sang Ekonom Primadona

Sebelum diangkat menjabat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Kabinet Indonesia Bersatu, dia hijrah ke Atlanta, Georgia, Amerika Serikat (AS), sebagai konsultan di USAid sejak Agustus 2001. Kemudian, terpilih menjadi Executive Director Dana Moneter Internasional (IMF) mewakili 12 negara Asia Tenggara (South East Asia/SEA Group). Dia perempuan pertama dari Indonesia menduduki posisi itu.

Dr. Sri Mulyani Indrawati atau akrab dipanggil Mbak Ani, adalah ekonom yang cantik, luwes, cerdas dan populer. Sejak paruh kedua dekade 1990-an namanya bisa disejajarkan dengan para selebriti dunia hiburan, akibat seringnya tampil di panggung-panggung seminar atau dikutip di berbagai media massa.

Komentar dan analisisnya kritis, lugas, jernih dan populer. Ia primadona panggung seminar dan talk show di televisi kala itu. Selain sering muncul di seminar-seminar, dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE-UI) ini juga sempat aktif menjadi penasihat pemerintah bersama sejumlah ekonom terkemuka lain dalam wadah Dewan Ekonomi Nasional (DEN) pada era pemerintahan Abdurrahman Wahid.

Setelah Megawati menjadi presiden, dia disebut-sebut cukup dekat dengan Megawati dan sempat menyertai Megawati dalam sejumlah acara. Bahkan sempat diisukan akan ditunjuk menduduki salah satu posisi penting di kabinet. Namun, mendadak sejak Agustus 2001, namanya menghilang dari peredaran di dalam negeri.

Apa pasal? Rupanya anak binaan kesayangan Prof Widjojo Nitisastro yang lama memimpin Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi UI ini, sejak tanggal 10 Agustus 2001, sudah hijrah ke Atlanta, Georgia, Amerika Serikat (AS).

Menurut pengakuannya, rencana pindah ke AS sudah lama, dalam rangka kerja sama dengan lembaga bantuan milik Pemerintah AS, USAid dengan program otonomi daerah untuk perkuatan institusi di daerah. Yaitu, memberikan beasiswa S-2 untuk pengajar di universitas di daerah dari Aceh, Kaltim, Sulut, Papua dan Jawa. Programnya di Amerika memang tadinya hanya untuk satu tahun, tetapi diperpanjang dua tahun karena tenaganya masih diperlukan untuk konsultasi pengelolaan program USAid dalam bidang desentralisasi.

Di sana, ibu Dewinta Illinia (13), Adwin Haryo Indrawan (10), dan Luqman Indra Pambudi (6) dari perkawinan dengan Tonny Sumartono ini, banyak memberikan saran dan nasihat mengenai bagaimana mendesain program S-2 untuk perkuatan universitas di daerah maupun program USAid lainnya di Indonesia, terutama di bidang ekonomi. Di samping itu, ia juga mengajar tentang perekonomian Indonesia dan ekonomi makro di Georgia University serta banyak melakukan riset dan menulis buku. Bukunya belum selesai. Topiknya tentang Krisis Ekonomi dan Implikasi pada Pengelolaan Utang Publik.

Seperti halnya di Indonesia, di Amerika ia juga sering mengikuti seminar, tetapi lebih banyak masalah internasional daripada di Indonesia. Sangat banyak yang mengundangnya untuk seminar, seperti dari USINDO, USAid, University of California San Diego, IMF, World Bank Asia Pacific Department, University of Columbia, Negara Belanda, Minister of Planning, dan sebagainya. Lupa, saking banyaknya.

Topiknya pun bervariasi, dari economic up date, desentralisasi dan otonomi, institutional reform, program IMF, governance dan antikorupsi, masalah konflik di Indonesia dan dunia, dan lain-lain.

Tentang filosofi hidup, ia mengatakan hidup hanya sementara. Maka kalau bisa ia hanya ingin melakukan yang terbaik dan memberikan yang terbaik kepada bangsa, negara, agama dan keluarga. Serta ingin menikmati hidup bahagia, damai dengan diri sendiri dan sekitarnya.

Dalam rangka menikmati hidup berguna dan bahagia ini pula, ia getol pula mempelajari psikologi. Ia mengaku sudah sangat lama tertarik pada psikologi. Bahkan dulu ingin masuk fakultas psikologi daripada fakultas ekonomi, karena senang mempelajari tingkah laku dan sifat manusia. Ia senang psikologi karena bisa memahami secara lebih baik sifat dan karakternya sendiri maupun anak-anaknya. Sangat menyenangkan mempelajari bagaimana mereka berkembang dan berubah seiring dengan usia. So excited dan sangat menakjubkan. Sementara, menurutnya, ekonomi banyak bicara tentang tingkah laku pelaku ekonomi, seperti konsumen dan produsen, bahkan juga pemerintah.

Kepribadiannya yang lugas dan cerdas, telah mengantarkannya kepada pergaulan yang sangat luas. Ia disenangi banyak orang di dalam dan luar negeri. Tak heran bila pada awal Oktober 2002 lalu ia terpilih menjadi Executive Director Dana Moneter Internasional (IMF) mewakili 12 negara di Asia Tenggara (South East Asia/SEA Group), menggantikan Dono Iskandar Djojosubroto. Dia menjadi perempuan pertama dari Indonesia menduduki posisi itu.

Posisi itu mungkin tak asing baginya karena sebagai ekonom selama ini ia banyak berurusan dengan IMF, kebijakan IMF, dan dekat dengan orang-orang IMF. Namun, kesan yang mungkin akan sulit dihindari adalah dengan jabatannya yang baru ini pula tampaknya ia menjadi tak leluasa lagi mengkritik keras kebijakan, baik pemerintah maupun IMF.

Sehubungan dengan jabatannya saat itu, penggemar warna hitam, putih, dan pastel, yang juga menjabat komisaris independen di Unilever Indonesia dan Astra Internasional, ini harus pindah dari kawasan Dunwoody, Atlanta bagian utara, yang menjadi tempat tinggalnya setahun terakhir (2001-2002), ke Washington DC -sekitar 1,5 jam dengan pesawat dari Atlanta.

Sebab sejak 1 November 2002, ia berkantor di lantai 13 gedung markas pusat IMF di 19th Street, NW, Washington DC, Maryland, dengan jabatan Executive Director IMF. Baginya, jabatan baru ini adalah tanggung jawab yang harus diemban untuk memenuhi harapan para pemilih dan pendukung, terutama publik.

Ia merupakan perempuan kedua pada posisi itu, setelah seorang perempuan dari Thailand pernah menjabat sebelum Dono Iskandar Djojosubroto. Namun yang jelas, jabatan itu sangat jarang dipegang oleh perempuan. Dari segi usia, ia tergolong paling muda menjabat Executive Director IMF itu. Ia akan menjabat untuk masa dua tahun.

Penunjukannya juga di luar kebiasaan. Selama ini sudah ada semacam kesepakatan antara Bank Indonesia (BI) dan pemerintah bahwa jabatan itu merupakan hak BI. Sedangkan untuk perwakilan di Bank Dunia hak pemerintah. Tapi kali ini, ia justru dicalonkan Menkeu. Rupanya BI berkenan melepaskan haknya untuk mencari orang yang tepat dan paling baik untuk mewakili kepentingan Indonesia di dunia internasional, terutama IMF.

“Pencalonan saya oleh Menkeu yang juga bekas Deputi Gubernur BI tentu sudah melalui konsultasi dan berbagai proses pendahuluan yang mungkin dianggap terbaik untuk kepentingan Indonesia secara keseluruhan dan bukan kepentingan satu-satu institusi, apalagi kepentingan perseorangan,” kata lulusan doctor ekonomi dari University of lllinois Urbana-Champaign, U.S.A (1990–1992) ini.

Ia mengemban tugas mewakili 12 negara anggota SEA Group di IMF. Tugasnya sebagai executive director terkait dengan pengambilan keputusan (to execute). Untuk menentukan berbagai program dan keputusan (action) yang harus diambil IMF. Jadi ia tidak hanya mewakili kepentingan Indonesia. Namun mewakili kepentingan negara-negara anggota di lembaga IMF maupun forum internasional yang relevan. Posisi executive director memberinya kekuasaan penuh untuk bicara dan menyuarakan pemikiran, pertimbangan, maupun keprihatinan negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yang kebanyakan masih dalam kondisi berkembang dan miskin.

Dengan demikian ia juga mempunyai kewenangan untuk melihat dan mengevaluasi, baik kondisi perekonomian Indonesia maupun cara operasi dan prioritas program IMF di dunia. Serta mempunyai banyak kesempatan untuk ikut memperbaiki orientasi program IMF di banyak negara maupun mengatasi dan ikut menyelesaikan masalah global, terutama yang berhubungan dengan arsitektur keuangan dunia, governance, serta berbagai perkembangan dan pembangunan institusi yang diperlukan negara yang ingin bergabung dalam sistem global yang penuh risiko dan ketidakpastian.

Dengan jabatan barunya, ia terpaksa meninggalkan pekerjaan mengajar dan berbagai tugas lainnya termasuk di perusahaan swasta sebagai komisaris. Karena posisi executive director di IMF adalah pekerjaan full time dan tidak boleh memiliki keterikatan lain yang bisa menimbulkan konflik kepentingan.

Banyak orang merasa yakin, bahwa ia akan dapat menjalankan tugasnya dengan baik di IMF. Sebab selama ini ia dikenal sangat dekat dengan orang-orang IMF. Namun terlepas dari soal kedekatan secara pribadi itu, menurutnya yang lebih penting adalah kedekatan institusi. Menurutnya, institusi IMF memiliki pendekatan cukup baku dengan pemerintahan yang menjalankan programnya. “Bahwa hubungan pribadi bisa menolong atau membebani program, secara resmi saya rasa ada standar dan acuan yang baku dalam menilai, mengevaluasi dan menentukan sikap IMF terhadap negara penerima bantuan program,” katanya.

Mengenai adanya pandangan negatif yang timbul dan tenggelam di Tanah Air berkaitan dengan keberadaan dan peran IMF di Indonesia, ia mengatakan, “Sebatas pandangan untuk mencerdaskan bangsa kita dan mendidik bangsa kita dalam menentukan sikap, saya rasa wajar dan sehat. Yang tidak sehat kalau pandangan ini berimplikasi pada pandangan dunia internasional terhadap komitmen dan kesungguhan pemerintah dalam menerima dan melakukan reformasi ekonomi.”

Sementara tanggapannya terhadap teori atau evaluasi mantan ekonom Bank Dunia Joseph Stiglitz tentang krisis Asia dan resep IMF yang dinilai memperparah krisis, seperti terjadi di Indonesia melalui penutupan 16 bank tahun 1998, ia menyarankan lebih baik membaca laporan Independent Evaluation Office serta perlu melakukan refleksi balik terhadap keputusan yang diambil saat krisis mulai terjadi tahun 1997-1998.

Menurutnya, kita tidak boleh melupakan seberapa kemungkinan dan keleluasaan yang dihadapi pemerintah maupun IMF dalam mendesain dan menentukan program. Kebijakan kontraktif fiskal yang disarankan IMF pada masa krisis dilandasi pemikiran bahwa pemerintah dalam kondisi memburuk, baik secara politik maupun secara fiskal, sehingga respons yang harus dilakukan adalah melakukan penghematan.

Tentu ini akan berakibat pada kontraksi ekonomi yang mungkin memperburuk baik lapisan berduit maupun kelompok miskin. Dengan pertimbangan ini, diperlukan kebijakan komplementer untuk melindungi kelompok miskin dan paling rapuh agar tidak mengalami pemburukan sepanjang krisis.

Namun, ekspansi fiskal jelas bukan tanpa batas. Maka, kalau dilihat setelah diperbolehkan ekspansi fiskal yang terukur, Indonesia harus kembali mulai mengetatkan fiskalnya untuk memperbaiki kesinambungan kondisi anggaran pemerintah.

2006, Terpilih Sebagai Menteri Keuangan Terbaik Se-Asia

Sri Mulyani terpilih sebagai Menteri Keuangan Terbaik di kawasan Asia pada tahun 2006. Penghargaan ini diberikan oleh harian Emerging Markets pada Senin 18 September 2006.

Kepala Editor Emerging Markets Taimur Ahmad mengatakan, lembaganya setiap tahun mengadakan pemilihan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral terbaik berdasarkan komposisi kawasan benua. Penghargaan ini selalu diberikan bertepatan dengan sidang tahunan IMF dan Bank Dunia.

Menurut Taimur, Sri Mulyani dipilih sebagai Menteri Keuangan Terbaik di Asia berdasarkan kriteria seperti peningkatan ekonomi, pertumbuhan, kepercayaan investor, rating, dan penilaian investor asing. "Sumber penilaian kami bankir, analis, dan investor," kata Taimur kepada Tempo di Singapura, Jumat (15/9/06).

Hal ini, lanjut dia, punya korelasi langsung dengan kondisi perekonomian Indonesia yang menunjukkan perbaikan. Selain Sri Mulyani, Menteri Keuangan Mesir Youssef Boutros Ghali Terbaik untuk kawasan Timur Tengah, Menteri Keuangan Kamerun Polycarpe Abah Abah di Afrika, Menteri Keuangan Rusia Aleksei Kudrin di Eropa, dan Menteri Keuangan Kolombia Alberto Carrasquilla di Amerika Latin. Gubernur Bank Cina, Zhou, terpilih sebagai Gubernur Bank Sentral terbaik di Asia.

2008, Masuk Dalam Daftar 100 Wanita Paling Berpengaruh Di Dunia

Berada di peringkat ke-23 dari 100 wanita paling berpengaruh di dunia versi majalah Forbes, Sri Mulyani mengalahkan nama-nama beken lainnya seperti Hillary Rodham Clinton, Aung San Suu Kyi dan Oprah Winfrey.

Sri Mulyani dianggap cukup berpengaruh karena setelah ditunjuk sebagai Menteri Keuangan, cadangan devisa Indonesia terus meningkat menembus level tertingginya US$ 50 miliar. Kini bahkan cadangan devisa Indonesia sudah menembus US$ 60 miliar.

Forbes juga menilai, investasi asing terus menanjak setelah kepemimpinan Sri Mulyani di Departemen Keuangan. Wanita yang baru saja berulang tahun ke-46 ini juga dinilai gigih memberantas korupsi di birokrasi, menciptakan insentif pajak dan mempermudah UU Investasi.

Peraih posisi People of The Year 2007 bidang Ekonomi versi SINDO ini juga lebih baik dibanding Oprah Winfrey yang berada di peringkat ke-36, serta Ratu Inggris di posisi ke-35. ”Sejak Sri Mulyani terpilih pada 2005 sebagai menteri keuangan, cadangan devisa Indonesia terus meningkat hingga mencapai USD50 miliar dan investasi asing naik drastis. Dia telah berjuang melawan korupsi di pemerintahan, menciptakan insentif pajak,serta menyederhanakan Undang-Undang Investasi,” catat Forbesdalam laporan kemarin.

Gelar dari Forbes ini sekaligus melengkapi berbagai gelar yang diperoleh ibu tiga anak ini sebelumnya. Sri Mulyani pada Maret lalu juga telah dinobatkan sebagai tokoh paling berpengaruh di Asia oleh Singapore Institute of International Affair (SIIA).

Biografi

Pendidikan: 
1981 – 1986, Universitas Indonesia Jakarta, Indonesia Sarjana Ekonomi 
1988 – 1990, University of lllinois Urbana Champaign, U.S.A Master of Science of Policy Economics 
1990 – 1992, University of lllinois Urbana-Champaign, U.S.A Ph. D of Economics 

Spesialisasi Penelitian
Ekonomi Makro 
Ekonomi Keuangan Negara/Publk 
Ekonomi Moneter dan Perbankan 
Ekonomi Tenaga Kerja 

Jabatan Utama
Dewan Ekonomi Nasional (1999-2001) 
Konsultan USAid di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat (2001-2002) 
Executive Director IMF mewakili 12 negara Asia Tenggara (2002-2004) 
Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu (2005-2009) 

Karir: 
-Asisten Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1985–1986 
-Pengajar Program S1 dan Program Extension FEUI, S2, S3, Magister Manajemen Universitas Indonesia, 1986 
-Asisten Profesor, University of lllinois at Urbana, Champaign, USA, 1990–1992 
-Staf Ahli Bidang Analisis Kebijaksanaan OTO-BAPPENAS, 1994–1995 
-Research Associate, LPEM FEUI, 1992
-Wakil Kepala Bidang Pendidikan dan Latihan LPEM FEUI, 1993–1995 
-Anggota Kelompok Kerja Mobilitas Penduduk, Asisten IV Menteri Negara Kependudukan, BKKBN, Mei–Desember 1995 
-Anggota Kelompak Kerja Mobilitas Penduduk Menteri Negara Kependudukan (BKKBN), 1995 
-Anggota Kelompok Kerja–GATS Departemen Keuangan RI, 1995 
-Wakil Kepala Bidang Penelitian LPEM FEUI, Mei 1995–Juni 1998 
-Kepala Program Magister Perencanaan Kebijakan Publik-UI, 1996-1999 
-Ketua I Bidang Kebijakan Ekonomi Dalam dan Luar Negeri serta Kebijaksanaan Pembangunan, -PP Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), 1996–2000 
-Anggota Komisi Pembimbing mahasiswa S3 atas nama Sdr. Andrianto Widjaya NRP 95507 Program Doktor (S3) Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian, Institute Pertanian Bogor, Juni 1998 
-Anggota Tim Asistensi Menteri Keuangan Bidang Keuangan dan Moneter, Departemen Keuangan RI, Juni 1998 
-Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI), Juni 1998 
-Redaktur Ahli Majalah bulanan Manajemen Usahawan Indonesia, Agustus 1998 
-Nara Sumber Sub Tim Perubahan UU Perbankan, Tim Reformasi Hukum – Departemen Kehakiman RI, Agustus 1998 s/d Maret 1999 
-Tim Penyelenggara Konsultan Ahli Badan Pembinaan Hukum Nasional Tahun 1999–2000, 
-Kelompok Kerja Bidang Hukum Bisnis, dan Menteri Kehakiman Republik Indonesia, 15 Mei 1999 
-Dewan Juri Lomba Karya Ilmiah Remaja LIPI-TVRI XXXI, Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial, Kebudayaan dan Kemanusiaan, terhitung 1 April 1999 
-Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, 2004-2005 

Kegiatan Penelitian: 
-Research Demand for Housing, World Bank Project, 1986 
-Kompetisi Perbankan di Jakarta/Indonesia, Bank BNI 1946, 1987 
-Study on Effects on Long-term Overseas Training on Indonesia Participant Trainees 
OTO Bappenas–LPEM FEUI, 1988 
-Penyusunan Study Dampak Ekonomi Sosial Kehutanan Indonesia. Departemen Kehutanan–LPEM FEUI, 1992 
-Survei Pemasaran Pelumas Otomotif Indonesia, Pertamina–LPEM FEUI, 1993 
-The Prospect of Automotive Market and Factors Affecting Consumer Behavior on Purchasing Car PT. Toyota Astra–LPEM FEUI, 1994 
-Inflasi di Indonesia : Fenomena Sisi Penawaran atau Permintaan atau keduanya. Kantor Menko Ekuwasbang–Bulog–LPEM FEUI, 1994 
-Restrukturisasi Anggaran Daerah. Departemen Dalam Negeri–LPEM FEUI, 1995 
-The Evaluation of Degree and non degree training–OTO Bappenas, 1995 
-Fiscal Reform in Indonesia : History and Perspective, 1995 
-Potensi Tabungan Pelajar DKI Jakarta, Bank Indonesia–LPEM FEUI, 1995) 
-Studi Rencana Kerja untuk Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional, Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi–LPEM FEUI, 1996 
-Interregional Input-Output (JICA Stage III), 1996 
-Studi Kesiapan Industri Dalam Negeri Memasuki Era Perdagangan Bebas, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, LPEM FEUI, 1997 
-Penyusunan Rancangan Repelita VII. Departemen Perindustrian dan Perdagangan, 1997 
-Indonesia Economic Outlook 1998/1999. Indonesia Forum, 1998 
-Country Economic Review for Indonesia. Asian Development Bank, 1999 

Publikasi: 
-Teori Moneter, Lembaga Penerbitan UI, 1986 
-Measuring the Labour Supply effect of Income Taxation Using a Life Cycle Labour Supply Model : A Case of Indonesia (Disertasi), 1992 
-"Prospek dan Masalah Ekspor Indonesia", Suara Pembaharuan, April 1993 
-The Cohort Approach of a life Cycle Labour Supply, EKI, Desember 1993 
-"Tantangan Ekspor non Migas Indonesia ", DPE 1994 
-"Perkembangan Ekonomi Sumber Daya Manusia – Proceding " Seminar LP3Y – Jogya, Dalam Sumber Daya Manusia dalam Pembangunan, 1995 
-"Dilema Hutang Luar Negeri dan PMA", Warta Ekonomi 26, 1995 
-"Ability to Pay minimum wage and Workers Condition in Indonesia", Seminar World Bank Seminar, April 1995 
-Workers in an integrating World, Discuss Panel World Development Report, 1995 
-Mungkinkah Ekonomi Rakyat? Diskusi Series Bali–Post–Ekonomi Rakyat, 25 November 1995 
-"Tumbuh Tinggi dengan Uang Ketat", Warta Ekonomi, 5 Februari 1996 
-Inpres 2/1996 dan Pembangunan Industri Nasional, Dialog Pembangunan CIDES, 28 Maret 1996"Kijang Tetap Jadi Pilihan", Jawa Pos, 29 Maret 1996 
-Consistent Macroeconomic Development and its Limitation (Sri Mulyani dan Ari Kuncoro), Indonesia Economy Toward The Twenty First Century–IDE, 1996 
-"Pemerintah Versus Pasar", memperingati 70 Tahun, Prof. Widjojo Nitrisastro, Mei 1997 
-"Liberalisasi Challenges", Seminar ASEAN/ISI-Keijai Koho Center, Tokyo, 8 Juli 1997 
-"Economic Profile and Performance of ASEAN Countries" Konfrensi Federation of ASEAN Economic Association, Denpasar–Bali, 24-25 Oktober 1997 
-"Analisa Krisis Nilai Tukar dan Prospek Perekonomian Indonesia ke Depan", Seminar KBRI Singapura, 4 Desember 1997 
-"Small Industry Profiles and Policies", Two Day Seminar USAID-LPEM, Aryaduta Hotel, 17-18 Desember 1997 
-"Kesehatan Bank dan Lingkungan Makro Ekonomi", Dialog Bank Umum Nasional, 16 Januari 1998 
-"Evaluasi Ekonomi 1997 dan Tantangan Ekonomi 1998", Seminar LIPI, 20 Januari 1998 
-"Revisi RAPBN", Gatra, 24 Januari 1998 
-"Krisis Ekonomi Indonesia dan Langkah Reformasi", Orasi Ilmiah Universitas Indonesia, Balairung UI, 7 February 1998 
-"APBN 1998/1999 dimasa Resesi dan Dimensi Revisi RAPBN 1998/1999", Diskusi HUT FKP DPR RI, 12 Februari 1998 
-Forget CBS, Get Serious About Reform, Indonesia Business, April 1998



-end-

(Read more...)

Prof. Andrianto H, n.i. Ketua Dewan Riset Nasional

"Soal hasil karyanya ini bahkan mendapat apresiasi dari Presiden IPhO Prof. Waldemar Gorzkowski."

DUDUK berjam-jam di atas Kereta Api Parahyangan Bandung-Jakarta pergi pulang, bagi beliau adalah saat-saat emas pengembaraan pikirannya. "Melamun itu hobi saya," tutur pakar laser dan serat optik dari Institut Teknologi Bandung itu.

Lamunan demi lamunan membawanya tidak saja dari Bandung ke Jakarta, tetapi ke penemuan-penemuan baru. Itu jugalah yang kemudian membawanya ke ratusan eksperimen yang menghasilkan tujuh karya ilmiah di jurnal internasional di bidang optik, fisika, dan laser.

Peraih gelar master dan doktor optika dari Technische Hogeschool Delft, Belanda, ini memandang hampir mustahil bagi negara seperti Indonesia untuk mengembangkan industri dengan mengikuti jalur yang sudah ditempuh negara-negara maju. "Kita ketinggalan puluhan tahun, dari segi dana dan sumber daya manusia," kata beliau.

Beliau lalu berusaha mencari-cari celah. Kalau kebanyakan insinyur Indonesia kini hanya sebatas membuka katalog untuk mencari barang, beliau menempuh jalan lain di tengah minimnya dana dan fasilitas di perguruan tinggi. Hal-hal itu mungkin terlalu kecil. Pencariannya adalah sesuatu yang terlewat. Sesuatu yang terlalu kecil sehingga tidak disentuh produsen-produsen luar negeri.

Pak Andri, sapaan untuk beliau di kalangan kampus, mengatasi semuanya dengan sederhana: melamun. Ketika tahun 1980 ia pulang dengan gelar doktor dari perguruan teknik terbaik di Belanda, ia harus dihadapkan pada laboratorium kampus yang kosong.

Contoh paling sepele adalah rel untuk meletakkan alat-alat optik yang kedudukannya harus mantap dengan presisi hingga ukuran di bawah satu milimeter. Ternyata solusinya ada di depan mata. "Sampai sekarang pun kusen jendela masih dipakai dan sudah menghasilkan berapa sarjana, master, dan doktor, coba!" kata beliau.

Proses menemukan ide ini tidak selalu mudah. Ketika ia diminta membuat soal eksperimen untuk International Physics Olympiad (IPhO) / Olimpiade Fisika Internasional tahun 2002, dari setahun waktu yang diberikan, baru beberapa bulan terakhir ia menemukan ide. Ide yang khas dari sosok Andrianto karena "sederhana" tetapi cerdas ini sempat juga ngerjain para jago fisika muda selama lima jam.

Soal hasil karyanya ini bahkan mendapat apresiasi dari Presiden IPhO Prof. Waldemar Gorzkowski. Berbeda dari soal-soal eksperimen pada olimpiade fisika tahun-tahun sebelumnya, Pak Andrianto menyajikan soal yang sederhana, tetapi jawabannya sulit.

Soal itu hanya berupa sebuah kotak kubus dengan sisi kurang dari 10 sentimeter. Lubang di dua sisi kubus yang berlawanan ini akan memberikan bayangan pola yang berbeda apabila disorot dengan pointer laser. Disorot dari kanan, akan keluar tiga titik yang membujur. Disorot dari kiri, keluar lima titik yang membentuk segi empat yang memiliki titik pusat. Pertanyaannya, apa isi kotak kecil itu? "Ha-ha-ha..., memang saya tempuh cara yang gila," kata Andrianto sambil tertawa.

RENUNGAN demi renungan adalah bagian dari upaya beliau melihat hal sederhana di depan mata sebagai solusi dari sesuatu yang rumit. Bertahun-tahun bergulat dengan bertumpuk-tumpuk buku, jurnal, dan eksperimen, membawa Andrianto pada kesimpulan: ia membutuhkan kontemplasi.

Tidak heran kalau teman sejawatnya di Departemen Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung (ITB) yang juga pernah menjabat sebagai Rektor ITB, Kusmayanto Kadiman, dengan gamblang mengatakan, Andrianto Handojo adalah satu dari sedikit figur yang patut dijadikan contoh. Sebagai dosen, ia selalu yang memenuhi janjinya di awal kuliah, sistematis, dan fair dalam nilai.

Pak Andrianto pun merupakan tipikal peneliti ideal. Kusmayanto mengatakan, ia mengagumi kemampuan Pak Andrianto dalam mengaplikasikan ilmunya yang supertinggi itu pada hal-hal praktis yang terlihat sederhana.

Yang berkesan bagi Kusmayanto adalah saat Andrianto dengan baik dapat mengomunikasikan kepada masyarakat apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat gerhana matahari tahun 1983. "Andrianto-lah yang ngajarin, kalau melihat gerhana itu, amannya pakai baskom air atau pakai film yang udah enggak kepake," kata Kusmayanto.

MERAIH gelar profesor di ITB tahun 1999, perjalanan seorang Andrianto dimulai ketika ia duduk di bangku SMP. Saat itu, Andrianto remaja berhasil membuat teropong bintang dengan menggunakan lensa kacamata bekas.

Sempat juga beliau mendaftar ke fakultas kedokteran. Namun, dosen jangkung dan selalu terlihat rapi ini lalu mengikuti panggilan jiwa fisikanya. Tahun 1970 lulus dari Departemen Teknik Fisika dalam bidang instrumentasi. Cinta yang konsisten pada laser dan serat optik membawa beliau menjadi natuurkundig ingenieur (n.i.) dan doktor dalam bidang studi optik pada tahun 1975 dan tahun 1979.

Tidak melupakan perannya sebagai ilmuwan, sudah tujuh karya ilmiahnya dimuat di jurnal internasional, terhitung sejak tahun 1977 sampai 2001. Bagi suami dosen Teknik Kimia ITB Linda Aliwarga ini, dimuatnya karya seorang ilmuwan di jurnal internasional adalah bentuk pengakuan internasional. Jurnal ilmiah internasionalah yang meletakkan seorang ilmuwan dalam kancah dunia, bukan semata jago kandang.

Tulisannya bersama JH Sumihar, "Imaging through Scattering Media with the Double Aperture Setup", dimuat di jurnal bergengsi Optics and Laser Technology tahun 2001. Tahun 1998, bersama HJ Frankena, karya ilmiahnya yang berjudul "Testing Aspheric Surfaces: Simple Method Using a Circular Stop" dimuat di jurnal Applied Optics. Sebelumnya, tiga karya Prof. Andrianto dimuat dalam jurnal Applied Optics ini, selain di Journal of Applied Physics dan Optics Communications.

Prof. Andrianto yang dikenal sebagai dosen yang supertepat waktu (selalu memulai kuliah 3 menit sebelum waktunya) dan standar pemberian nilainya yang tinggi oleh para mahasiswanya ini hingga kini masih mengajar laser dan serat optik di Departemen Teknik Fisika ITB. Pernah menjadi Ketua Jurusan Teknik Fisika ITB tahun 1983-1986, Beliau kini menjabat sebagai ketua Dewan Riset Nasional.

KEMBALI ke permenungannya, Andrianto kini tengah mencari jawaban atas jawaban lamunannya selama ini. Siapa atau apa, atau dari mana kiranya ide yang tiba-tiba muncul dalam lamunannya itu.

Pencariannya kini bermuara pada reiki, pendekatan terhadap energi alam. Seorang ahli optik dengan segala presisinya itu menemukan "sesuatu yang bernuansa Ilahi"-demikian Andrianto menyebut reiki. Ia merenungkan bahwa pasti ada sesuatu yang membuat ia menemukan ide itu, atau sesuatu yang memberikan ide dalam lamunan-lamunannya itu. Andrianto menemukan, ketika ia sedang "bersih", dalam arti tidak ada benci, marah, atau emosi gelap lainnya, ide itu lebih cepat keluar. "Pasti ada sesuatu, kan. Itulah yang saya cari, sebuah akses kepada Yang di Atas," kata lelaki kelahiran Malang tahun 1946, yang bersama istrinya dikaruniai satu anak, Vaga, yang kini 19 tahun.

Menurut Andrianto, permenungan tidak banyak diapresiasi di Indonesia. Padahal, pakar fisika ini menegaskan, dari fenomena alam yang paling sederhana pun, kita bisa belajar banyak. "Coba, kenapa ombak dan gelombang selalu datang sejajar garis pantai, padahal di tengah laut, kan, gerakan ombak tidak teratur," katanya.

Curicullum Vitae

Degrees:
S3, Technische Natuurkunde, 1979, Technische Hogeschool Delft
S2, Technische Natuurkunde, 1975, Technische Hogeschool Delft
S1, Departemen Teknik Fisika, 1970, Institut Teknologi Bandung

Employment History:
Institut Teknologi Bandung, Department of Engineering Physics, Bandung, Indonesia.: Assistant Professor, 1972 - present 

Principal Publications (last five years): 
Pengolahan Citra Obyek dari Balik Penghambur dengan Metoda Optik ( Tapis Ruang) dan Metoda Digital ("Or Minimum"), Proceedings ITB Sains dan Teknologi Vol.37 A No.2 2005, hal.171-186, 2005

The Characteristics of Optical Sensor System for Measuring Phytoplankton Concentration, Proceedings of The 8th International Conference on Quality in Research (QIR) , 2005, OL3-OIPD-03, hal. 1-5.

Dioda Laser sebagai Sumber Cahaya pada Sensor Optik untuk Mengukur Konsentrasi Phytoplankton, Jurnal Instrumentasi, Vol. 29, no.1, 2005, hal. 29-37.

Pengaruh Lampu Ruangan terhadap Distribusi Intensitas Pola Frinji Moire Hasil Pengurangan secara Komputerisasi, Prosiding SIPTEKGAN IX-2005, Vol. 2, LAPAN, Oktober 2005, hal. 699-704.

Two Light Sources Optical Sensor for the Measurement of Phytoplankton Concentration, The 2nd Indonesia Japan Joint Scientific Symposium 2006, 6-8 September 2006.

Containing Cyanobacterium Acaryochloris marina by Time- and Wavelength Sinle-Photon Counting Optical Methods in the Life Sciences, Proceedings SPIE, Vol. 6386, 2006


-end-
(Read more...)

Sunday, May 24, 2009

Indonesia di Olimpiade Fisika Internasional

Selama beberapa tahun belakangan, Indonesia tidak pernah absen dari medali emas Olimpiade Fisika Internasional (IPhO) maupun Olimpiade Fisika Asia (APhO). Prestasi-prestasi ini tentunya membuat bukan hanya dunia internasional yang melirik kepada Indonesia, tetapi masyarakat Indonesia sendiri pun memberi perhatian lebih kepada siswa-siswa berprestasi tersebut. Harapan bahwa bangsa ini akan menuju ke masa keemasan bukan lagi hanya mimpi, tetapi bayangannya telah tampak di depan mata. Dengan bibit-bibit unggul ini diharapkan Indonesia kelak dipimpin oleh pribadi-pribadi yang berkualitas baik segi intelektual dan psikis.

SEJARAH

Ide mengundang Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) untuk mengikuti turnamen yang paling berbobot dalam bidang sains ini berasal dari kelompok mahasiswa Fisika tingkat doktoral di College of William & Mary (Virginia Amerika Serikat) pada tahun 1992. Dua calon doktor Fisika (Yohanes Surya dan Agus Ananda) mengambil inisiatif untuk mengundang 5 pelajar terbaik SMA di Indonesia ke Virginia untuk ditraining selama 2 bulan penuh sebelum diterjunkan dalam Olimpiade Fisika Internasional ke-24 (IPhO) yang diadakan di kampus ini. "Koordinator IPhO, Prof. Hans Von Bayer mengijinkan kami untuk melakukannya. Kami juga menerima bantuan dari Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, tempat kuliah kami dahulu untuk mengadakan seleksi. Sekitar tujuh puluh lima pelajar ikut serta dalam tes seleksi ini, kebanyakan dari mereka berasal dari pulau Jawa", ujar Yohanes Surya.


Yayasan TOFI dibentuk pada tanggal 2 Juni 1995 oleh 4 orang pemuda: Yohanes Surya, Agus Ananda, Roy Sembel dan Joko Saputro. Saat ini Yohanes Surya menjabat sebagai koordinator pelaksana, Agus Ananda sebagai wakil dan Roy Sembel sebagai bendahara/humas. Sedangkan Joko Saputro kini menjabat sebagai koordinator Tim Olimpiade Komputer Indonesia. Yayasan ini berkedudukan di Kemang Melati 3 Blok L-11 Kemang Pratama 2 Bekasi 17116. Sebagai mitra pemerintah, Yayasan TOFI didirikan agar pembinaan TOFI dapat dikelola secara profesional sehingga setiap tahun diharapkan TOFI dapat menghasilkan prestasi yang baik dalam Olimpiade Fisika Internasional. Kegiatan yang dilakukan oleh Yayasan TOFI tidak hanya sebatas pembinaan siswa yang akan bertanding dalam Olimpiade Fisika Internasional saja, tetapi juga meningkatkan kemampuan dan wawasan para guru Fisika di Indonesia.

"Bekerja sama dengan Departemen Pendidikan, kami mengadakan selesi yang lebih menyebar, ke 27 propinsi di Indonesia. Diantara 1400 pelajar yang mengikuti selesi awal pada bulan Oktober. Hasilnya adalah dua puluh empat pelajar yang terpilih untuk menerima buku-buku dan bahan pelajaran untuk tahapan kualifikasi selanjutnya. Untuk kualifikasi, mereka diundang ke Jakarta. Hasil akhir adalah enam pelajar yang kami tempatkan di Puncak sebagai tempat pelatihan. Sepertinya mereka sangat menikmatinya. Cenderung terisolasinya lokasi juga membantu mereka, disamping ada yang menjadikannya untuk saat diet dengan hasil sekitar tiga kilogram. Setiap minggu mereka diberikan ujian selama lima hingga sepuluh jam. Hasil pada tahun 1995 sangat menggembirakan. Tim kita memboyong satu medali perak, satu medali perunggu dan tiga penghargaan dari IPhO di Australia."

PENCARIAN

Sejak mengikuti IPhO 1993 sampai IPhO 2007, perolehan medali TOFI telah berjumlah 13 emas, 12 perak, 23 perunggu, dan 15 honorable mention.

Perolehan nilai pelajar Indonesia di IPhO tidak berbeda jauh dari tahun-tahun sebelumnya tetapi persaingan kian mengetat dengan persiapan tim-tim yang juga semakin membaik. Buktinya, 37 emas terdistribusi kepada 22 negara di IPhO 2007. Batas bawah nilai untuk medali pun terus meningkat. Kalau untuk memperoleh emas di IPhO ke-37 cukup bernilai 37, maka di IPhO ke-38 ini harus bernilai 44. IPhO ke-38 di Isfahan, Iran, diikuti 73 negara dengan jumlah peserta 327 pelajar didampingi 135 leader dengan 86 observer dan17 visitor. Kelima pelajar TOFI merebut 1 emas atas nama Muhammad Firmansyah Kasim dengan nilai 45,7 disusul 3 perak (Rudi Handoko Tanin, Musawwadah Mukhtar, dan Yosua Michael Maranatha) serta 1 perunggu (David Halim).  

IPhO adalah pertandingan fisika antar-pelajar terbaik di dunia yang diselenggarakan sejak tahun 1967. Tiap negara hanya mengirim 5 pelajar terbaik. Peserta peringkat 6% terbaik meraih emas, 12% berikutnya perak, dan 18% berikutnya lagi perunggu.

Program TOFI hasil kerjasama Yayasan TOFI dengan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), didukung Kantor Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra), dan beberapa pihak swasta.

Prof Yohanes—begitu sapaannya—berobsesi membangun Indonesia dengan sains dan teknologi. Caranya, jumlah ilmuwan Indonesia harus mencapai critical mass dan masyarakat Indonesia berbasis sain dan teknologi. Untuk mencapai critical massa, semua alumni TOFI dan siswa-siswa berbakat fisika dikirim ke perguruan tinggi terbaik di luar negeri, sedangkan untuk mencapai masyarakat Indonesia berbasis sain dan teknologi, dikampanyekan pembelajaran fisika metode Gasing (GAmpang, aSyIk, menyenaNGkan) untuk semula kalangan masyarakat, terutama anak-anak.  

Perolehan emas IPhO untuk apa? Yohanes mengatakan, sebagai trigger (pemicu) untuk membangkitkan gairah pelajar Indonesia mempelajari fisika dan menumbuhkan rasa percaya diri mereka. “Sebelumnya, mereka tidak bangga karena Indonesia banyak jeleknya,” tambahnya.

“Setelah Indonesia juara dunia IPhO, anak-anak bangga menjadi orang Indonesia,” ia mengutip ucapan pelajar Indonesia yang mendalami fisika di perguruan tinggi terbaik di luar negeri. “Kalau saya mengirim siswa-siswa kita ke Amerika atau ke negara mana pun, saya tidak lagi merasa minder mereka akan gagal. Saya percaya mereka akan sukses.”

Pria berambut lurus ini memulai pemaparan dengan melontarkan sebuah pertanyaan: “Apakah kita bisa meraih Nobel?” Di hadapan anggota PAH III DPD, Yohanes selaku team leader memutar rekaman video suasana pembagian medali ketika Indonesia merebut 4 emas dan 1 perak IPhO di Singapura, 8 Juli 2006.

Meskipun jumlah medali emas Indonesia di bawah China, yang meraih 5 emas, namun peringkat juara pertama (the champion) berhasil digenggam tim Indonesia karena salah satu dari empat peraih emas Indonesia mencatat nilai tertinggi dalam ujian teori dan eksperimen. IPhO kali ini diikuti pelajar 384 dari 86 negara.

Jonathan Pradana Mailoa (SMA Kristen 1 Penabur Jakarta) meraih nilai tertinggi ujian teori dan eksperimen (29,7 dan 17,10), melebihi nilai pelajar dari China, Yang Suo Long, yang meraih 29,6 (teori) dan 16,45 (eksperimen). Jonathan tak hanya melampaui nilai pelajar China tetapi juga menang mutlak untuk teori dan eksperimen, sehingga berhak mendapat gelar the absolute winner.

Sebuah pencapaian langka untuk international event sekelas IPhO. “Kita sudah juara dunia, kita mengalahkan 85 negara. Kita sudah tunjukkan bahwa kita mampu,” ujarnya. Tapi di balik kemenangan itu, ia masih penasaran apakah hanya anak-anak kota yang mampu mengikuti kompetisi IPhO. “Saya waktu itu penasaran juga, ‘Apakah anak-anak kota yang mampu’. 

Yohanes mengakui, pelaksanaan program talent scouting (TS atau penelusuran bakat) masih belum bagus. Selama 13 tahun membina TOFI, Yohanes mengaku lebih banyak mengandalkan insting untuk mencari anak-anak ber-IQ (Intellectual Quotient) tinggi atau rendah, selain merujuk hasil tes IQ. “Ke depan, kita harus membuat program talent scouting yang lebih bagus lagi.”

Selama ini penjaringan anak-anak berbakat tergantung pemerintah daerah. Tidak hanya fisika, tapi juga bidang lain seperti matematika, biologi, kimia, komputer, dan astronomi. Umumnya, seleksi tingkat lokal dimulai dari kabupaten/kota berlanjut ke jenjang provinsi hingga nasional. Caranya, setiap sekolah mengirim wakil terbaiknya yang dijaring dari seleksi-seleksi tersebut.

Kalau saja pelaksanaan program talent scouting sudah terpola maka Indonesia akan mampu menyaingi China. “Delegasi China selalu ngomong, ‘Kami training 50 anak-anak yang terbaik, merem saja akan dapat 5 emas’. Kita kesulitan, kalau kami training 50 anak-anak, yang terpilih paling banyak 2 atau 3. Kalau semua bagus, kita bisa dapat 50 emas.”

Ia menyadari, anak-anak ber-IQ di atas 150 banyak tersebar di daerah-daerah. Ketika TOFI mengetes 451 anak di Kabupaten Toba Samosir saja, ditemukan enam anak ber-IQ tinggi. “Saya kaget, ternyata di daerah banyak sekali anak-anak yang IQ-nya tinggi. Kok nggak dipoles.”

Keadaan serupa juga ditemukan di Papua. Selagi mencari anak-anak di Papua, ia bertemu Andrey Sakharoon Awoitauw, siswa kelas 2 SMP di Pulau Kepala Burung---sebutan Papua. Andrey tak pintar, apalagi urusan berhitung. Ia kedodoran saat Yohanes menugaskan ia menjumlahkan 1/2 dengan 1/3. Jawabannya 1/5, jelas keliru. “Waktu saya interview pertama kali, pengetahuan matematikanya sangat rendah.”

“Tetapi waktu saya interview lebih lanjut, saya tertarik, (karena) ia mempunyai kemampuan dasar yang baik.” Yohanes menawari Andrey digembleng untuk persiapan Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang matematika. OSN adalah kompetisi para remaja khususnya siswa SMA berusia 12-19 tahun yang berbakat di bidang matematika, fisika, kimia, biologi, dan komputer. Di Universitas Pelita Harapan (UPH), Karawaci, Tangerang, inilah Andrey dan peserta TOFI lainnya digembleng pakar-pakar fisika bergelar master dan doktor.

Andrey bak bermetamorfosis: dari seorang gagap berhitung menjadi sosok brilian matematika. Ia meraih perak OSN di Pekanbaru, 23-29 Agustus 2004. Tapi, Yohanes, sang mentor, tak lantas menyanjungnya habis-habisan. Ia malah mengipas-ngipasi Andrey, “Kamu belum apa-apa. Kamu belum jadi nomor satu.” Yohanes berkali-kali mendengungkan kalimat sakti di telinganya. “Papua masih dianggap sebelah mata di negeri ini. Buktikan bahwa itu keliru. Kamulah yang akan membuktikannya, bukan orang lain. Ayo, raih medali emas.”

Berikutnya, ia menjadi peserta OSN di Jakarta, 4-9 September 2005, yang juga diikuti Ivan Kristanto, siswa SMPK 4 BPK Jakarta. Ivan peraih gelar The Best Overall dan The Best Theory Olimpiade Matematika dan Sains Internasional Tingkat Sekolah Dasar atau International Mathematics and Science Olympiad for Primary School di Jakarta, 14-19 November 2005. “Saya bilang, ‘Kalahkan dia (Ivan). Baru kamu hebat’,” Yohanes melanjutkan ceritanya.

Luar biasa, Andrey berhasil meraih emas matematika mengalahkan Ivan. Di ajang tersebut anak Papua itu membuktikan diri bukan underdog. “Anak Papua, yang menghitung 1/2 ditambah 1/3, jawabannya 1/5, bisa mengalahkan juara dunia dari Jakarta. Artinya apa? Indonesia punya potensi yang luar biasa. Sampai ke ujung-ujung pun banyak anak-anak berbakat.”

Yohanes mengakui kehebatan anak-anak daerah lainnya. Ia mencontohkan I Made Agus Wirawan, siswa SMUN 1 Bangli, Bali, memboyong emas IPhO di Padua, Italia, 19-26 Juli 1999, bersama peraih perak Ferdinand Wawolumaya (SMUK Aloysius Bandung), peraih perunggu Jerry Prawiharjo (SMUK St Albertus Malang) dan Landobasa Lumbantobing (SMU St Angela Bandung), serta Ma’muri (SMUN 1 Cirebon) yang meraih honorable mention (penghargaan khusus, di bawah perunggu).

Terakhir, Muhammad Firmansyah Kasim, siswa kelas 1 SMA Islam Athirah Makassar, mempersembahkan emas untuk Indonesia dari IPhO di Isfahan, Iran, 13-22 Juli 2007, bersama 3 perak yang diperoleh Rudi Handoko Tanin (SMA Sutomo 1 Medan), Musawwadah Mukhtar (SMAN 78 DKI Jakarta), dan Yosua Michael Maranatha (SMAN 3 Yogyakarta), serta 1 perunggu atas nama David Halim (SMA Xaverius Bandar Lampung). Selain emas IPhO, Muhammad Firmansyah Kasim juga beroleh emas APhO dan emas International Junior Science Olympiad.

Misalnya lagi, Jonathan Pradana Mailoa, meraih emas IPhO 2006, the absolute winner dan the best experiment IPhO 2006, serta the best ASIA Student; Pangus Ho, meraih emas IPhO 2006 dan the best experiment APhO 2007.

“Selama kita selalu ikut IPhO, yang menang medali (emas, perak, perunggu) dari Banda Aceh sampai Jayapura,” ulasnya. “Daerah-daerah di Indonesia banyak sekali berpotensi luar biasa.” Kenyataan itu membuktikan anak desa atau anak daerah tidak kalah pintar dibanding anak kota atau anak Jakarta. Jika anak desa atau anak daerah diberi kesempatan dan difasilitasi yang sama untuk belajar maka mereka akan mempunyai kemampuan yang sama, bahkan melebihi anak kota atau anak Jakarta.

“Cuma mereka belum dipoles.” Yohanes meyakini, jika anak-anak ber-IQ di atas 150 yang dijaring dari daerah-daerah dimasukkan ke kelas-kelas super mengikuti pembinaan intensif maka kemungkinan besar mereka akan meraih emas IPhO. TOFI mempersiapkan pelajar mewakili Indonesia di ajang APhO dan IPhO. Dari 30 besar peserta TOFI, dijaring 8-10 pelajar untuk mengikuti pembinaan intensif hingga keberangkatan ke APhO atau IPhO. Selama pembinaan intensif menuju APhO atau IPhO, mereka menjalani pelatihan teori dan pelatihan eksperimen. Di APhO maupun IPhO, yang diujikan ke peserta adalah ujian teori dan ujian eksperimen. Nilai hasil ujian teori ini dijumlahkan dengan nilai hasil ujian eksperimen untuk menentukan peraih medali.

HASIL

Berikut nama-nama yang telah berhasil mengukirkan nama Indonesia menjadi sejajar dengan nama-nama negara lain di dunia internasional di Olimpiade Fisika:

Nama Oki Gunawan
Sekolah SMUN 78, Jakarta
IPhO Perunggu (1993)
S1 Electrical Engineering - Nanyang Technological University, Singapore
S2 Electrical Engineering - Nanyang Technological University, Singapore
S3 Electrical Engineering - Princeton University, AS

Nama Agus Bani Abdillah
Sekolah SMUN 1, Yogyakarta
IPhO Perunggu (1995)
S1 Computer Science - Tokyo Institute of Technology, Jepang
S2 Communications and Integrated Systems

Nama Teguh Budimulia
Sekolah SMUK 1 BPK Penabur, Jakarta
IPhO Medali Perak (1995)
S1 Computer Engineering - Wisconsin University, AS
S2 Computer Engineering - Wisconsin University, AS

Nama Wahyu Setyawan
Sekolah SMUN 1 Surakarta, Jawa Tengah
IPhO Perunggu (1996)
S1 Teknik Elektro - Institut Teknologi Bandung, Indonesia
S2 Jurusan fisika - Florida State University, AS
S3 Computational Materials Science - Duke University, AS

Nama Boy Tanto
Sekolah SMUK Kalam Kudus P.Siantar, Sumatra Utara
IPhO Perunggu (1997)
S1 Physics - National University of Singapore, Singapore

Nama Endra Ennoly
Sekolah SMUN 78, Jakarta
FPhC Medali Emas (1997)
S1 Teknik Informatika - Universitas Bina Nusantara, Indonesia
S2 Teknik Informatika - Universitas Bina Nusantara, Indonesia

Nama Rizal Fajar Hariadi
Sekolah SMU Al-Azhar, Jakarta
FPhC Medali Emas (1997)
S1 Biochemistry- Washington State University, AS
S2 Applied Physics - California Institute of Technology

Nama Tony Tan
Sekolah SMU Sutomo 1, Medan
Propinsi Sumatera Utara
FPhC Medali Perak (1997)
S1 National University of Singapore, Singapore

Nama Wayan Gde Widiartha
Sekolah SMUN 1 Gianyar Bali
IPhO Perunggu (1997)
S1 Nanyang Technological University, Singapore

Nama Ferdinand Wawolumaya
Sekolah SMUK Aloysius, Bandung
IPhO Medali Perak (1999)
S1 Physics - National University of Singapore, Singapore

Nama I Made Agus Wirawan
Sekolah SMUN Bangli, Bali
IPhO Medali Emas (1999)
S1 California Institue of Technology; Fisika - Universitas Pelita Harapan, Indonesia

Nama Jerry Prawiharjo
Sekolah SMUK St.Albertus, Malang
IPhO Perunggu (1999)
S1 Fisika - Institut Teknologi Bandung, Indonesia

Nama Landobasa Lumbantobing
Sekolah SMU St. Angela, Bandung
IPhO Perunggu (1999)
S1 Electrical Engineering - Nanyang Technological University, Singapore

Nama Bahar Riand Passa
Sekolah SMU Taruna Nusantara, Jawa Tengah
IPhO Perunggu (2000)
S1 Electrical and Electronic Engineering -Nanyang Technological University, Singapore
S2 Financial Engineering - NTU & Carnegie Mellon University

Nama Bremana Adhi
Sekolah SMU Taruna Nusantara, Jawa Tengah
IPhO Perunggu (2000)
APhO Perunggu (2000)
S1 Electrical Engineering -Nanyang Technological University, Singapore

Nama Halim Kusumaatmaja
Sekolah SMUK 1, Jakarta
IPhO Perunggu (2000)
APhO Perunggu (2000)
S1 Fisika - Institut Teknologi Bandung, Indonesia (1 semester); Physics - Leicester Univeersity

Nama Yoga Dvipayana
Sekolah SMUN 4 Denpasar, Bali
IPhO Perunggu (2000)
S1 Electrical Engineering - Nanyang Technological University, Singapore

Nama Zainul Abidin
Sekolah SMUN Moncong, Makasar
APhO Medali Perak (2000)
S1 Fisika - Institut Teknologi Bandung, Indonesia
S2 Physics - College of William and Mary,  AS
S3 Physics - College of William and Mary, AS

Nama Abrar Yusra
Sekolah SMUN 2 Modal Bangsa, DI Aceh
APhO Perunggu (2001)
S1 Nanyang Technology University, Singapore

Nama Anthony Iman Hertanto
Sekolah SMU Pelita Harapan, Tangerang
IPhO Perunggu (2001)
S1 Mechanical Engineering - Toronto University, Jepang

Nama Frederick Petrus
Sekolah SMU Sutomo 1, Medan
IPhO Medali Perak (2001)
APhO Medali Perak (2001)
S1 Chemical Engineering - National University of Singapore, Singapore

Nama Imam Makhfudz
Sekolah SMUN 5, Surabaya
IPhO Perunggu (2001)
S1 Nanyang Technological University, Singapore

Nama Rezy Pradipta
Sekolah SMU Taruna Nusantara, Magelang
IPhO Medali Perak (2001)
APhO Medali Emas (2001)
Prestasi Lain The most creative solution of Theoretical Examination APhO 2001 Taiwan
S1 Physics-MIT
S2 Nuclear Science and Engineering-MIT
S3 Nuclear Science and Engineering-MIT

Nama Rizki Muhammad Ridwan
Sekolah SMUN 5, Bandung
IPhO Perunggu (2001)
S1 Nanyang Technological University, Singapore

Nama Agustinus Peter Sahanggamu
Sekolah SMUN 78, Jakarta
IPhO Medali Emas (2002)
APhO Medali Emas (2002)
Prestasi Lain The best Theoretical APhO 2002 Singapura
S1 Physics - Massachusetts Institute of Technology, AS

Nama Christopher S.A. Hendriks
Sekolah SMU Pelita Harapan, Tangerang
IPhO Medali Perak (2002)
APhO Perunggu (2002)
S1 Fisika - Universitas Pelita Harapan, Indonesia

Nama Evelyn Mintarno
Sekolah SMUK 1 Penabur, Jakarta
IPhO Perunggu (2002)
APhO Perunggu (2002)
S1 Stanford University

Nama Fajar Ardian
Sekolah SMU Insan Cendekia, Serpong
IPhO Medali Emas (2002)
APhO Perunggu (2002)
S1 Electrical Engineering - Nanyang Technological University, Singapore
S2 Electrical Engineering - Nanyang Technological University, Singapore
S3 Electrical Engineering - Nanyang Technological University, Singapore

Nama Rangga Perdana Budoyo
Sekolah SMU Taruna Nusantara Magelang
APhO Perunggu (2002)
S1 Wesleyan University, AS

Nama Widagdo Setiawan
Sekolah SMUN 1 Denpasar, Bali
IPhO Medali Emas (2002)
APhO Perunggu (2002)
S1 Aeronautical Engineering - Massachusetts Institute of Technology, AS

Nama Bernard Ricardo
Sekolah SMU Regina Pacis, Bogor
IPhO Medali Perak (2003)
APhO Medali Emas (2003)
S1 Electrical - Nanyang Technological University, Singapore
S2 Applied Physics - National University of Singapore, Singapore

Nama Hani Nurbiantoro Santosa
Sekolah SMU Sedes Sapientiae, Jawa Tengah
APhO Medali Emas (2003)
S1 Fisika - Institut Teknologi Bandung, Indonesia

Nama Rangga Perdana Budoyo
Sekolah SMU Taruna Nusantara, Magelang
IPhO Medali Perak (2003)
APhO Medali Emas (2003)
S1 Wesleyan University, AS

Nama Tri Wiyono Darsowyono
Sekolah SMUN 3 Yogyakarta
IPhO Perunggu (2003)
APhO Medali Emas (2003)
S1 Farmasi - Universitas Gajah Mada, Indonesia

Nama Widagdo Setiawan
Sekolah SMUN 1 Denpasar, Bali
IPhO Medali Emas (2003)
APhO Medali Emas (2003)
S1 Aeronautical Engineering - Massachusetts Institute of Technology, AS

Nama Yudistira Virgus
Sekolah SMU Xaverius 1, Palembang
IPhO Perunggu (2003 & 2004)
APhO Medali Emas (2003)
S1 Fisikia - Institut Teknologi Bandung, Indonesia

Nama Andika Putra
Sekolah SMU 1 Sutomo, Medan
IPhO Perunggu (2004)
S1 Fisika - Institut Teknologi Bandung, Indonesia

Nama Ardiansyah
Sekolah SMU Plus, Riau
IPhO Perunggu (2004)
S1 Teknik Mesin - Institut Teknologi Bandung, Indonesia

Nama Edbert Jarvis Sie
Sekolah SMUK 1 Penabur, Jakarta
IPhO Medali Perak (2004)
Prestasi Lain Peringkat 1 NTU, peraih medali emas Lee Kuan Yew
S1 Physics - Nanyang Technological University, Singapore

Nama Ali Sucipto T
Sekolah SMU Xaverius I, Palembang
IPhO Medali Emas (2005)
APhO Medali Emas (2005)
S1 Physics - Nanyang Technological University, Singapore

Nama Andika Putra
Sekolah SMU 1 Sutomo, Medan
IPhO Medali Emas (2005)
APhO Medali Emas (2005)
S1 Fisika - Institut Teknologi Bandung, Indonesia

Nama Ario Prabowo
Sekolah SMA Taruna Nusantara, Jawa Tengah
IPhO Perunggu (2005)
APhO Perunggu (2005)

Nama Michael Adrian
Sekolah SMA Regina Pacis, Bogor
IPhO Perunggu (2005)
APhO Medali Emas (2005)
S1 Physics - Nanyang Technological University, Singapore

Nama Purnawirman
Sekolah SMUN 1, Pekanbaru
IPhO Perunggu (2005)
APhO Medali Emas (2005)
S1 Physics - Nanyang Technological University, Singapore

Nama Thomas Alfa Edison
Sekolah SMUN 3 Bandung
APhO Perunggu (2005)
S1 Institut Teknologi Bandung, Indonesia

Nama Yongky Utama
Sekolah SMU Dian Harapan, Banten
APhO Medali Perak (2005)
S1 Physics - Hong Kong University of Science and Technology, Hong Kong

Nama Andy Octavian Latief
Sekolah SMAN 1, Pamengkasan
IPhO Medali Emas (2006)
APhO Perunggu (2006)
S1 Fisika - Universitas Indonesia, Indonesia

Nama Irwan Ade Putra
Sekolah SMAN 1, Pekanbaru
IPhO Medali Emas (2006)
APhO Medali Emas (2006)
S1 Physics - Nanyang Technological University, Singapore

Nama Jonathan Pradana Mailoa
Sekolah SMAK 1 BPK Penabur, Jakarta
IPhO Medali Emas (2006)
APhO Medali Perak (2006)
Prestasi Lain Absolute Winner IPhO 2006, Singapura; The best Experiment IPhO 2006, Singapura; The best ASIA Student
S1 Masschusetts Institute of Technology, AS

Nama Muhammad Firmansyah Kasim
Sekolah SMA Islam Athirah, Makassar
IPhO Medali Perak (2006), Medali Emas (2007)
APhO Medali Perunggu (2006), Medali Emas (2007)
Prestasi Lain Medali Emas, International Junior Science Olympiad 2nd; Medali Perunggu, Asian Physics Olympiad 7th; Medali Perak, International Physics Olympiad 37th

Nama Pangus Ho
Sekolah SMAK 3 BPK Penabur, Jakarta
IPhO Medali Emas (2006)
APhO Medali Emas (2006)
Prestasi Lain The best experiment APhO 2007 Kazhakstan
S1 Masschusetts Institute of Technology, AS

NamaRudy Handoko Tanin
Sekolah
SMA Sutomo 1, Medan
Propinsi
Sumatera Utara
IPhO
Medali Perak (2007)
APhO
Medali Perunggu (2006), Medali Emas (2007)

Nama Adam Badra Cahaya
Sekolah SMAN 1, Jember
APhO Perunggu (2007)

Nama Ari Prasetyo
Sekolah SMAN 1, Sukoharjo
APhO Medali Perak (2007)

Nama David Halim
Sekolah SMA Xaverius, Bandar Lampung
IPhO Perunggu (2007)
APhO Medali Perak (2007)
Prestasi Lain Medali Emas, Olimpiade Sains Nasional 2004; Medali Emas, International Junior Science Olympiad 2005

Nama Indra Purnama
Sekolah SMA Taruna Nusantara, Magelang
APhO Perunggu (2007)
S1 Physics - Nanyang Technological University, Singapore

Nama Ivan Gozali
Sekolah SMA Kanisius, Jakarta
APhO Medali Perak (2007)
Prestasi Lain Medali Emas&Absolute Winner OSN Fisika 2005

Nama Musawwadah Mukhtar
Sekolah SMAN 78, Jakarta
IPhO Medali Perak (2007)
APhO Medali Perak (2007)

Nama Ridwan Salim Sanad (Tim B)
Sekolah SMAN 4 Denpasar, Bali
APhO Perunggu (2007)
S1 Physics - Nanyang Technological University, Singapore

Nama Yosua Michael Maranatha
Sekolah SMAN 3, Yogyakarta
IPhO Medali Perak (2007)
APhO Perunggu (2007)
Prestasi Lain Medali emas IJSO 2nd; Absolute Winner IJSO 2nd

Nama Adam Badra Cahaya
Sekolah
SMAN 1, Jember
IPhO
Medali Perak (2008)
APhO
Medali Emas (2008)
Prestasi Lain
Medali Perunggu APhO 8 Shanghai-Cina 2007

Nama Kevin Winata
Sekolah SMAK 1 BPK Penabur, Jakarta
IPhO Medali Emas (2008)
APhO Medali Emas (2008)
Prestasi Lain Medali Emas OSN 2007

Nama Rudy Handoko Tanin
Sekolah SMA Sutomo 1, Medan
IPhO Medali Emas (2008)
APhO Medali Emas (2008)
Prestasi Lain Medali Emas APhO 8 Shanghai - Cina 2007 * Medali Perak IPhO 38 Isfahan - Iran 2007

Nama Thomas Aquinas N. Budi
Sekolah SMAN 78, Jakarta
IPhO Medali Perak (2008)
APhO Medali Perak (2008)
Prestasi Lain Medali Perak OSN 2007

Nama Tyas Kokasih
Sekolah SMA Taruna Nusantara, Magelang
IPhO Perunggu (2008)
APhO Perunggu (2008)

Nama Andri Pradana
Sekolah SMAK 1 BPK Penabur, Jakarta
APhO Medali Perak (2009)
Prestasi Lain Perunggu OSN 2007 Surabaya

Nama Brigitta Septriani
Sekolah SMA Santo Petrus, Pontianak
APhO Perunggu (2009)
Prestasi Lain Perak OSN 2008 Makassar

Nama Dzuhri Radityo Utomo
Sekolah SMAN 1, Yogyakarta
APhO Medali Emas (2009)
Prestasi Lain Emas OSN 2008 Makassar

Nama Fernaldo R W
Sekolah SMAK Gading, Serpong
APhO Medali Perak (2009)
Prestasi Lain Medali emas IJSO 2006 Brazil

Nama Muhammad Shahibul Maromi
Sekolah SMAN 1, Pamekasan
APhO Perunggu (2009)
Prestasi Lain Perunggu OSN 2008 Makassar

Nama Paul Zakharia Fajar Hanakata
Sekolah SMAN 1 Denpasar, Bali
APhO Medali Perak (2009)
Prestasi Lain Emas OSN 2008 Makassar

Nama Sandoko Kosen
Sekolah SMA Sutomo 1, Medan
APhO Medali Perak (2009)
Prestasi Lain Perak OSN 2008 Makassar

Nama Winson Tanputraman
Sekolah SMAK 1 BPK Penabur, Jakarta
APhO Medali Emas (2009)
Prestasi Lain The best Experiment APhO X

*IPhO = International Physics Olympiad; APhO = Asian Physics Olympiad; OSN= Olimpiade Sains Nasional
*Tidak mengikutsertakan nama-nama penerima Honorable Mention


-end-

(Read more...)